Di Awal Kehamilan, Pastikan Wanita Bebas Hepatitis

Kurangnya kesadaran wanita yang memeriksakan saat awal kehamilan membuat penderita Hepatitis di Indonesia tinggi.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jul 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2013, 12:00 WIB
hamil-hipertensi-130707b.jpg
Banyaknya bayi yang diimunisasi ternyata masih kurang bisa mengurangi tingginya angka penderita hepatitis di Indonesia. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran wanita yang seharusnya memeriksakan hepatitis pada saat awal kehamilan.

Menurut anggota Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Rino A. Gani, MD, PhD, masalah hepatitis di Indonesia yang paling rawan ada pada wanita hamil.

"Wanita hamil itu rawan menularkan virus hepatitis ke anaknya. Seharusnya ia memeriksakan kondisinya sejak awal kehamilan," jelas Roni saat jumpa media terkait hepatitis di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Jumat (13/7/2013).

Roni berpendapat bahwa Hepatitis B ada pada anak karena ia masuk melalui jalan lahir ibunya. Maka itu dianjurkan agar wanita melakukan pemeriksaan hepatitis. Lebih awal lebih baik.

Prevalensi pengidap hepatitis B di Indonesia, menurut data Kementrian Kesehatan mencapai delapan persen. Jumlah ini setara dengan 25 juta jiwa yang mengidap hepatitis B dan C, 12 juta jiwa berkembang menjadi kronis dan 1.250.000 jiwa berlanjut menjadi sirosis (radang hati).

Pada kelompok usia 1-4 tahun, sekitar 7,32 persen penderita hepatitis tahun 2007.

(Fit/Mel)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya