Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional, Menkes Budi Gunadi Dorong Produksi Vaksin Dalam Negeri

Menkes Budi Gunadi Sadikin berpendapat, berbagai program penelitian dan pengembangan berbagai jenis vaksin sangat penting untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional.

oleh Tim Health diperbarui 12 Sep 2024, 13:16 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 12:54 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)
Ilustrasi vaksin (unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, perlu berbagai jenis vaksin guna mendukung ketahanan kesehatan nasional. Menurutnya hal ini berdasarkan belajar dari pengalaman para peneliti Universitas Airlangga yang berhasil menciptakan vaksin Merah Putih. Pendapat tersebut disampaikannya ketika meresmikan fasilitas produksi vaksin Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, Rabu, 11 September 2024.

"Saya kagum sekali bahwa Unair bisa membuat vaksin. Sejak itu, kita menyadari bahwa vaksin ini penting dan enggak boleh hanya satu. Ketahanan kesehatan kita, kalau satu, itu akan kurang,” ujar Menkes.

Perubahan iklim yang terjadi saat ini, kata Menkes Budi, memungkinkan pula terjadinya perubahan pola transmisi patogen seperti jamur, bakteri serta virus dari hewan ke manusia. Oleh karena itu diperlukan penelitian dari pengembanggan vaksin guna mengantisipasi kemungkinan pandemi yang disebabkan oleh transmisi patogen.

“Biotis dikaruniai kemampuan untuk memahami mengenai patogen-patogen yang ada di hewan. Itu adalah competitive advantages, jadi sudah tahu patogen apa yang ada di hewan. Sehingga, nanti kalau patogennya loncat ke manusia, bikin vaksin seharusnya bisa lebih bagus,” kata Menkes dalam acara tersebut.

Berbagai program penelitian dan pengembangan berbagai jenis vaksin sangat penting untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional, imbuhnya. Untuk itu, pemerintah melalui berbagai program terus mendorong agar penelitian terkait vaksin senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terkini.

“Nah, research capabilities ini harus di-utilizing all the latest technology. Sehingga, keahlian dan kompetensi para ahli virus bisa lebih banyak di Indonesia. Sehingga, kalau nanti ada pandemi baru, kita bisa lebih siap memproduksi.” 

 

 

Perkembangan Pengobatan Kanker Jadi Contoh

Terkait perkembangan penelitian di bidang kesehatan, Menkes mencontohkan perkembangan pengobatan kanker dan terapi onkologi, kemoterapi, radioterapi, hingga imunoterapi. Menurutnya, metode imunoterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker merupakan salah satu hal yang patut diteliti oleh para peneliti dan industri vaksin untuk mengembangkan vaksin kanker di masa depan.

“Jadi, kalau Biotis nanti bisa berkembang menggunakan platform ini, bukan hanya untuk melawan patogen, tapi juga melawan kanker, maka Biotis bisa menjadi game changer. Dengan kompetensi yang ada, yang di-build dari sekarang,” ujar Menkes Budi.

 

 

 

 

Kemandirian Produksi Vaksin Penting untuk Wujudkan Indonesia Sehat dan Mandiri

Dia menegaskan, guna mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan mandiri, perlu kemandirian dalam produksi vaksin. Kemenkes telah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan memandirian industri di Indonesia sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Kebijakan ini meliputi pemberian insentif dan regulasi yang mendukung produksi obat-obatan dan vaksin dalam negeri.

Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkomitmen akan terus membantu dan mengawal proses sertifikasi vaksin produksi dalam negeri hingga mencapai tingkat internasional, sementara perusahaan vaksin juga perlu berkomitmen untuk memenuhi standar kualifikasi yang diperlukan.Diantaranya dengan memenuhi sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan mengejar standar Pre-Qualification yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Tugas kita membantu dan membina industri farmasi dalam negeri karena ini produksinya juga dari putra Indonesia. Investasinya juga dari sini,” kata Menkes Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya