3 Kelompok Masyarakat Ini Rentan Alami Masalah Kesehatan Saat Cuaca Panas

Paparan panas yang berkepanjangan pada orang yang rentan juga bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti jantung, ginjal, serta otak.

oleh Tim Health diperbarui 07 Mei 2024, 11:09 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 11:09 WIB
Cuaca Panas Melanda DKI Jakarta
Melansir laman bmkg.go.id, cuaca Jakarta dan Kepulauan Seribu di pagi hari cerah berawan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca panas bisa memberi dampak kesehatan serius pada kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, serta anak-anak. Dokter spesialis penyakit dalam RSUPN Cipto Mangunkusumo dr Faisal Parlindungan Sp.PD mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan kondisi dehidrasi.

Menurut Fasial, dehidrasi ditandai dengan sejumlah gejala.

"Dehidrasi ditandai dengan rasa haus, kulit terasa kering dan panas, keringat berlebih, pucat, rasa berdebar atau jantung berdetak lebih cepat, keram pada kaki atau perut, urine sedikit dan berwarna pekat yang jika tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi seperti syok hipovolemik," kata Faisal pada Jumat (3/5), dilansir ANTARA.

Cuaca panas, kata Faisal, juga bisa menyebabkan heatstroke atau serangan panas pada kelompok rentan. Dia menjelaskan, heatstroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat Celsius.

Adapun gejala heatstroke meliputi kebingungan, kejang, dan kehilangan kesadaran.

Paparan panas yang berkepanjangan pada orang yang rentan juga bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti jantung, ginjal, serta otak.

Pada lansia, kemampuan tubuh dalam mengatur suhu internal akan menurun seiring bertambahnya usia. Lansia dengan komorbid seperti jantung, diabetes dan ginjal juga bisa memperburuk efek dehidrasi dan panas.

Sementara pada ibu hamil yang memiliki komplikasi kehamilan, harus mencukupi kebutuhan cairan agar tidak dehidrasi.

“Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, lebih rentan terhadap efek panas. Ibu hamil memiliki kebutuhan cairan yang lebih banyak untuk mendukung perkembangan janin dan volume darah yang meningkat dan agar tidak dehidrasi,” katanya.

 

Cuaca Panas Bisa Berdampak pada Kesehatan Anak

 

Cuaca panas yang ekstrem, kata Faisal, bisa berdampak pula pada kesehatan anak-anak. Ini karena anak-anak punya rasio permukaan tubh terhadap berat badan yang lebih besar dibandingkan orang dewasa sehingga mereka lebih mudah kehilangan cairan akibat cuaca panas dan mengalami dehidrasi.

Anak dengan penyakit kronis seperti asma juga rentan terhadap efek panas maupun cucaca yang kurang baik.

 

Bijak Konsumsi Kafein Saat Cuaca Panas

Faisal jga mengingatkan, orang yang berisiko tinggi dehidrasi seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi kopi, terutama ketika cuaca panas.

“Kopi dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan. Dehidrasi akibat kopi mungkin tidak terasa langsung, karena efek diuretiknya lebih halus dibandingkan dehidrasi dari diare atau muntah,” jelas Faisal.

Guna mencegah dehidrasi, disarankan minum air minimal 8 gelas atau dua liter per hari. Bisa dibarengi pula dengan konsumsi bua dan sayur seperti semangka, melon, bayam dan mentimun untuk memenuhi cairan tubuh.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya