Pernahkah Anda merasa sakit gigi kemudian merasa baikan setelah minum obat? Setelah sembuh, bukannya memeriksakan ke dokter tapi malah dibiarkan. Seterusnya begitu lagi sampai-sampai obat yang Anda konsumsi tidak lagi berpengaruh dan akhirnya baru ke dokter gigi.
Ini dia kebiasaan masyarakat Indonesia yang salah menurut Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Prof. Dr. Drg. Hj. Melanie S. Djamil, Mbiomed. Orang Indonesia baru ke dokter kalau sudah sakit. Belum lagi jika seseorang sakit gigi, ia akan terus minum obat penghilang sakit terus.
"Inilah akibat edukasi yang belum mantap. Sama halnya dengan obat penurun panas seperti paracetamol, tidak dengan dosis. Apalagi bila sakit gigi pasti seseorang akan merasa nyaman dengan obat, karena ia membawa sifat symptomatik (menghilangkan rasa sakit) jadi setelah itu giginya dibiarkan hingga nanti sakit lagi," kata Melanie yang ditemui saat acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Kampus Trisakti, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Sementara itu Melanie menilai, obat-obat penghilang rasa sakit ini bila terus diminum, selain membahayakan ginjal atau lever, nanti orang akan kebal terhadap obat tersebut.
"Nanti diberikan obat apa pun jadi nggak mempan. Maka itu perlu diingat, bila setelah minum obat rasa sakitnya menurun, seseorang harus tetap pergi ke dokter," jelasnya.
Melanie menyayangkan, bila semua orang kini berusaha menjadi dokter sendiri. "Memang obat emergency itu diperlukan, tapi kalau saat sakit itu diminum terus juga nggak baik," tambahnya.
(Fit/Abd)
Ini dia kebiasaan masyarakat Indonesia yang salah menurut Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Prof. Dr. Drg. Hj. Melanie S. Djamil, Mbiomed. Orang Indonesia baru ke dokter kalau sudah sakit. Belum lagi jika seseorang sakit gigi, ia akan terus minum obat penghilang sakit terus.
"Inilah akibat edukasi yang belum mantap. Sama halnya dengan obat penurun panas seperti paracetamol, tidak dengan dosis. Apalagi bila sakit gigi pasti seseorang akan merasa nyaman dengan obat, karena ia membawa sifat symptomatik (menghilangkan rasa sakit) jadi setelah itu giginya dibiarkan hingga nanti sakit lagi," kata Melanie yang ditemui saat acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Kampus Trisakti, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Sementara itu Melanie menilai, obat-obat penghilang rasa sakit ini bila terus diminum, selain membahayakan ginjal atau lever, nanti orang akan kebal terhadap obat tersebut.
"Nanti diberikan obat apa pun jadi nggak mempan. Maka itu perlu diingat, bila setelah minum obat rasa sakitnya menurun, seseorang harus tetap pergi ke dokter," jelasnya.
Melanie menyayangkan, bila semua orang kini berusaha menjadi dokter sendiri. "Memang obat emergency itu diperlukan, tapi kalau saat sakit itu diminum terus juga nggak baik," tambahnya.
(Fit/Abd)