Kasus Demam Berdarah Dengue Ngegas Terus, 76 Ribu Orang Kena DBD dengan 540 Kematian

Hingga pekan ke-16 tahun 2024, Kemenkes mengungkapkan ada 76 ribu kasus DBD dengan angka kematian 540

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Mei 2024, 18:43 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2024, 14:00 WIB
Angka DBD Meningkat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkap ada kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2024. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia terus mengalami kenaikan. Pada pekan ke-16 tahun 2024 sudah ada 76.132 orang yang sakit akibat virus dengue. Padahal pekan ke-15 angkanya masih di 62.001.

Bila dibandingkan pekan yang sama pada 2023, memang terjadi kenaikan signifikan kasus DBD di Tanah Air. Lebih dari tiga kali lipat kenaikan kasus DBD pada pekan yang sama di tahun 2023 ada 25.050.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI yang dibagikan pada 25 April 2024, berikut lima kabupaten dan kota kasus tertinggi tahun 2024:

  1. Kabupaten Tangerang 2.540 kasus
  2. Kota Bandung 1.741 kasus
  3. Kota Bogor 1.547 kasus
  4. Kabupaten Bandung Barat 1.422 kasus
  5. Kabupaten Lebak 1.326 kasus

Kasus Kematian DBD 2024

Baru pekan ke-16 di tahun 2024, angka kematian akibat DBD di Tanah Air sudah mencapai 540. Pada pekan yang sama tahun lalu angka kematian yang tercatat 180.

Berikut lima kabupate/kota dengan angka kematian DBD tertinggi Tahun 2024:

  1. Kabupaten Bandung 25 kematian
  2. Kabupaten Jepara 21 kematian
  3. Kabupaten Subang 18 kematian
  4. Kabupaten Kendal 16 kematian
  5. Kota Bekasi 15 Kematian

DBD merupakan penyakit akibat virus dengue yang ditularkan lewat vektor nyamuk Aedes aegypti. Terdapat empat stereotip virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.

 

PB IDI Prediksi Kasus DBD Terus Naik Hingga Juni 2024

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi tingkat kelembapan udara tinggi. Hal ini mempercepat perkembangan vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) yakni nyamuk Aedes aegypti.

“Maka musim pancaroba ini menjadi musim yang sangat diinginkan oleh nyamuk dengue, sehingga potensi untuk peningkatan kasus DBD akan sangat tinggi," kata Adib.

"Dasar penyakit ini juga tidak terlepas dari iklim dan cuaca yang ada. Sehingga sampai sekitar bulan Juni akan ada potensi kenaikan kasus DBD, sehingga masyarakat perlu berhati-hati,” kata Adib kepada media saat konferensi pers di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2024.

Kenali Gejala DBD

Dokter spesialis anak konsultan RSUP Dr. Sardjito yang juga Diagnostic Team Leader World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Eggi Arguni mengatakan bahwa ada penting untuk mengetahui gejala DBD. 

“Pada anak yang symptomatic atau menunjukkan gejala, kita harus mencurigai virus dengue terutama ketika terdapat demam tinggi yang mendadak dan sifatnya kontinu atau terus-menerus. Ketika mereka diberikan obat penurun panas, biasanya panas tidak akan turun di bawah 38 derajat CelSius. Gejala lainnya yaitu disertai tanda-tanda mual, muntah, badan yang lemas, bintik-bintik perdarahan di kulit, serta anak yang tidak terlihat ceria,” ucap Eggi mengutip laman UGM. 

Menurut Eggi, orang dewasa juga harus sadar perbedaan respons dari gejala yang timbul pada dirinya dan anak-anak. Ketika orang dewasa dapat mengeluhkan nyeri sendi dan otot, anak-anak tidak karena mereka belum memiliki kemampuan untuk dapat mengkomunikasikan sakit yang dirasakan.

Sifat seperti lebih rewel, tidak nafsu makan dan minum, dan muntah dapat menjadi pertanda bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja sehingga harus segera dibawa ke puskesmas terdekat.

“Pada spektrum infeksi dengue yang lebih berat, disaat jumlah trombositnya sudah rendah, anak dapat mengalami mimisan atau gusi yang berdarah ketika sikat gigi,” tambahnya. 

Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya