dr. Johanes Purwoto, si Spesialis Diabetes

Sampai hari ini pun, kasus diabetes di Indonesia tak pernah berkurang, Johanes memutuskan untuk mengambil spesialis penyakit dalam diabetes.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 01 Agu 2013, 14:01 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2013, 14:01 WIB
dr-johanes130801b.jpg

Indonesia merupakan negara keempat di dunia, dengan penderita diabetes terbanyak. Sampai hari ini pun, kasus diabetes di Indonesia tak pernah berkurang. Karena alasan yang kuat itu, membuat dr. Johanes Purwoto, Sp.PD, KEMD, memutuskan untuk mengambil spesialis penyakit dalam, konsultan edokrin metabolisme diabetes.

"Angka itu dari tahun ke tahun semakin banyak. Semua ini karena efek dari modernisasi dan gaya hidup orang kita, yang masih berkiblat pada kehidupan barat," kata dr. Johanes, saat diwawancarai Liputan6.com, yang ditulis Rabu (31/7/2013)

Bukan karena itu saja yang membuat dr Johanes mengambil spesialis diabetes. Menurutnya, endokrin merupakan bidang yang menarik untuk dipelajarinya lebih dalam, dan kelak akan diterapkan kepada pasien yang datang kepadanya.

"Dalam bidang ini, tantangannya itu banyak sekali. Itu yang membuat saya untuk mendalami ilmu ini," tambahnya.

Setiap tahun, pria kelahiran 1 Juni 1969 ini memprediksi, penyandang diabetes di Indonesia akan terus bertambah, apabila banyak di antaranya yang tidak mengubah gaya hidupnya.

Selain gaya hidup yang masih berkiblat ke barat, faktor genetik ternyata turut memengaruhi seseorang dapat menyandang diabetes. "Faktor genetik orang kita itu kuat. Untuk orang Asia, faktor genetiknya sangat kuat. Khususnya bila dibandingkan dengan orang kulit putih," ujar lulusan Johanes.

Pria lulusan S1 Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1996 menyayangkan, semakin moderennya hidup masyarakat di Indonesia, semakin membuka kesempatan orang tersebut dapat menyandang diabetes. Beda dengan orang dulu, yang masih banyak memiliki aktivitas fisiknya.

"Soalnya, banyak yang datang kepada saya dengan gejala seperti itu," tambahnya.

Selain memberikan obat kepada pasien yang datang kepadanya, pria 2 orang anak ini pun memberikan edukasi ke pasiennya. Ini semua dilakukan, karena edukasi adalah hal terpenting yang harus diberikan dokter kepada pasiennya.

"Edukasi itu sangat penting. Di atas pada obat, pada diet, pada aktivitas fisik dan olahraga. Dengan edukasi, orang akan mengerti terhadap apa yang terjadi pada tubuhnya," katanya. "Sehingga, kelak orang tersebut lebih perhatian terhadap tubuhnya, dan bersungguh-sungguh dalam melakukan diet, olahraga, dan pengobatan secara insulin," tambah Johanes.

Cara Johanes terhindar dari Diabetes

Sebagai dokter spesialis diabetes, sudah tentu Johanes berusaha melakukan apapun agar dirinya tidak sampai mengidap diabetes itu.

"Kalau saya, hindari makan dan minuman yang terlalu manis. Kemudian, lakukan banyak aktivitas fisik dan tidak boleh ditinggalin," kata Johanes.

Adapun aktivitas fisik yang dilakukannya adalah rutin berjalan kaki, dan menghabiskan waktu di gym. "Tapi, saat ini, beberapa bulan vakum nge-gym," katanya sembari tertawa.

Untuk makanannya, dirinya berusaha menghindari makanan yang mengandung pemanis buatan atau tidak terlalu manis. Yang terpenting baginya, makanan yang masuk ke dalam tubuhnya haruslah mengandung serat.

"Nasi merah, sayuran, dan buah-buahan. Tapi, sayuran itulah yang memang dibutuhkan,"

Biodata

Nama

dr. Johanes Purwoto, Sp. PD, KEMD

tempat, tanggal lahir

Jakarta, 1 Juni 1969

keluarga : ayah dua orang anak (Mario Ismail dan Nico Ismail)

Hobi : Membaca

Pendidikan

  • Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (S1) 1990 - 1996
  • Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ilmu Penyakit Dalam 2001 - 2006
  • Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Konsultan Endokrin 2008 - 2012

Spesialis

Ilmu Penyakit dalam Konsultan Endokrin Metabolisme Diabetes

Pengalaman

  • Dokter di RSCCC Siloam Pluit
  • Dokter di Pac Health Clinic at The Plaza

Organisasi

  • PB PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) bagian Humas sampai sekarang


(Adt/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya