Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bikin Anda `Ngorok`

Mendengkur sering diartikan sebagai tidur yang nyenyak. Tapi, Anda mengalaminya sering ring, Anda mungkin mengalami sleep apnea.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Sep 2013, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2013, 15:00 WIB
ngorok-130131c.jpg
Mendengkur atau 'ngorok' sering diartikan sebagai tidur yang nyenyak. Namun, hal itu salah. Jika Anda pernah mengalaminya atau bahkan sering, Anda mungkin mengalami gangguan tidur yang disebut dengan istilah sleep apnea. Anda perlu tahu bahwa hal ini merupakan sebuah kondisi medis yang serius. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, hal yang sering Anda anggap sepele ini dapat merenggut nyawa.

Deskripsi

Seperti dilansir Mayo Clinic dan WebMD, Minggu (1/9/2013), sleep apnea merupakan suatu kondisi yang mengganggu pola pernapasan ketika Anda tidur. Napas Anda hanya berlangsung dalam beberapa detik kemudian berhenti.

Hal itu dapat terjadi berulang kali. Akibatnya, Anda akan mengeluarkan suara dengkuran dan menyebabkan tubuh Anda tidak sepenuhnya beristirahat. Anda mungkin akan merasa lelah dan hal ini sangat berdampak buruk bagi kesehatan. Berbagai penyakit dapat muncul akibat gangguan ini, seperti stroke, gagal jantung, dan lain sebagainya.

Gangguan tidur ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Obstructive sleep apnea

Ini merupakan bentuk yang paling umum dari gangguan sleep apnea. Anda akan mengalami hal ini jika otot-otot dalam tenggorokan Anda mengendur atau rileks.

2. Central sleep apnea

Jenis gangguan tidur ini terjadi akibat otak Anda tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke bagian otot yang memiliki fungsi mengontrol pernapasan. Dibandingkan dengan penderita sleep apnea jenis pertama, orang yang mengalami jenis gangguan tidur ini akan mengeluarkan suara dengkuran yang lebih keras.

Kedua jenis gangguan tidur di atas dapat dialami oleh semua orang bahkan bayi sekalipun. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami kedua jenis sleep apnea tersebut, seperti:

1. Obstructive sleep apnea

Berikut beberapa faktor yang memungkinkan Anda untuk lebih dapat mengalami jenis gangguan tidur ini:
  • Riwayat keluarga: Jika ada dari anggota keluarga Anda yang mengalami sleep apnea, Anda juga mungkin akan mengalaminya.
  • Ras: Orang berkulit hitam lebih berisiko mengalami obstructive sleep apnea.
  • Jenis kelamin: Kaum pria memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami apnea tidur. Namun, kaum perempuan juga berisiko mengalaminya, terlebih jika mereka telah mengalami menopause.
  • Usia: Gangguan tidur ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia lebih dari 60 tahun.
  • Berat badan: Jika Anda memiliki berat badan lebih dari ukuran normal, Anda berisiko mengalami jenis gangguan tidur ini. Sebab, lemak dalam tubuh Anda akan tertimbun di sekita saluran napas bagian atas di mana itu dapat menghambat pernapasan Anda. Namun, orang kurus juga dapat mengembangkan gangguan ini.
  • Lingkar leher: Orang yang memiliki leher tebal kemungkinan saluran napasnya sempit dan memungkinkan dia untuk mengalami sleep apnea.
  • Saluran napas: Akibat lingkar leher, mewarisi tenggorokan yang sempit, amandel, dan perbesaran kelenjar gondok, dapat memblokir saluran napas Anda dan bisa mengganggu siklus udara pernapasan ketika Anda tidur.
  • Kondisi hidung: Masalah anatomi atau alergi yang dapat membuat Anda merasa sulit untuk bernapas melalui hidung. Hal itu juga dapat berkembang dan menimbulkan gangguan pada tidur, khususnya obstructive sleep apnea.
  • Kebiasaan merokok: Perokok tiga kali lebih mungkin untuk mengalami obstructive sleep apnea. Sebab, kebiasaan ini akan meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas. Namun, gangguan ini dapat menghilang dengan sendirinya ketika Anda berhenti merokok.
  • Mengkonsumsi alkohol, obat pereda nyeri, dan obat penenang: Jika Anda sering mengkonsumsi ketiga hal itu, Anda dapat mengalami sleep apnea. Sebab, di dalam alkohol dan obat terkandung zat-zat yang dapat mengendurkan otot tenggorokan.
2. Central sleep apnea

Berikut beberapa faktor yang memungkinkan Anda untuk lebih dapat mengalami jenis gangguan tidur ini:
  • Jenis kelamin: Pria lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan pada tidur, salah satunya central sleep apnea.
  • Usia: Orang yang usianya lebih dari 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami jenis gangguan tidur ini, terutama jika mereka juga memiliki faktor risiko lain.
  • Kondisi kesehatan: Jika Anda pernah atau sedang mengalami penyakit jantung, stroke, atau tumor otak, Anda berisiko mengalami sleep apnea. Gangguan pada tidur ini juga dapat memperburuk kondisi kesehatan Anda. Selain itu, stroke dan tumor pada otak dapat mengganggu kemampuan otak untuk mengatur pernapasan.
Jika Anda mengalami gangguan pada tidur Anda, jangan remehkan hal itu. Periksakan diri ke dokter dan lakukan pengobatan. Bila hal ini tidak ditangani dengan serius, gangguan tidur ini dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti:
  • Orang dengan sleep apnea juga mungkin mengeluh masalah memori, pagi sakit kepala, perubahan mood atau perasaan depresi, yang perlu sering buang air kecil pada malam hari (nokturia), dan penurunan minat pada seks.
  • Masalah pada memori ingatan
  • Masalah jantung: Gangguan tidur, khususnya sleep apnea akan menganggu kadar oksigen dalam darah. Mereka akan melonjak dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, sistem kardiovaskular juga menjadi tegang. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah pada jantung dan dapat menyebabkan kematian mendadak. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa sleep apnea dapat meningkatkan risiko fibrilasi atrium, gagal jantung kongestif, dan penyakit pada pembuluh darah lainnya.
  • Masalah pada organ hati: Orang yang mengalami sleep apnea cenderung memiliki hasil tes fungsi hati yang abnormal. Selain itu, terkadang organ hati mereka menunjukkan adanya tanda-tanda bekas luka.
  • Meningkatkan risiko attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD): Anak-anak yang telah mengalami sleep apnea dan tidak ditangani dengan pengobatan akan berisiko mengalami attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD).
  • Menimbulkan komplikasi pada obat-obatan dan operasi: Ketika akan menggunakan jenis obat tertentu ataupun akan melakukan operasi besar, orang yang mengalami sleep apnea mungkin akan mengalami komplikasi tertentu, terutama ketika mereka dibius. Oleh karena itu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan pengobatan dan operasi. Sebab, jika tidak terdiagnosis dengan baik, hal ini sangat berisiko.

Gejala

Tanda dan gejala dari sleep apnea sangat sulit untuk Anda sadari. Sebab, gejala-gejala tersebut akan Anda alami ketika Anda tidur. Selain itu, beberapa gejala lain sering Anda anggap sebagai hal yang biasa Anda alami. Berikut beberapa tanda dan gejala yang timbul dari gangguan sleep apnea:
  • Insomnia. Anda yang mengalami sleep apnea juga akan mengalami insomnia, yaitu sulit tertidur dan tidak lelap ketika tidur
  • Siklus bernapas tidak berjalan dengan normal, terkadang berhenti
  • Mengeluarkan suara dengkuran. Volume suara bisa kecil atau besar. Jika Anda mengalami obstructive sleep apnea, suara dengkuran lebih menonjol
  • Sering terbangun akibat sesak napas. Hal ini lebih mungkin terjadi ketika Anda mengalami central sleep apnea. Anda mungkin akan tersedak dan terengah-engah
  • Mulut terasa kering dan sakit ketika bangun tidur
  • Kepala terasa sakit
  • Mengalami hipersomnia yaitu Anda sangat mengantuk di siang hari. Hal ini menyebabkan Anda tidak kenal tempat untuk tidur. Tubuh Anda dapat rebah di mana saja dan Anda sering tidak menyadarinya, layaknya seperti orang pingsan
  • Tidak berenergi
  • Perhatian terganggu. Otak tidak dapat fokus terhadap suatu hal
Penyebab

Hal yang menyebabkan terjadinya obstructive sleep apnea dan central sleep apnea memiliki perbedaan, yaitu:

1. Obstructive sleep apnea

Jenis gangguan tidur ini terjadi akibat otot-otot di bagian belakang tenggorokan mengendur atau rileks. Hal itu menyebabkan saluran napas Anda menyempit bahkan menutup ketika Anda bernapas dalam. Akibatnya, tingkat oksigen dalam darah Anda menurun. Jika hal ini terjadi, biasanya Anda akan terbangun dari tidur Anda dengan diikuti oleh sedakan atau engahan. Ketika itu, saluran napas Anda dapat kembali terbuka dengan normal. Anda hanya bangun dalam waktu yang singkat bahkan Anda mungkin tidak mengingatnya. Hal itu dapat terulang sampai 30 kali dalam semalam dan Anda tidak dapat tidur dengan lelap.

2. Central sleep apnea

Jenis gangguan tidur ini terjadi ketika otak Anda gagal untuk mengirimkan sinyal-sinyal ke otot pada saluran pernapasan yang mungkin diakibatkan oleh penyakit jantung, stroke, dan penyakit lain yang mempengaruhi pernapasan. Anda akan mengalami insomnia yaitu sulit tertidur dan tidak lelap ketika tidur. Ketika Anda terbangun, Anda akan menyadarinya, tidak seperti penderita obstructive sleep apnea yang sering menganggap tidurnya lelap, padahal mereka sering terbangun.

Pengobatan

Meskipun sleep apnea hanyalah gangguan pada tidur dan sudah biasa Anda alami, namun jika Anda mengalaminya segera periksakan diri ke dokter. Jika tidak, gangguan tidur ini dapat menimbulkan penyakit yang lebih serius dan berbahaya bagi kesehatan. Awalnya, dokter akan memberikan pertanyaan kepada Anda seputar tanda dan gejala yang Anda alami. Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan seperti berikut yang kesemuanya akan dilakukan ketika Anda tidur:

1. Nocturnal polysomnography

Ketika Anda melakukan jenis pemeriksaan ini, Anda akan menggunakan alat yang dapat memonitor fungsi dari organ jantung, paru-paru, dan otak. Selain itu, alat tersebut juga dapat mengukur pola napas, kadar oksigen, gerakan kaki dan lengan.

2. EEG (electroencephalogram)

Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur dan mencatat aktivitas dari gelombang otak.

3. EMG (electromyogram)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk merekam aktivitas otot, seperti kedutan, aktivitas gigi, dan gerakan kaki. Ketika Anda mengalami jenis pemeriksaan ini, biasanya Anda akan mengalami mimpi sebagai akibat dari tingginya aktivitas otak.

4. EOG (elektro-oculogram)

Jenis pemeriksaan ini dapat merekam gerakan mata. Gerakan ini penting untuk menentukan tahapan tidur yang pastinya berbeda-beda dari satu orang dengan yang lain.

5. EKG (elektrokardiogram)

Pemeriksaan ini dilakukan utnuk merekam denyut dan irama organ jantung.

6. Pemeriksaan dengan menggunakan sensor aliran udara di hidung

Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk merekam aliran udara dalam saluran pernapasan Anda.

7. Pemeriksaan dengan menggunakan mikrofon

Mikrofon digunakan untuk merekam aktivitas mendengkur yang terjadi ketika Anda tidur.

Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, dokter akan membuat evaluasi mengenai tanda-tanda dan gejala yang Anda alami berdasarkan hasil dari pemeriksaan yang telah Anda lakukan. Biasanya, dokter tidak akan memberikan resep obat. Namun, Anda akan disuruh untuk melakukan perubahan pada gaya hidup terlebih dahulu di mana hal itu mungkin dapat memperbaiki kondisi tidur Anda. Berikut beberapa tips yang biasanya dianjurkan oleh dokter:
  • Menurunkan berat badan: Jika Anda memiliki berat badan lebih dari normal, Anda akan disuruh untuk menurunkan berat badan Anda hingga pada angka yang normal. Hal ini dapat membantu mengurangi penyempitan pada saluran tenggorokan. Gangguan pada tidur yang Anda alami mungkin lebih mudah disembuhkan jika Anda memiliki berat badan yang normal. Namun, perlu diingat, lakukan program diet sesuai dengan arahan dari dokter atau pakar kesehatan. Sebab, banyak orang yang melakukan diet yang salah dan malah membahayakan kesehatan.
  • Olahraga: Anda harus berolahraga secara teratur, kurang lebih 30 menit setiap harinya. Dengan berolahraga, gejala dari gangguan tidur yang Anda alami mungkin dapat berkurang.
  • Tidak merokok: Kebiasaan merokok dapat memperburuk gangguan tidur yang Anda alami. Untuk itu, berhentilah merokok.
  • Mengurangi atau bahkan menghindari alkohol dan jenis obat tertentu: Segala hal yang mengandung alkohol dan beberapa jenis obat, seperti obat tidur dan obat penenang dapat mengendurkan otot-otot bagian belakang tenggorokan. Hal ini dapat mengganggu pernapasan Anda.
  • Menggunakan semprotan hidung: Gunakan semprotan hidung sebelum tidur. Hal ini dapat membantu Anda untuk menjaga hidung Anda agar tetap terbuka dan dapat bernapas. Berkonsultasilah dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Biasanya, semprotan hidung ini hanya dianjurkan untuk digunakan dalam jangka pendek.
  • Ubah posisi tidur: Tidur terlentang menjadi satu-satunya posisi yang paling baik. Sebab, dengan posisi tersebut, lidah dan langit-langit lunak dalam tenggorokan Anda dapat beristirahat dengan baik dan hal itu tidak akan menutup aliran udara.
Namun, jika perubahan gaya hidup yang Anda lakukan tidak memberikan dampak apapun bagi kondisi yang Anda alami, dokter akan merujuk Anda untuk melakukan terapi pengobatan atau bahkan operasi, tergantung pada tingkat keparahan sleep apnea yang Anda alami.

Terapi pengobatan

1. Untuk obstructive sleep apnea
  • Continuous positive airway pressure (CPAP)
Pengobatan ini menggunakan mesin yang dapat memberikan tekanan udara melalui masker yang digunakan di atas hidung ketika Anda tidur. Dengan CPAP, tekanan udara dalam saluran napas Anda akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Hal itu memungkinkan untuk membukan bagian atas dari saluran napas Anda dan mencegah Anda mendengkur dan meminimalisir gangguan sleep apnea. Namun, beberapa orang merasa tidak nyaman ketika melakukan pengobatan ini. Oleh karena itu, Anda mungkin perlu mencoba lebih dari satu jenis masker untuk menemukan kenyamanan. Namun, jika Anda nyaman untuk melakukan pengobatan ini, kombinasikan dengan jenis pengobatan lain yang mungkin dapat mempercepat proses pemulihan.
  • Adjustable airway pressure devices
Jika Anda tidak cocok melakukan pengobatan CPAP, Anda mungkin dapat melakukan jenis pengobatan ini. Berbagai jenis perangkat tekanan udara digunakan pada pengobatan ini di mana mereka dapat menyesuaikan tekanan udara ketika Anda tidur. Alat-alat itu akan memberikan tekanan lebih banyak ketika Anda menarik napas dan tekanan akan menyusut ketika Anda mengeluarkan napas.
  • Expiratory positive airway pressure (EPAP)
Pengobatan ini menggunakan perangkat sekali pakai di mana alat itu ditempatkan di setiap lubang hidung sebelum Anda tifdur. Bentuk perangkat ini berupa katup yang memungkinkan udara untuk bergerak bebas. Hal ini akan meningkatkan tekanan tekanan pada saluran udara dan mempertahankan mereka untuk tetap terbuka. Perangkat ini dapat membantu Anda untuk tidak mendengkur dan dapat tidur dengan nyenyak.
  • Pengobatan dengan menggunakan peralatan oral
CPAP memang lebih andal dan lebih efektif untuk mengatasi jenis gangguan tidur ini. Namun, pengobatan dengan menggunakan peralatan oral lebih mudah untuk dilakukan. Peralatan itu didesain sedemikian rupa supaya dapat membuka tenggorokan Anda dan menempatka rahang Anda ke depan. Hal ini dapat meringkankan dengkuran Anda dan obstructive sleep apnea yang Anda alami dapat membaik.

2. Untuk central sleep apnea
  • Continuous positive airway pressure (CPAP)
Pengobatan ini akan dilakukan seperti yang diterapkan pada penderita obstructive sleep apnea.
  • Bilevel positive airway pressure (BPAP)
Berbeda dengan CPAP yang memberikan pasokan udara yang stabil, BPAP akan membuat tekanan yang lebih tinggi saat Anda menarik napas dan tekanan itu akan menurun ketika Anda menghembuskan napas. Perangkat yang digunakan pada pengobatan ini didesain sedemikian rupa dan Anda dapat mengaturnya secara otomatis.
  • Adaptive servo-ventilation (ASV)
Pengobatan ini menggunakan mesin yang memberikan tekanan yang dapat menormalkan pola pernapasan Anda dan mencegah terjadinya jeda napas ketika Anda tidur. Dibandingkan dengan jenis pengobatan lain, ASV tampaknya memiliki peluang lebih besar untuk berhasil mengatasi sleep apnea.
  • Operasi
Pembedahan biasanya akan dilakukan ketika pilihan pengobatan lain tidak dapat menangani gangguan tidur yang Anda alami. Tindakan operasi dilakukan untuk memperbesar jalan napas melalui hidung atau tenggorokan yang dapat bergetar dan memblokir saluran udara bagian atas dan menyebabkan Anda mendengkur dan mengalami sleep apnea. Berikut beberapa jenis pembedahan yang biasa dilakukan untuk mengobati sleep apnea:
  • Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP)
Pembedahan ini dilakukan untuk menghilangkan jaringan yang ada di belakang mulut dan bagian atas tenggorokan dengan menggunakan laser assisted uvulopalatoplasty. Selain itu, biasanya bagian amandel dan kelenjar gondok yang membesar juga ikut dihilangkan. Jenis pembedahan ini mungkin berhasil menghentikan getaran dari tenggorokan yang menyebabkan Anda mendengkur. Namun, pengobatan ini tidak dapat sepenuhnya mengobati sleep apnea sebab jaringan yang ada di bawah tenggorokan Anda masih dapat memblokir saluran udara.
  • Trakeostomi
Pembedahan ini dilakukan untuk membuat sebuah lorong udara baru. Dokter akan membuat sebuah lubang di leher Anda dan kemudian ia menyisipkan logam atau tabung plastik di mana hal itu dapat membantu Anda bernapas.
  • Reposisi rahang
Prosedur pembedahan ini dilakukan untuk memperbesar ruang yang ada di belakang langit-langit lidah yaitu dengan memajukan posisi rahang Anda. Prosedur ini akan dilakukan oleh para ahli bedah mulut dan dokter gigi. Selain itu, biasanya prosedur ini akan dikombinasikan dengan prosedur pembedahan lainnya untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
  • Implan
Pada pembedahan ini, dokter akan menanamkan batang plastik ke langit-langit lunak di tenggorokan Anda. Prosedur ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi penderita sleep apnea ringan, namun mereka tidak dapat mentoleransi pengobatan CPAP.
  • Operasi hidung
Jenis pembedahan ini dilakukan untuk menghilangkan polip atau meluruskan sekat hidung yang menyimpang.

(Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya