Para periset dari Jepang dan Amerika melaporkan, menggunakan antidepresan untuk merawat depresi yang muncul setelah serangan stroke, bisa memberi hasil yang menggembirakan.
Selain depresi itu hilang, kemampuan mental pasien stroke yang memburuk akibat serangan stroke juga membaik. Memang bisa terjadi, menghadapi ketidakmampuan fisik dan mental yang bakal mereka alami setelah terkena stroke, para penderita lantas terkena depresi.
Dalam penelitian yang mereka laporakan dalam Stroke: Journal of the American Heart Association, Jumat (25/10/2013) Dr. Robert G. Robinson dan sejawatnya dari University of Iowa mengumpulkan dan mengevaluasi data pasien stroke yang memperoleh perawatan depresi.
"Untuk pertama kali kami melihat, perawatan depresi setelah serangan stroke memperbaiki pemulihan dari kemunduran intelektual akibat stroke," kata Robinson.Â
"Kami menganalisa data lalu memisahkan pasien yang mau menjalani perawatan depresi dan mereka yang tidak," tambahnya.
Setelah melakukan pemisahan, periset kemudian melakukan serangkaian uji-coba. Dari uji-coba itu diketahui, mereka yang memperoleh perawatan anti-depresi ternyata memiliki nilai lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat perawatan, saat uji-coba fungsi mental.
"Studi ini menegaskan perlunya segera mengenali adanya depresi di antara korban serangan stroke," tandas Robinson.
Selain depresi itu hilang, kemampuan mental pasien stroke yang memburuk akibat serangan stroke juga membaik. Memang bisa terjadi, menghadapi ketidakmampuan fisik dan mental yang bakal mereka alami setelah terkena stroke, para penderita lantas terkena depresi.
Dalam penelitian yang mereka laporakan dalam Stroke: Journal of the American Heart Association, Jumat (25/10/2013) Dr. Robert G. Robinson dan sejawatnya dari University of Iowa mengumpulkan dan mengevaluasi data pasien stroke yang memperoleh perawatan depresi.
"Untuk pertama kali kami melihat, perawatan depresi setelah serangan stroke memperbaiki pemulihan dari kemunduran intelektual akibat stroke," kata Robinson.Â
"Kami menganalisa data lalu memisahkan pasien yang mau menjalani perawatan depresi dan mereka yang tidak," tambahnya.
Setelah melakukan pemisahan, periset kemudian melakukan serangkaian uji-coba. Dari uji-coba itu diketahui, mereka yang memperoleh perawatan anti-depresi ternyata memiliki nilai lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat perawatan, saat uji-coba fungsi mental.
"Studi ini menegaskan perlunya segera mengenali adanya depresi di antara korban serangan stroke," tandas Robinson.