Bikin Tekanan Batin, IDAI Minta Relawan Bencana Tak Minta Anak Menceritakan Pengalaman

Relawan bencana dimbau tidak meminta anak untuk menceritakan pengalaman menyelamatkan diri saat bencana.

oleh Tim Health diperbarui 28 Apr 2024, 11:34 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2024, 11:00 WIB
FOTO: Kondisi Anak-Anak Pengungsi Gunung Merapi di Hari Anak Sedunia
Mengingat-ingat kenangan saat bencana erjadi bisa membuat tekanan batin pada anak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kurniawan Taufiq Kadafi mengimbau agar relawan bencana tidak meminta anak untuk menceritakan pengalaman saat bencana terjadi. Hal itu bisa membangkitkan kenangan sang anak akan hal yang tidak menyenangkan.

"Padahal, melakukan recall (membangkitkan kenangan) seperti itu menjadi tekanan batin buat anak," katanya dalam acara bedah buku "Panduan Penanggulangan Bencana" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Kerap terjadi anak ditanyai berulang kali oleh orang yang berbeda. Mulai dari relawan bencana hingga wartawan tentang pengalaman anak selamat dari bencana.

Kurniawan menekankan hal tersebut dapat menyebabkan gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) seperti mengutip Antara.

Lebih baik, relawan fokus dengan tugasnya untuk membantu para korban bencana, baik secara moril maupun material.

Relawan Perhatikan Kebutuhan Anak

Di kesempatan yang sama, Kurniawan meminta para relawan bencana alam untuk memperhatikan serta kebutuhan anak-anak yang menjadi korban. Kebutuhan anak-anak perlu diperhatikan dalam misi kemanusiaan tersebut karena terdapat banyak kemungkinan kasus yang berkaitan dengan anak saat bencana alam.

"Pada sepekan awal sesudah bencana, biasanya terdapat masalah anak dengan fase kritis, baik trauma (luka) akibat tertimpa kayu atau tembok," katanya.

Korban anak, membutuhkan penanganan khusus, karena luka yang ditimbulkan bisa jadi tidak hanya luka fisik, namun juga luka psikis.

Relawan Bencana Harus Tahu Cara Penanganan Kesehatan

Kurniawan juga mengatakan bahwa seorang relawan harus mengerti dan memahami cara menangani permasalahan kesehatan. Di mana kerap terjadi anak korban bencana mengalami diare, pendarahan, bahkan kemungkinan ada ibu melahirkan di tenda pengungsian.

"Sebagai relawan, harus mampu bagaimana menolong bayi yang baru lahir dan juga transportasinya," ujarnya.

Relawan Harus Punya Kemampuan Dasar Bertahan Hidup

Mengingat tugas berat relawan, Kurniawan juga meminta agar para relawan yang diterjunkan agar siap dengan kemampuan dasar bertahan hidup, serta memenuhi peralatan pribadi agar tidak menjadi hambatan relawan lainnya dalam misi kemanusiaan.

Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang menekankan pentingnya masyarakat untuk memiliki sikap siap siaga dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana alam.

"Memiliki kesiapan untuk selamat perlu diupayakan masyarakat dengan membangun sense of safety atau sense of defence di tengah kelompok masyarakat," kata Muhadjir.

Infografis Journal Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia
Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya