Jumlah FK di Indonesia Bertambah, AIPKI: Kualitas Dokter yang Lulus jadi Tantangan

Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) mengatakan bahwa kualitas dokter menjadi tantangan di tengah meningkatnya jumlah FK.

oleh Tim Health diperbarui 13 Okt 2024, 10:17 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 10:00 WIB
Peduli Kesehatan Anak, Lifeboy dan Halodoc Berkolaborasi Hadirkan Layanan Konsultasi Dokter Gratis
Ilustrasi dokter (Copyright foto: Unsplash.com/ National Cancer Institute)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Bud Santoso mengatakan saat ini terdapat 117 fakultas kedokteran (FK). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan pada 2022 yang hanya ada 92. Terkait itu, Budi menilai penting untuk memperhatikan kualitas dokter yang lulus.

“Apa yang kita pertanyakan? Adalah bagaimana kualitas yang diproduksi oleh fakultas kedokteran baru, harus sama dengan fakultas-fakultas kedokteran yang lebih awal. Itu adalah tuntutannya,” kata Budi dalam sambutannya saat membuka Pertemuan Ilmiah dan Mukernas XIV PDUI di Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2024. 

Fakultas kedokteran yang baru berdiri harus mampu menghasilkan lulusan dengan kualitas yang sama dengan FK yang sudah lama berdiri. Sehingga lulusan dokter yang dihasilkan memiliki standar kompetensi minimal yang bisa memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat di Indonesia.

Hal itu, Budi sampaikan lantaran banyak mahasiswa kedokteran yang tidak lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Alhasil harus mengulang hingga beberapa kali.

Untuk diketahui pada Februari 2024, mahasiswa yang tidak lulus UKMPPD untuk uji teori berjumlah sekitar 1.300 orang dari total peserta sekitar 4.200 orang.

“Retaker (mahasiswa yang mengulang ujian) yang terbanyak sekarang ada yang sampai 34 kali. Kalau satu tahun itu ada empat kali UKMPPD, maka dia ujian tidak lulus itu 8,5 tahun. Sebuah kenyataan bahwa ini adalah kondisi sebagian adik-adik kita, sebagian mahasiswa kedokteran kita yang tidak lulus UKMPPD sampai 34 kali,” kata Budi mengutip Antara.

Joki UKMPPD

Budi juga mengingatkan pada 2023 ditemukan kasus perjokian dalam UKMPPD di beberapa daerah. Menurutnya, kasus tersebut telah dilaporkan ke Bareskrim Polri untuk ditindaklanjuti lewat jalur hukum.

“Bagaimana kompetensi dokter-dokter tersebut bisa dipertanggungjawabkan, memberikan pelayanan kepada masyarakat, keselamatan masyarakat, kalau yang bersangkutan lulus dengan menggunakan joki. Tugas kita adalah menjadikan adik-adik kita, mahasiswa-mahasiswa kedokteran kita lulus secara terhormat dan bermartabat. Inilah tugas yang tentu tidak ringan,” kata dia.

 

Pilih Mahasiswa yang Mampu Secara Akademik

Tak sampai di situ, Budi juga mengingatkan pentingnya proses seleksi penerimaan mahasiswa kedokteran yang benar-benar jujur dengan mendahulukan calon mahasiswa yang memang memiliki kemampuan akademik.

Calon mahasiswa yang akan mengenyam pendidikan di fakultas kedokteran juga harus benar-benar didasarkan atas panggilan hati nuraninya, bukan karena paksaan orang tua.

“Oleh karena itu, proses penerimaan ini sangat penting. Kalau penerimaan ini prosesnya sudah baik, penerimaan ini sudah benar, maka proses pendidikannya itu akan lancar, dosen-dosennya pun akan mengajar dengan mudah, mereka akan lulus langsung. Saya yakin, UKMPPD dia pun juga akan nanti lancar,” kata Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya