[VIDEO 2] Arti Keperawanan di Zaman Modern

Zaman semakin modern dan keperawanan di mata pria mempunyai tanggapan yang berbeda-beda.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Agu 2013, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2013, 07:00 WIB
perawanan-130731b.jpg
Pria kerap menginginkan seorang wanita yang masih perawan untuk menjadi pendamping hidupnya. Namun, zaman semakin modern dan kehidupan seksual di usia remaja semakin bebas. Selain itu, bukan hal yang mudah bagi pria untuk membuktikan kalau si gadis masih perawan.

Seperti apa tanggapan pria soal keperawanan? Berikut penuturan sejumlah orang kepada Liputan6.com:

1. DIKI RISNANDAR, MARRIED, 34 Tahun

Diki Risnandar merupakan sosok pria yang dikenal santun oleh teman-teman kantornya. Diki pun memiliki jawabannya sendiri mengenai, apakah perempuan yang layak jadi istri harus perawan?

Menurut Diki, seorang perempuan yang layak menjadi istri tidak harus selalu perawan. Karena, bisa saja wanita itu pernah menikah, lalu berpisah dengan pasangannya terdahulu. Jadi, lihat dulu kondisinya seperti apa.

"Enggak harus perawan sih, bisa jadi dia janda. Mungkin dia punya history. Tapi, kita lihat pada saat dia existing sekarang," ujar Diki.

Tapi, kembali lagi ke kepercayaan masing-masing. Bagi Diki, bila dilihat dari anjuran agama, maka ia memilih perempuan yang masih perawan. "Kita harus lihat existing dia sekarang, jangan historynya. Itu nggak penting," tambahnya.

Kalaulah Diki adalah seorang perjaka yang melihat calon istri yang tidak perawan lagi, maka ia akan melihat semangatnya.

"Apakah ia indin berubah. Kalau oke berlanjut, tapi kalau setengah-setengah saya belum tentu terima," ujarnya.

Diki menambahkan, apabila ada seorang perempuan yang sudah tidak perawan akan menikah, ada baiknya untuk jujur. Itu dilakukan, agar pernikahan dan hidup berumahtangga ke depannya berjalan mulus.

Lantas, apakah dulu pada saat menikah Diki melihat istrinya berdarah ketika berhubungan seks untuk pertama kalinya? Apakah ia memercayai seorang perawan akan berdarah pada saat melakukannya?

"Kalau yang saya alami berdarah. Cuma, seandainya tidak berdarah, mungkin itu bukan salah satu pembuktian. Kalau dia nggak perawan, sebaiknya jujur. Kalau gadis dan tidak berdarah, sebaiknya dibicarakan," pungkasnya.

2. MERIS, SINGLE, 30 TAHUN

Bagi wanita bertubuh mungil ini, perempuan yang layak menjadi seorang istri tidaklah harus perawan terlebih dulu.

Menurut Meris,  kalaupun ada seorang pria yang mengetahui calon istrinya sudah tidak perawan, tak baik baginya untuk mengurungkan niat untuk mempersunting perempuan tersebut. Karena bagi Meris, seorang perempuan bisa saja tidka perawan karena hal lain

"Ya, tergantung calon suaminya. Kalau calon suaminya itu menerima, kenapa nggak? Karena kan, keperawanan itu hilang bukan hanya karena hubungan intim. Tapi, bisa juga hal lain,"

Lantas, bagaimana seorang Meris memandang perempuan yang sudah tidak perawan? Haruskah perempuan itu jujur, kalau dia sudah tidak perawan? "Jujur nggak jujur sih, ya. Seharusnya jujur, biar calon suaminya siap dengan kondisi calon istrinya seperti apa," tambahnya.

Meris yang notabenenya belum menikah, apakah memercayai, kalau seorang perawan yang menikah dan melakukan hubungan seks di malam pertamanya akan mengeluarkan darah. Dengan tegas, ia pun menjawab tidak.

"Karena berdarah itu, karena kita nggak siap melakukan hubungan intim. Sehingga, untuk perempuan jadi tegang, jadi berdarah. Bukan karena hubungan intim itu," tutupnya.

3. ADHI MAULANA, SINGLE, 26 TAHUN

Melihat kondisi zaman seperti sekarang ini, tak menjadi kriteria tersendiri bagi pemuda yang satu ini. Menurutnya, perempuan yang harus dijadikan istri, tidak harus selalu perawan.

"Sesuai dengan kondisi masa kini, ya. Kayaknya nggak perlu. Nggak jadi hal yang baku. Perawan boleh, nggak perawan ya sudah," ujarnya.

Begitupun kalau kelak Adhi akan menikah. Bila tahu calon istrinya sudah tak perawan lagi, bukan menjadi beban tersendiri untuknya, yang membuat Adhi membatalkan pernikahan itu. Sekalipun, perempuan itu adalah perempuan nakal di masa lalu.

"Nggak terlalu penting, sih. Jadi, nggak papa," katanya. "Saya juga lelaki nakal," tambah Adhi.

Ya, semua itu dilakukan Adhi, melihat kondisi zaman sekarang. Perawan tidak perawan, nggak menjadi tolak ukur baginya. "Kan kalau pacaran yang dicintai orangnya, bukan perawannya," terang Adhi.

Apakah Adhi merupakan sosok pria yang percaya, kalau kelak menikah dengan seorang perawan, pasangannya itu akan berdarah pada saat melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya? Dengan tegas Adhi menjawab, tidak.

"Enggak, soalnya gw pernah baca beberapa artikel, nggak harus berdarah juga," tutupnya.

4. DESIKA, SINGLE, 27 TAHUN

Untuk urusan yang satu ini, Desika Pemita memiliki jawabannya sendiri. Baginya, penting untuk wanita perawan sebelum akhirnya menikah.

"Bagi wanita itu penting. Maksudnya, sebelum menikah perawan itu penting," ucapnya tegas.

Tapi, kalaulah ada seorang perempuan yang sudah tidak perawan akan menikah dengan pasangannya, itu tergantung pribadi masing-masing dari pasangannya. Apakah lanjut atau berhenti, karena tahu pasangan sudah tidak perawan.

"Enggak juga, ya. Tergantung individu masing-masing sih, masalah perawan atau nggak. Itu urusan pribadi juga. Nggak mungkin itu pribadi banget," tambahnya.

Untuk mengakui ke pasangan apabila seorang perempuan sudah tidak perawan lagi, Desika menilai semua itu tergantung dari situasi yang ada. Tapi, alangkah baiknya untuk berterus terang.

"Tergantung situasi sih. Jujur saja. Tapi, beberapa ada yang menyembunyikannya," terangnya.

Desika yang sampai hari ini masih belum resmi dipersunting oleh kekasihnya, merasa nggak terlalu mempercayai, seorang perempuan akan berdarah ketika melakukan hubungan seks pada saat malam pertamanya," tutupnya.

5. NATASHA FARANI, SINGLE, 22 TAHUN

Natasha yang baru saja menamatkan pendidikannya di salah satu Universitas Swasta di Jakarta, mengatakan, pada saat perempuan menikah, bisa saja pernikahan yang dilakukannya kini adalah pernikahan yang kesekian kali.

Jadi, Natasha beranggapan, seorang perempuan harus perawan dulu untuk layak menjadi seorang istri.

"Ya, itu tergantung awalnya sih. Memang harus perawan. Cuma, perjalanan perempuan itu bagaimana? Kalau dulunya cerai dan jadi istri orang lain kan, berarti sudah nggak perawan lagi. Tapi, untuk awal harus perawan, sih," katanya malu-malu.

Menurut Natasha, jahat rasanya apabila ada seorang pria yang meninggalkan seorang perempuan, karena tahu pasangannya itu sudah tak perawan lagi. "Itu sih, parah banget, ya. Kayak habis manis sepah dibuang," jawabnya greget.

Apabila ada seorang perempuan yang sudah tidak perawan lagi, dan ingin menjalin hubungan yang serius dengan pasangannya yang sekarang, Natasha menyarankan untuk perempuan itu jujur dari awal.

"Harus. Karena mending tahu di awal, daripada tahu di akhir," katanya.

Kalaupun perempuan itu adalah perempuan nakal dulunya, ada baiknya untuk diomongin secara baik-baik. Siapa tahu perempuan itu bisa berubah.

"Kalau dia bisa berubah lebih baik, kenapa enggak. Kita maafin, terus buka lembaran baru," terang wanita berhijab ini.

Lantas, apakah Natasha merupakan sosok perempuan yang percaya, kalau seorang perawan akan beradarah ketika malam pertama tiba?

Dengan malu-malu, dia pun menjawab, "Ya, percaya. Ya, memang iya kan, ya?"

(Adt/Mel)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya