Liputan6.com, Jakarta - Stroke, kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, biasanya dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, stroke juga dapat menyerang usia muda, bahkan sebelum usia 45 tahun. Penyebabnya pun berbeda dengan stroke pada lansia.Â
Internist Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD, membagikan pengalamannya dalam menangani kasus stroke di usia muda dan mengungkap berbagai faktor pemicunya.
Advertisement
Baca Juga
Kasus Stroke di Usia Muda: Peringatan Serius
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya, dr. Decsa menceritakan pengalaman mengenai seorang pria berumur 32 tahun, seorang buruh yang menjadi tulang punggung keluarga dengan tiga anak, yang mengalami stroke akibat tekanan darah tinggi yang tidak ditangani.
Advertisement
Mirisnya, pasien sebenarnya sudah mengetahui bahwa dia memiliki tekanan darah tinggi, tetapi mengabaikannya hingga berujung pada kondisi yang lebih serius.
Kasus serupa juga terjadi pada seorang wanita berumur 29 tahun yang mengalami stroke dan kehilangan pekerjaannya akibat kondisi kesehatannya yang memburuk. Hal ini menunjukkan bahwa stroke di usia muda bukanlah sesuatu yang langka lagi, terutama dengan perubahan gaya hidup modern yang semakin tidak sehat.
Â
ÂÂÂView this post on Instagram
Apa Saja Faktor Penyebab Stroke di Usia Muda?
Menurut dr. Decsa, ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko stroke pada usia muda:
1. Hipertensi yang Tidak Terkontrol
Tekanan darah tinggi menjadi faktor risiko utama stroke. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan kondisi ini, meskipun sudah mengetahui bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi. Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak dan memicu stroke.
2. Konsumsi Garam dan Gula Berlebih
Pola makan tinggi garam dan gula berkontribusi besar terhadap meningkatnya risiko hipertensi dan diabetes, yang keduanya merupakan faktor pemicu stroke. Makanan olahan, junk food, dan minuman manis menjadi penyebab utama yang sering diabaikan.
"Dan, ini bukan hal aneh lagi, karena usia muda sekarang rentan banget dari perubahan gaya hidup. Makan tinggi garam dan gula," katanya.
3. Faktor Genetik
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi, diabetes, atau gangguan kardiovaskular, maka risiko terkena stroke di usia muda menjadi lebih besar. Faktor genetik ini semakin berbahaya jika dikombinasikan dengan gaya hidup yang tidak sehat.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan penyakit metabolik lainnya yang berkontribusi terhadap stroke. Olahraga yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan pembuluh darah dan jantung.
5. Kurangnya Waktu Istirahat
Kualitas tidur yang buruk juga menjadi faktor risiko stroke. Kurang tidur dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan inflamasi dalam tubuh, dan memperburuk kondisi metabolik yang berujung pada meningkatnya risiko stroke.
Â
Advertisement
Bagaimana Cara Mencegah Stroke di Usia Muda?
Meskipun beberapa faktor risiko stroke bersifat genetik, banyak faktor lainnya dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup. Menerapkan gaya hidup sehat sangat penting untuk mengurangi risiko stroke di usia muda. Berikut beberapa langkah pencegahan:
- Hindari Merokok: Merokok adalah faktor risiko utama berbagai penyakit, termasuk stroke. Berhenti merokok adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan.
- Batasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah. Konsumsi alkohol secukupnya atau hindari sama sekali.
- Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang, kaya buah, sayur, dan serat. Batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan garam.
- Aktif Bergerak: Lakukan olahraga teratur minimal 30 menit setiap hari. Olahraga membantu menjaga berat badan ideal, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung.
- Kelola Stres: Stres dapat meningkatkan tekanan darah. Cari cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam.
- Pantau Kesehatan: Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dini faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
“Kurang olahraga, pola makan tinggi lemak dan gula, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol di kalangan usia muda. Ini yang membuat kecenderungan usia muda lebih banyak (stroke) pada akhir-akhir ini," kata Dokter Spesialis Saraf, Dodik Tugasworo, dalam sebuah diskusi media pada Oktober 2024.
Selain itu, tingkat stres juga berperan besar. Menurut Dodik, iklim kompetisi yang tinggi pada usia muda dapat memicu gangguan tidur, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stroke.
Apakah Penyakit Stroke Bisa Kambuh Lagi?
Dodik menegaskan bahwa sekali seseorang terkena stroke, bukan berarti dia tidak akan mengalaminya lagi. Oleh karena itu, pencegahan stroke kedua atau secondary stroke prevention menjadi sangat penting.
"Jangan sampai terkena stroke kedua. Pencegahan stroke sekunder itu sangat penting. Jika terkena stroke kedua, untuk kembali pulih dari disabilitas akan lebih sulit," katanya.
Dia juga mengingatkan agar pasien yang telah sembuh dari stroke pertama tidak merasa bebas hingga melupakan upaya pencegahan. Sebab, stroke bisa menyerang berulang jika tidak dicegah dengan baik. Bahkan, stroke bisa datang untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya pada pasien yang sama.
"Jika sudah mengalami serangan stroke pertama, jaga kondisi dengan baik agar tidak terkena stroke kedua, apalagi ketiga atau keempat. Semakin sering terkena serangan, semakin sulit untuk pulih dari disabilitas,"Â pungkasnya.
Dodik juga menambahkan bahwa faktor medis lain yang meningkatkan risiko stroke pada usia muda meliputi penyakit genetik, hipertensi, diabetes, dislipidemia, serta kegemukan.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)