3.000 Anak Indonesia Kena OI, Tulangnya Rapuh dan Mudah Patah

Setidaknya 3.000 anak di Indonesia mengalami Osteogenesis Imperfecta (OI) atau tulangnya mudah patah.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Nov 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2013, 12:00 WIB
osteoporosis-tulang-131101b.jpg
Anak-anak di Indonesia jumlahnya mencapai 80 juta jiwa. Dan 3.000 jiwa di antaranya sudah mengalami Osteogenesis Imperfecta (OI) atau berisiko tinggi mengalami patah tulang. Tapi, angka itu masih akan bertambah mengingat masih minimnya informasi mengenai penyakit OI ini.

Direktur PPTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM.,M.Kes, dalam sambutannya mengatakan bahwa tak sedikit orangtua yang tidak mengetahui mengenai OI. Ditambah lagi, banyak pasien yang salah diagnosis.

"Masih banyak yang mengira kalau anaknya hanya terkena penyakit tulang biasa. Akibatnya, mereka memilih pengobatan alternatif sebagai pengobatannya," kata Ekowati Rahajeng dalam acara 'Temu Media Osteogenesis Imperfecta: Forum Osteogenesis Imperfecta Indonesia', di Kantor Pusat IDAI Matraman, Jakarta, Senin (18/11/2013)

OI merupakan penyakit genetik yang menyebabkan tulang mudah patah. Dan penyakit keturunan ini terjadi pada satu dari 20.000 orang anak di Indonesia.

OI juga merupakan penyakit tanpa adanya penyebab yang jelas. OI dapat pula menyebabkan terjadinya kelemahan otot, bentuk gigi yang rusak, tulang belakang yang membungkuk, serta hilangnya pendengaran.

Bahkan parahnya, penderita OI yang memiliki tulang rapuh, tulang dapat patah hanya dengan melakukan aktivitas biasa.

OI timbul karena adanya kelainan genetik pada kolagen tipe 1 atau pada jalur yang memengaruhi produksi kolagen. Gangguan pada kolagen maupun pada jalurnya, mengakibatkan kemampuan tubuh untuk menghasilkan tulang yang kuat terganggu, sehingga tulang menjadi mudah retak.

(Adt/Mel/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya