Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar menjadi Kepala BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia) di Istana Negara Jakarta pada Senin, 19 Agustus 2024.
Seusai dilantik menjadi Kepala BPOM, pria asal Makassar itu memiliki tujuan utama untuk meningkatkan status BPOM ke tingkat global lewat pengalamannya sebagai diaspora. Dengan peningkatan kualitas dan reputasi BPOM yang baik maka dapat membawa lembaga itu bersaing di pasar internasional.
Baca Juga
Lalu, memastikan bahwa produk-produk yang disetujui oleh BPOM diterima secara global. Sehingga bisa mendukung ekspor Indonesia.
Advertisement
Lalu, pria yang pernah menempuh Magister Biomedik di bidang Farmakologi Universitas Indonesia itu menyoroti pentingnya inovasi dalam proses regulasi obat dan makanan. Inovasi penting untuk untuk meningkatkan efisiensi dan mengikuti perkembangan teknologi.
Selain itu, Taruna mengatakan percepatan pengesahan obat -- khususnya yang sudah terbukti di negara lain -- harus diterapkan tanpa mengabaikan standar yang ada.
"Hal ini penting karena laporan masyarakat menunjukkan adanya keterlambatan dalam pengesahan obat, meskipun obat tersebut sudah melalui uji coba di luar negeri," kata Taruna mengutip Antara.
.
Dorong Perkembangan Teknologi Pangan
Taruna menyebutkan perkembangan teknologi seperti engineering genetik telah membawa inovasi besar, seperti produksi daging dari sel. Maka dari itu, BPOM perlu menyesuaikan regulasi dan standar untuk produk-produk inovatif ini.
Selain itu Taruna menekankan potensi produk lokal, seperti jamu herbal Indonesia yang kaya akan bahan alami seperti kunyit untuk dikembangkan lebih lanjut.
Advertisement
Soal Ketergantungan Bahan Baku Impor, Ini Kata Taruna Ikrar
Taruna Ikrar juga mengetahui bahwa Indonesia memiliki ketergantungan pada bahan baku impor untuk obat yang mencapai 94 persen.
Menurutnya, perlu ada langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan ini dan menurunkan biaya obat.
Siapa Taruna Ikrar Kepala BPOM yang Baru?
Taruna Ikrar adalah anak kelima dari 10 bersaudara. Ia lahir di Makassar pada 15 April 1969.
Taruna Ikrar adalah seorang dokter, peneliti dan pengajar. Ia mendalami ilmu farmakologi, jantung, saraf yang juga pemegang paten metode pemetaan otak manusia.
Taruna juga menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin di Makassar. Kemudian melanjutkan pendidikan master bidang Farmakologi di Universitas Indonesia.
Taruna juga mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Jepang untuk meneruskan pendidikan spesialis penyakit jantung di Universitas Niigata, Jepang. Serta menempuh program post-doctoral di bidang Neurosains di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat.
Taruna Ikrar sempat dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Malahayati Lampung pada 11 Februari 2023. Namun, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mencabut gelar tersebut lewat Surat Keputusan Mendikbudristek.
Pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar tertuang dalam Keputusan Mendikbudristek (Kepmendikbudristek) No 48674/M/07/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen tertanggal 30 Agustus 2023. Pencabutan lantaran tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Terkait pencabutan tersebut, Taruna mengatakan ada yang tidak sinkron secara administrasi.
Advertisement