Rawat Depresi Kurangi Derita Stroke

Para periset dari Jepang dan Amerika melaporkan,antidepresan untuk depresi setelah serangan stroke memberi hasil menggembirakan

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 25 Okt 2013, 20:03 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2013, 20:03 WIB
pria-cerai-depresi-131021c.jpg
Para periset dari Jepang dan Amerika melaporkan, menggunakan antidepresan untuk merawat depresi yang muncul setelah serangan stroke,  bisa memberi hasil yang menggembirakan.

Selain depresi itu hilang, kemampuan mental pasien stroke yang memburuk  akibat  serangan stroke juga membaik. Memang bisa terjadi, menghadapi ketidakmampuan fisik dan mental yang bakal mereka  alami setelah terkena stroke, para penderita lantas  terkena depresi.

Dalam penelitian yang mereka laporakan dalam Stroke: Journal of the  American Heart Association, Jumat (25/10/2013) Dr. Robert G. Robinson dan sejawatnya dari  University of Iowa mengumpulkan dan mengevaluasi data pasien stroke yang memperoleh perawatan depresi.

"Untuk pertama kali kami melihat, perawatan depresi setelah serangan stroke memperbaiki pemulihan dari kemunduran intelektual akibat stroke," kata Robinson. 

"Kami menganalisa data lalu memisahkan  pasien yang mau menjalani perawatan depresi dan mereka yang tidak," tambahnya.

Setelah melakukan pemisahan, periset kemudian melakukan serangkaian uji-coba. Dari uji-coba itu diketahui, mereka yang memperoleh perawatan anti-depresi ternyata memiliki nilai lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat perawatan, saat uji-coba fungsi mental.

"Studi ini menegaskan perlunya segera  mengenali adanya depresi di antara korban serangan stroke," tandas Robinson.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya