Penyebab Bronkitis, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya yang Benar

Penyebab bronkitis perlu dikenali agar bisa ditangani dengan tepat.

oleh Husnul Abdi diperbarui 20 Mei 2021, 12:55 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 12:55 WIB
Bronkitis
Bronkitis

Liputan6.com, Jakarta Penyebab bronkitis perlu dikenali agar bisa ditangani dengan tepat. Bronkitis merupakan penyakit yang menyerang area bronkus pada paru-paru. Gejalanya berupa batuk yang berkepanjangan dengan menghasilkan lendir berwarna kuning keabu-abuan atau kehijauan.

Penyakit ini sering kali dianggap serupa dengan asma dan pneumonia. Namun, ketiganya berbeda. Bronkitis merupakan istilah umum untuk terjadinya infeksi yang menyebabkan iritasi dan peradangan pada area bronkus di paru-paru.

Bronkus merupakan pipa tabung pernapasan yang merupakan cabang dari trakea atau batang tenggorok. Trakea inilah yang membawa oksigen ke paru-paru baik kanan maupun kiri. Di sini bronkus memproduksi lendir sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk menangkap debu atau partikel lain yang dapat menyebabkan iritasi.

Saat terjadi bronkitis, iritasi dan peradangan membuat dinding bronkus memproduksi lebih banyak lendir. Hal inilah yang menyebabkan tubuh akan berusaha untuk mengeluarkan kelebihan lendir melalui batuk. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/5/2021) tentang penyebab bronkitis.

Mengenal Bronkitis

Bronkitis | pixabay.com
Bronkitis | pixabay.com

Sebelum mengenali penyebab bronkitis, kamu perlu mengetahui jenis-jenis bronkitis terlebih dahulu. Penyakit bronkitis sendiri dibagi menjadi dua, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronik.

Bronkitis akut merupakan suatu peradangan yang terjadi hanya sementara. Pada penyakit bronkitis yang satu ini, penderita akan mengalami gejala bronkitis seperti batuk dan produksi lendir yang berlebih. Ini dapat berlangsung hingga tiga minggu. Infeksi akut ini dapat menyerang semua golongan usia.

Namun, anak-anak di bawah lima tahun merupakan golongan yang cukup sering terkena bronkitis akut ini. Diketahui bahwa penyakit ini lebih sering terjadi saat musim dingin dan sering berkembang setelah sakit tenggorokan atau flu.

Sementara itu, bronkitis kronik adalah batuk produktif yang menghasilkan banyak lendir. Penyakit bronkitis jenis ini dapat berlangsung selama tiga bulan dalam setahun dan setidaknya terjadi dalam dua tahun bertutut-turut. Bronkitis kronik ini sering menyerang orang yang berusia di atas 40 tahun dan kadangkala berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Penyebab Bronkitis

Penyebab bronkitis adalah virus ataupun bakteri. Bronkitis virus merupakan yang biasanya sering terjadi. Virus yang sering menyebabkan bronkitis umumnya adalah virus flu biasa. Virus ini terdapat pada lendir yang berada pada hidung atau mulut seseorang ketika bersin atau batuk.

Lendir bervirus ini bahkan dapat menyebar pada orang lain yang berada di sekitar hingga kisaran jarak satu meter. Tak hanya itu, penyebab bronkitis juga bisa terjadi karena bahan yang mengiritasi seperti kabut asap, asap rokok, produk rumah tangga, butiran debu, tekstil (serat kain), amonia, asam kuat, dan klorin.

Rokok merupakan penyebab bronkitis kronis yang utama. Tak hanya menyerang perokok aktif, bronkitis juga bisa menyerang perokok pasif. Tiap isapan rokok berpotensi akan merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru yang disebut rambut silia. Rambut silia ini berfungsi untuk menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan lendir yang berlebihan.

Setelah beberapa lama, kandungan rokok bisa menyebabkan kerusakan permanen pada silia dan lapisan dinding bronkus. Saat ini sedang terjadi, kotoran jadi tidak bisa dikeluarkan dan dibuang dengan normal. Lendir dan kotoran yang menumpuk di dalam paru-paru membuat sistem pernapasan menjadi lebih rentan terserang infeksi.

Gejala Bronkitis

Ilustrasi batuk
Ilustrasi batuk

Selain penyebab bronkitis, kamu juga perlu mengenali gejalanya. Gejala bronkitis yang paling umum adalah penderita akan mengalami batuk secara terus-menerus dan produktif yang dimana juga menghasilkan lendir berwarna kuning keabu-abuan atau kehijauan. Gejala bronkitis lainnya mirip dengan flu biasa atau sinusitis.

Berikut beberapa gejala bronkitis yang perlu kamu waspadai:

- Sakit tenggorokan,

- Sakit kepala,

- Hidung berair atau tersumbat,

- Sakit dan nyeri dada atau perut karena bat uterus-menerus,

- Kelelahan,

- Deman yang tidak terlalu tinggi,

- Meriang dan menggigil,

- Penderita bronkitis kronis, sering terjadi sesak napas karena saluran udara yang meradang,

- Jangan sepelekan kondisi jika terjadi batuk berdarah atau batuk berlendir yang kental dan gelap. Segeralah untuk periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Cara Mengobati Bronkitis

Bronkitis akut dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu dengan banyak minum air putih dan cukup beristirahat. Selain itu, proses pengobatan bronkitis kadangkala perlu dibantu dengan penggunaan obat anti radang seperti NSAID yang juga dapat membantu menghentikan peradangan.

Di lain pihak, pengobatan bronkitis kronis merupakan proses yang tidak mudah dan tidak selalu berhasil. Perubahan gaya hidup diperlukan untuk meredakan gejala penyakit bronkitis kronis, yaitu:

- Mengonsumsi makanan sehat, sehingga tubuh memiliki daya tahan untuk membantu mencegah infeksi paru-paru dan seluruh sistem saluran pernapasan.

- Olahraga ringan dan teratur agar berat badan stabil dan sistem pernapasan terlatih. Kelebihan berat badan membuat tubuh menanggung beban pada sistem pernapasan yang membuat bernapas pun lebih sulit. Olahraga akan melatih paru-paru dan jantung untuk bekerja lebih efisien dan optimal.

- Menghindari lingkungan berasap kabut.

- Berhenti merokok dan hindari sebisa mungkin menjadi perokok pasif. Terpapar asap rokok sebagai perokok pasif kini diketahui sama berbahayanya seperti perokok aktif.

Cara Mencegah Bronkitis

Ilustrasi Mencuci Tangan
Ilustrasi Mencuci Tangan Credit: pexels.com/burst

Salah satu langkah yang bisa kamu lakukan agar tehindar dari penyakit bronkitis ini adalah dengan rajin mencuci tangan. Hal ini dapat membantu mencegah serta menurunkan risiko bronkitis. Kamu juga bisa mengenakan masker hidung-mulut yang memadai jika kamu bekerja di tempat yang banyak menghamburkan bahan iritan seperti serat kain atau asap. Hal ini tentunya untuk menghindari penyebab bronkitis.

Selain itu, kamu bisa mendapatkan vaksin flu yang bermanfaat untuk menurunkan risiko bronkitis. Berhenti merokok juga sangat dianjurkan. Asap dan bahan kimia dalam rokok dapat membuat bronkitis menjadi semakin parah. Merokok dan menjadi perokok pasif merupakan faktor risiko tinggi penyebab bronkitis kronik dan PPOK.

Semakin dini kamu menghindari kedua hal tersebut, maka akan semakin baik manfaatnya bagi kesehatan paru-paru kamu. Segera lakukan pengobatan jika sudah terkena penyakit bronkitis agar tidak semakin parah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya