Liputan6.com, Jakarta Hubungan kakak beradik memang sulit dipisahkan. Mereka mempunyai ikatan batin yang kuat. Seperti kisah anak berusia 11 tahun bernama Yihang dan Yan Ce yang berumur 7 tahun. Yihang dan Yan Ce ini adalah kakak beradik yang tinggal di Desa Shitai di Provinsi Henan, Tiongkok.
Baca Juga
Yihang adalah murid kelas lima yang setiap harinya bangun jam 5 pagi untuk menjual sayuran di pasar. Setelah bangun ia pergi ke ladang untuk memetik bawang merah yang ditanam oleh kakek dan neneknya. Setelah selesai memetik daun bawang, bawang dan sayuran lain ia pun bersepeda ke pasar pukul 6 pagi. Selanjutnya ketika jam sekolah sudah dekat, ia pun pergi ke sekolah.
Advertisement
Kisah selanjutnya, usai sekolah pun ia kembali lagi pasar untuk menyelesaikan penjualannya hari itu. Ia pulang sampai rumah dan melakukan pembukuan hasil jualannya. Hal ini dilakukan Yihang setiap harinya untuk membantu biaya pengobatan adiknya yang terkena penyakit langka dan telah dirawat sejak tahun 2015.
Berikut kisah Yihang yang berjualan sayur untuk biayai pengobatan adiknya yang Liputan6.com lansir dari dailymail, Kamis (3/10/2019)
Adik Yihang mengidap penyakit langka
Yihang adalah bocah kelas lima yang berusia 11 tahun, ia memiliki adik bernama Yan Ce yang berusia 7 tahun. Adik Yihang ini memiliki penyakit langka yang bernama Anemia Aplastik dan telah dirawat sejak 2015. Karena penyakitnya ini Yan Ce pun dilarikan ke rumah sakit yang berada di ibu kota provinsi untuk mendapatkan perawatan yang memadahi untuk penyakitnya.
Penyakit yang diderita adiknya sendiri adalah penyakit yang berpotensi mengancam jiwa di mana sumsum tulang berhenti memproduksi sel darah baru. Baik itu sel darah merah, darah putih, maupun trombosit. Padahal sel darah dan trombosit adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Karena kondisi seperti ini, maka dari itu Yan Ce pun membutuhkan pendonor sumsum tulang belakang agar ia nanti dapat memproduksi sel darah dan trombosit. Pencarian awal pendonor ini dilakukan kepada orang tuanya, namun tidak ada yang cocok. Namun saat dengan Yihang, ternyata ia cocok untuk jadi pendonor, maka dari itu ia pun melakukannya.
Yihan pun mengatakan kepada ayahnya untuk tidak khawatir, dan mengatakan, "siapa lagi yang akan menyelamatkannya jika bukan aku?," katanya kepada ayahnya yang dikutip dari dailymail.
Mengingat proses medis, Yihang memberi tahu lewat Video, "Itu sedikit menyakitkan, tapi saya tidak takut. Karena hanya dengan ini adikku bisa pulih dengan cepat." ungkapnya.
Advertisement
Berjualan sayur setiap hari untuk bantu biaya pengobatan adiknya
Setiap harinya Yihang bangun pada pukul 5 pagi. Setelah bangun ia pergi ke kebun untuk memetik sayuran yang telah ditanami oleh kakek dan neneknya yang petani. Saat pukul 6 pagi ia pun bersepeda ke pasar untuk menjual sayuran yang telah ia petik kepada para pengunjung yang sedang melintas.
Yihang menjual bawang merah seharga Rp 2 ribu per tandan melalui lapaknya. Memang penghasilannya tak pasti, ia pernah pulang tanpa hasil apapun dari jualannya. Namun ia tetap bertekad untuk berusaha. Selama ini, ia juga pernah mendapat Rp 100 ribu dalam sehari.
"Ada banyak orang yang baik hati. Saya pernah mendapatkan Rp 100 ribu dalam sehari, tetapi ada saat-saat lain saya tidak menjual apa pun." ungkapnya.
Selama empat bulan ia bekerja keras, Yihang pun akhirnya dapat mengumpulkan uang sebanyak Rp 2.300.000 yang akhirnya ia bawa ke rumah sakit tempat ibu dan adiknya berada, yaitu di Rumah Sakit Universitas Zhengzhou. Seketika ibunya pun terkejut saat ia datang membawa uang.
"Putraku sudah besar dan tahu bagaimana berbagi tanggung jawab denganku," kata ibunya Zhai Feifei, matanya mulai berkaca-kaca.
Yihang mengatakan keinginan terbesarnya adalah agar saudaranya pulih sesegera mungkin sehingga mereka bisa pergi ke sekolah bersama.