Modal Sosial Seperti Asuransi Kesehatan hingga Jaminan Kematian Jadi Cara Hadapi Hari Tua dengan Lebih Siap

Kesadaran peran social capital (modal sosial) perlu ditingkatkan untuk saling mengingatkan pentingnya persiapan untuk hari tua.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Agu 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 06:00 WIB
Modal Sosial Seperti Asuransi Kesehatan hingga Jaminan Kematian Jadi Cara Hadapi Hari Tua dengan Lebih Siap
Modal Sosial Seperti Asuransi Kesehatan hingga Jaminan Kematian Jadi Cara Hadapi Hari Tua dengan Lebih Siap. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan literasi tentang persiapan masa tua sering kali terbentur dengan budaya yang tumbuh di masyarakat bahwa kewajiban anak adalah mengurus orangtua.

Anak kerap dianggap sebagai investasi, di mana ketika mereka tumbuh dewasa maka uang yang dihasilkan perlu kembali ke orangtua.

Namun, keadaan ekonomi setiap anak tentu berbeda. Tak sedikit anak yang mengalami kondisi ekonomi yang buruk sehingga mereka tak mampu meng-cover kebutuhan orangtua di masa tuanya. Di sisi lain, anak juga memiliki tanggungan sendiri yakni anak-anak dan pasangan mereka.

“Karena itu, kesadaran peran social capital (modal sosial) perlu ditingkatkan untuk saling mengingatkan pentingnya persiapan untuk hari tua. Social capital juga penting untuk penetrasi peningkatan kesadaran investasi masyarakat pada industri asuransi,” kata akademisi Yurita Puji dalam forum Sunbelt International Network for Social Network Analysis 2024 di Edinburgh, UK, 24-30 Juni 2024. 

Dalam ajang tersebut, Yurita mempresentasikan jurnalnya yang berjudul Social Capital in Insurance Organizations in Indonesia, Case Study of the High Number of Retiress.

Menurutnya, banyak orang yang masih ragu untuk memanfaatkan asuransi sebagai salah satu modal bagi perencanaan finansial.

Hal ini karena asuransi dapat digunakan untuk menghadapi risiko finansial yang bisa saja terjadi di masa depan, dan hal itu sudah terbukti.

“Untuk itu, peran asuransi untuk ekonomi masyarakat dan perekonomian nasional mesti terus dioptimalkan,” ujarnya.

Siapkan Masa Tua dari Sisi Kesehatan hingga Asuransi Kematian

Yurita Puji
Akademisi Yurita Puji soal Modal Sosial Seperti Asuransi Kesehatan hingga Jaminan Kematian Jadi Cara Hadapi Hari Tua dengan Lebih Siap. Foto: Dok. Pribadi.

Yurita Puji yang dikenal sebagai dosen di berbagai universitas swasta di Jakarta, menjelaskan mengenai pentingnya memperkuat kapital sosial di masyarakat. Tujuannya, saling mendukung dan mengedukasi lingkungan soal pentingnya mempersiapkan hari tua baik untuk meng-cover kesehatan, pemenuhan kebutuhan setelah pensiun, bahkan cover asuransi kematian.

“Jumlah penduduk lanjut usia ini sangat memengaruhi perekonomian negara. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, asuransi menjadi salah satu solusi untuk membangun perekonomian di masa depan.”

“Seseorang dengan risiko pasca pensiun sebaiknya memiliki asuransi pada dirinya, agar kesejahteraannya dapat tetap terjaga,” jelasnya.

Asuransi Dinilai sebagai Cara Menciptakan Keberlanjutan

Yurita Puji
Akademisi Yurita Puji soal Modal Sosial Seperti Asuransi Kesehatan hingga Jaminan Kematian Jadi Cara Hadapi Hari Tua dengan Lebih Siap. Foto: Dok. Pribadi.

Yurita juga menyadari, asuransi merupakan salah satu cara untuk menciptakan keberlanjutan.

Program perlindungan terhadap masyarakat, menurutnya sangat penting untuk menciptakan kemandirian sebagai individu dalam menafkahi dirinya sendiri.

“Kemandirian individu dalam masyarakat akan mampu memberikan kontribusi terhadap tercapainya kesejahteraan,” ujarnya.

Indonesia Masuki Fase Aging Population

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Indonesia saat ini sedang memasuki fase aging population.

Artinya, proporsi penduduk lanjut usia (lansia) semakin meningkat. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia pada 2023, hampir 12 persen atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia masuk kategori lansia.

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono, jumlah lansia di Indonesia akan terus meningkat hingga 2045. Diperkirakan, Indonesia akan memiliki 20 persen atau sekitar 50 juta jiwa lansia.

Dengan meningkatnya jumlah populasi lansia tersebut, Indonesia perlu berupaya menjaga kesehatan lansia agar mereka tetap sehat, aktif, dan bahagia. Salah satu upaya tersebut dengan melakukan skrining kesehatan.

“Skrining kesehatan tersebut harus yang dilakukan secara maksimal, yaitu didukung oleh pengetahuan medis yang lebih baik,” kata Dante di Jakarta mengutip Sehat Negeriku, Rabu (7/8/2024).

INFOGRAFIS JOURNAL: Lansia di Indonesia Diperkirakan Capai 20 persen dari Jumlah Keseluruhan pada 2045
INFOGRAFIS JOURNAL: Lansia di Indonesia Diperkirakan Capai 20 persen dari Jumlah Keseluruhan pada 2045 (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya