Kemenkes: Makin Banyak Orang Usia Muda Kena Penyakit Jantung

Kemenkes RI mengungkap alasan di balik banyaknya usia muda yang mengidap penyakit jantung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 23 Sep 2024, 16:53 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2024, 12:45 WIB
Terjadi Pergeseran Usia Pengidap Penyakit Jantung, Kemenkes Ungkap Alasannya
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi soal penyakit jantung (23/9/2024). Foto: Tangkapan layar Zoom Kemenkes RI.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi mengatakan ada pergeseran usia pengidap penyakit jantung.

“Penyakit jantung ini mulai banyak pada usia-usia yang muda yang kita tahu sebenarnya risikonya jauh lebih rendah,” kata Nadia dalam temu media secara daring, Senin (23/9/2024).

Nadia pun mengungkap alasan di balik banyaknya usia muda yang mengidap penyakit jantung.

“Kita ketahui kenapa terjadi pergeseran usia pada orang-orang yang mengidap penyakit jantung ini karena adanya perubahan gaya hidup. Pastinya gaya hidup yang tidak sehat, kurangnya aktivitas, merokok, tak ada bedanya rokok konvensional maupun fave itu sama meningkatkan risiko penyakit jantung,” jelasnya.

Di samping itu, pola makan yang tidak sehat turut meningkatkan risiko penyakit jantung. Terutama pada mereka yang telah mengalami obesitas, hipertensi, diabetes melitus.

“Ini yang menyebabkan orang mengalami penyakit jantung koroner. Dan 50 persen orang yang memiliki masalah jantung koroner mengalami henti jantung mendadak,” jelas Nadia.

Beberapa perilaku utama yang dapat meningkatkan angka penyakit jantung pada usia muda adalah:

  • Merokok
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Kurang makan buah dan sayur.

“Pola makannya cenderung membuat hiperkolesterol, gangguan kolesterol, kandungan gula garam dan lemak (GGL) yang tinggi juga meningkatkan faktor risiko penyakit jantung.”

Bagaimana Cara Cegah Penyakit Jantung?

Nadia mengingatkan, penyakit jantung adalah penyakit tidak menular yang membutuhkan proses lama untuk diidap.

“Penyakit tidak menular itu bukan terjadi karena penularan dari virus, bakteri atau lainnya tapi lebih pada tiga hal yakni faktor genetik, lingkungan, dan perilaku.”

“Jadi jantung ini sangat-sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku. Untuk mengontrolnya, pastikan konsumsi gula garam lemak sesuai dengan standar tidak berlebihan. Diet yang sehat dengan Isi Piringku,” saran Nadia.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari konsumsi rokok dan alkohol. Jika faktor risiko ini dikendalikan, lanjut Nadia, maka masyarakat dapat terhindar dari penyakit jantung.

2 Benteng Pertahanan Diri dari Penyakit Jantung

Lebih lanjut, Nadia mengatakan ada dua benteng pertahanan diri dari risiko penyakit jantung. Pertama adalah hindari faktor risiko dan kedua kelola penyakit penyerta.

“Kalau terlanjur faktor risikonya terlewat sehingga muncul penyakit seperti hipertensi, diabetes, atau lainnya, di tahap ini pun kita masih bisa mencegah supaya tidak berdampak pada penyakit yang lebih berat. Yaitu dengan mengendalikan penyakit-penyakit tadi,” ucapnya.

Dengan menghindari faktor risiko dan mengelola penyakit penyerta, maka masyarakat bisa turut menekan biaya pengobatan.

Seperti diketahui, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di dunia selama 20 tahun belakangan. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai hingga 18,6 juta setiap tahunnya.

Angka kematian tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 20,5 juta pada tahun 2020 dan 24,2 juta pada 2030.

Pada 2022 hingga 2023 kasus penyakit jantung juga mengalami peningkatan. Ini membuat biaya pengobatan juga meningkat.

“Biaya untuk penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung adalah pembiayaan terbesar dalam skema jaminan kesehatan nasional.”

Peringati Hari Jantung Sedunia 2024

Edukasi soal penyakit jantung ini disampaikan dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh setiap 29 September. Hari ini diperingati untuk kembali mengingatkan masyarakat terhadap upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga diri dari penyakit jantung.

Nadia menerangkan, Hari Jantung Sedunia 2024 mengangkat tema “Use Heart for Action”.

“Tema nasionalnya adalah ‘Ayo Bergerak untuk Sehatkan Jantungmu’ ini tujuannya memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat untuk mengenal tentang pentingnya kesehatan jantung dengan upaya deteksi dini, mengelola faktor risiko, dan mengelola penyakit komorbid yang bisa menjadikan kita terkena penyakit jantung,” ujarnya.

Infografis Serangan Jantung
Infografis serangan jantung (Source: Kementerian Kesehatan RI)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya