Penularan Flu Singapura atau HFMD Berpotensi Meluas di Momen Mudik Lebaran

Peningkatan kasus flu Singapura membawa kekhawatiran tersendiri mengingat masyarakat Indonesia segera memasuki momen mudik lebaran.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Apr 2024, 19:03 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2024, 17:00 WIB
Penularan Flu Singapura atau HFMD Berpotensi Meluas di Momen Mudik Lebaran
Menurut dokter spesialis anak Edi Hartoyo, mudik lebaran memang memiliki potensi untuk mempermudah penularan HFMD, pertemuan daring IDAI, Selasa (2/4/2024). Foto: Tangkapan layar zoom IDAI.

Liputan6.com, Jakarta - Flu Singapura atau Hand, Foot, Mouth disease (HFMD) mengalami peningkatan kasus di Indonesia akhir-akhir ini.

Peningkatan kasus membawa kekhawatiran tersendiri mengingat masyarakat Indonesia segera memasuki momen mudik lebaran untuk merayakan Idul Fitri 1445 H.

Menurut dokter spesialis anak Edi Hartoyo, mudik lebaran memang memiliki potensi untuk mempermudah penularan HFMD.

“Kalau soal berpotensi memperluas (penularan), bisa iya. Apalagi kalau kita menggunakan sarana transportasi umum,” kata Edi dalam temu media secara daring bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (2/4/2024).

Penularan yang semakin luas dapat dipicu ketidaksadaran orangtua bahwa anaknya tengah mengidap HFMD.

“Karena ini penyakitnya ringan, orangtua enggak sadar bahwa dia kena virus akhirnya pulang naik bus, kumpul dengan orang banyak. Maka risiko untuk memperluas (penyebaran) bisa iya.”

Maka dari itu, Edi membagikan kiat agar anak-anak tidak tertular dan menularkan HFMD selama mudik dan perayaan Idul Fitri.

“Karena HFMD ini penularannya lewat droplet, lewat kontak, jadi kalau anak-anak menunjukkan ada ciri-ciri seperti lesi di mulut, telapak tangan, telapak kaki, kadang di badan, maka sebaiknya diisolasi.”

Isolasi Tak Harus Sampai Dua Minggu

Isolasi pada anak tidak berarti anak dikurung di kamar saja, tapi anak memang tidak keluar rumah dulu dalam lima hingga tujuh hari.

“Kalau sudah lima sampai tujuh hari dia sudah tidak menular lagi. Jangan sampai dua minggu, enggak lah. Kalau dua minggu terlalu lama, kasihan.”

Selain isolasi, cara lain menjaga anak agar tidak tertular dan menularkan virus penyebab HFMD adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya.

“Yang kedua adalah dengan menaikkan daya tahan tubuh anak kita. Apa caranya? Suruh istirahat yang cukup, nutrisi yang baik, suruh banyak minum.”

Naiknya daya tahan tubuh akan mampu menghalau virus yang masuk ke tubuh anak, apapun jenisnya.

Hindari Kontak dengan Pasien HFMD

Cara ketiga yang sudah pasti harus dilakukan agar anak tak tertular flu Singapura adalah menghindari kontak dengan pengidap HFMD.

“Yang ketiga, hindari kontak dengan penderita flu Singapur. Untuk bapak dan ibu yang kira-kira anaknya menunjukkan gejala tadi ya sudah suruh di rumah dulu deh jangan main sama temannya agar tidak menular.”

“Tunggu, masa penularannya kan tiga sampai lima hari, tidak terlalu lama kok, setelah itu tidak akan menular lagi.”

Perbedaan Flu Singapura dengan Cacar Air

Edi juga menjelaskan, flu Singapura berbeda dengan cacar air. Dari segi lesi atau lenting, lesi pada flu Singapura dapat hilang sendiri karena tidak sampai ke lapisan kulit yang dalam.

Sementara, lesi cacar air cenderung lebih dalam sehingga dapat berbekas dan lebih sulit dihilangkan.

Perbedaan kedua, virus penyebab flu Singapura tidak menyebabkan kekebalan. Beda dengan virus penyebab cacar air yang membentuk kekebalan pada tubuh. Makanya, cacar air jarang terjadi lagi di masa depan karena tubuh sudah kebal.

“Artinya, flu Singapura kalau musim ini kena, musim depan bisa kena lagi kalau dia kontak. Jadi tidak ada kekebalan untuk HFMD ini, masih bisa kena,” jelas Edi.

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya