Sulit Lepas dari Jerat Gorengan dan Keripik, Kenapa Sih? Ahli Gizi Ungkap 5 Penyebabnya

Gorengan dan keripik adalah dua makanan paling teratas yang kerap jadi camilan. Padahal ada opsi camilan sehat lainnya tapi kenapa sulit ya keluar dari camilan tinggi garam, gula dan lemak ya?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Agu 2024, 18:09 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2024, 17:00 WIB
Pasar Takjil Benhil Masih Jadi Primadona Warga Berburu Penganan Berbuka Puasa
Berburu gorengan seperti bakwan dan tahu goreng. Jadi camilan kesukaan banyak orang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Saat berbicara soal camilan, gorengan dan keripik kerap menjadi dua makanan teratas yang disebutkan oleh masyarakat.

Sebenarnya, masyarakat sudah tahu bahwa gorengan dan keripik bukanlah makanan yang sehat tapi banyak yang mengaku sulit melepaskan dua makanan yang tinggi galak alias garam, gula dan lemak itu.

"Kita terbiasa bahwa camilan itu seperti jajanan seperti gorengan ya. Sudah tahu tidak sehat tapi baliknya beli gorengan lagi, keripik, dan makanan proses lainnya," kata ahli gizi lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Vania.

Menurut Vania, paling tidak ada lima alasan yang membuat sebagian orang sulit lepas dari camilan tidak sehat seperti gorengan dan keripik yang kerap ditemui di pasaran.

1. Mudah Diakses

"Makanan-makanan tersebut tuh ada dimana-mana, mau di supermarket ada, lalu di pinggir jalan ada," kata Vania.

Hal itu membuat masyarakat jadi mudah untuk membeli makanan tinggi garam, gula dan lemak tersebut.

2. Murah

Banyak makanan yang kerap dijadikan camilan itu memiliki harga yang terjangkau bahkan murah. Sehingga bagi banyak orang tidak perlu pikir ulang untuk membelinya.

3. Rasa Enak

Tidak dimungkiri bahwa gorengan dan keripik itu memang enak, kata Vania. Namun, bila dilihat dari nutrition facts yang ada di kemasan itu tinggi garam, gula dan lemak lho. Lalu, meski tidak ada tulisan nutrition facts gorengan apalagi yang digoreng berulang tinggi lemak.

"Processed food tinggi garam, gula dan lemak, makan makanan ini sedikit saja atau dalam jumlah moderasi udah tinggi tuh (sudah tinggi garam, gula dan lemak yang masuk ke tubuh). Padahal enggak bikin kenyang," tutur Vania.

 

4. "Addicting"

"Di sini saya pakai tanda kutip ya karena tidak ada penelitian yang mengatakan begitu, tapi memang rasa enak itu membuat ingin makan lagi dan lagi ya camilan seperti gorengan dan keripik itu," kata Vania ditemui di Jakarta Pusat pada 20 Agustus 2024.

5. Comfort Food

Selain gorengan dan keripik, boba dan minuman manis lainnya kerap dikonsumsi dengan alasan emosional di baliknya. Kadang sebagai reward saat memiliki hasil yang baik atau dikonsumsi saat sedih atau lelah agar kembali bersemangat.

Bagaimana agar Lebih Memilih Makanan Sehat?

Ahli Gizi Vania Berbagi Informasi soal Manfaat Apel untuk Tubuh
Ahli Gizi Vania Berbagi Informasi soal Manfaat Apel untuk Tubuh

Vania menyadari bahwa untuk mendapatkan makanan sehat sebagai camilan sehat tidak semudah membeli gorengan atau keripik. Belum lagi harga makanan sehat lebih mahal dan rasa satu dengan yang lain belum tentu sama.

"Misalnya saat beli buah belum tentu antara yang satu dengan yang lain sama-sama manis," katanya.

Namun, agar tubuh lebih sehat maka penting untuk menanamkan ke pikiran bahwa perlu mencari makanan sehat sebagai camilan. "Coba untuk switch cari camilan yang sehat," katanya.

Contoh Snacking atau Camilan Sehat

Contoh snackingan, kata Vania, enggak cuma sayur-sayuran saja. Bisa kacang-kacangan dan buah-buahan kesukaan.

"Cari buah-buahan yang kita suka, supaya bisa kita ada subtitusi," saran Vania.

Apel, Salah Satu Camilan Sehat

Apel jadi camilan? Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan tubuh.
Apel jadi camilan? Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan tubuh. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6.com)

Vania mengatakan salah satu buah yang kerap direkomendasikan untuk menjadi camilan adalah apel.

Buah satu ini termasuk rendah kalori karena dalam satu buah apel ukuran sedang mengandung 95 kalori saja.

Lalu, apel termasuk buah dengan indeks glikemik rendah sehingga tidak memicu lonjakan insulin.

"Serat apel juga lumayan ya sekitar 4,4 gram, memang secara angka enggak tinggi, tapi bila dibandingkan dengan produk instan ya angka ini termasuk tinggi apalagi ini kan whole food ya," tuturnya.

Selain itu, apel juga kaya potasium yang bisa mencegah kram dan konstipasi.

Ada Apel yang Sudah Dikemas dan Dicuci, Bisa Langsung Dimakan

South East Asia Market Manager Rockit Apple, Stephanie Widyowati.
South East Asia Market Manager Rockit Apple, Stephanie Widyowati berbicara tentang hasil panen terbaru Apel Rockit dari Selandia Baru. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6.com)

Produsen apel asal Selandia Baru, Rockit mengeluarkan apel edisi mungil yang sudah dibersihkan dan dikemas dalam tube untuk menjaga kebersihan dan kesegaran. Sehingga, bisa langsung dimasukkan ke dalam tas untuk jadi bekal serta langsung dimakan.

"Pada sat di pack itu kan ada proses pre-wash ya, lalu apel ini no wax, jadi aman," kata South East Asia Market Manager Rockit Apple, Stephanie Widyowati.

"Lalu, apel Rockit sudah dimasukkan dalam tube sehingga kalau masuk ke dalam tas tidak akan bonyok kena pulpen maupun barang-barang yang ada di tas," lanjutnya.

Mengenai ukuran yang kecil, Stephanie mengatakan itu pas untuk anak-anak ya. Jadi bisa langsung habis satu apel. Sementara untuk orang dewasa, apel ini bisa dikombinasikan dengan camilan lain misalnya satu apel Rockit dengan kacang-kacangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya