Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan adanya sebuah mobil ambulans milik tim SAR DIY yang menjadi sasaran perusakan oleh orang tak dikenal. Kejadian pada Selasa (13/7/2021) tersebut pun menjadi sorotan netizen.
Pasalnya, kaca bagian belakang mobil ambulans rusak usai dipukul dengan helm oleh pengendara sepeda motor. Ambulans bernomor polisi K 8489 ZA tersebut diketahui dirusak oleh orang tak dikenal di sekitar Jalan Piyungan-Prambanan, Yogyakarta. Perusakan kaca belakang ambulans tersebut terjadi saat petugas baru saja selesai mengantarkan pasien ke Puskesmas Piyungan.
Advertisement
Baca Juga
Kini, kedua pelaku perusak mobil ambulans milik SAR DIY tersebut pun telah diamankan oleh pihak kepolisian. Adanya perusakan terhadap mobil ambulans ini pun beredar luas setelah ramai isu mengenai adanya ambulans kosong yang menyalakan sirine untuk membuat kepanikan di masyarakat.
Hoaks mengenai ambulans kosong ini menjadi sorotan banyak netizen. Namun, baru-baru ini seorang relawan sopir ambulans COVID-19 pun menjelaskan mengenai mengapa ambulans kerap menyalakan sirine meski tidak ada pasien di dalam.
"Penjelasan teman relawan terkait ttg ambulance.. mohon dipahami nggih!" ujar akun Twitter @anang_batas yang diunggah pada Kamis (15/7/2021)
Dirangkum Liputan6.com dari akun Twitter @anang_batas, berikut ini beberapa penjelasan sopir ambulans relawan COVID-19 terkait hoaks ambulans kosong, Jumat (16/7/2021).
1. Alasan sirine ambulans dinyalakan
Melalui cuitan pada akun Twitter @anang_batas yang diunggah pada Kamis (15/7/2021) pagi, ia mengunggah beberapa foto tangkapan layar status Facebook seorang relawan sopir ambulans COVID-19. Dalam unggahan Facebook dengan akun Herry Febrianto menyebut jika saat ini dirinya menjadi sopir dadakan yang merangkap sebagai kuli angkut peti jenazah.
Ia menyebutkan jika saat ini para relawan sopir ambulans COVID-19 melayani orang yang sakit ataupun menjemput jenazah yanga da di rumah melalui WhatsApp Grup ataupun HT. Saat informasi mengenai pasien diberikan terdapat satu tim yang melucur untuk menjemput pasien.
Herry Febrianto pun menjelaskan saat akan menjemput pasien ataupun jenazah di rumah, para sopir pun tak selalu memahami daerah dan hanya mengetahui patokan saja. Untuk memudahkan dan mempercepat para sopir ambulans pun memilih untuk menyalakan sirine untuk memberi pertanda kepada keluarga pasien atau tetangga untuk mengarahkan ke rumah yang bersangkutan.
"Nah saat kami menjemput pasien yang kritis, ya harus cepat. Maka saat kami masuk gang, ya kami nyalakan sirene supaya keluarga atau tetangga si sakit mendengar ambulans sudah datang dan mengarahkan kru kami ke rumah ybs. Itu sangat menghemat waktu dan mengkun sangat berarti bagi beliau yang bertarung nyawa dengan COVID-19," ujar Herry Febrianto.
Ia juga menyebutkan jika ambulans kosong yang menyalakan sirine tersebut dengan mencari seseorang yang akan diselamatkan agar tindakan bisa segera dilakukan.
Advertisement
2. Sopir ambulans saat ini kebanyakan relawan
Dalam keterangannya, ia menyebutkan jika sopir ambulans yang bertugas saat ini tidak semuanya sopir ambulans asli. Ia menyebutkan jika sopir ambulans saat ini merupakan relawan yang mungkin saja memiliki profesi lainnya.
"Perlu anda ketahui pula bahwa sopir ambulance yang bertugas saat ini BUKAn sopir ambulance asli. Mereka adalah relawan yang aslinya mungkin DOsen, Karyawan, ustaz, mas mas satgas dll" ujar Herry.
3. Alasan dua mobil ambulans selalu beriringan
Bukan hanya menjelaskan soal adanya isu ambulans kosong yang membunyikan sirine saja, relawan COVID-19 ini juga menjelaskan banyak pertanyaan netizen mengenai dua mobil ambulans yang selalu beriringan. Ia menyebutkan jika ada panggilan untuk menyucikan atau memandikan jenazah COVID-19 di rumah warga ada tiga tim yang harus dibawa.
Tim satu ialah tim pemulasaraan jenazah, yang membersihkan dan mengkafani. Tim dua merupakan tim pemakaman. Serta yang ketiga tim dekontaminasi lingkungan. Tim dekontaminasi lingkungan ini memiliki tugas untuk menyemprotkan bahan sterilisasi di sekitar rumah dan di pemakaman. Herry pun menjelaskan bagaimana pembagian tim saat mendatangi rumah keluarga jenazah hingga pemakaman.
"Ketika jenazah sudah masuk peti dan siap dimakamkan, hanya seorang driver ambulans dan si jenazah saja yang bilah ada di ambulans. Kru lain tidak boleh masuk. Maka, dia harus umpek umpekan di dalam ambulance kedua. Jadi dua ambulance itu BUKAN gagah gagahan, tapi memang kebutuhan" ujarnya.
Advertisement
4. Adang dan tanyakan tujuan bila diperlukan
Penjelasan teman relawan terkait ttg ambulance.. mohon dipahami nggih! pic.twitter.com/cmEjF7WsQi
— #ndasma (@anang_batas) July 15, 2021
Tak sampai disitu saja, Herry juga menjelaskan jika memang menemukan ambulans yang mencurigakan ia meminta warga untuk menghentikan dan menanyakan tujuannya. Mulai dari alamat hingga nama pasien atau keluarga. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghilangkan kecurigaan warga agar semua jelas.
Namun, ia juga menyebutkan jika memang terdapat mobil ambulans yang terindikasi akan melakukan perbuatan kriminal, ia meminta masyarakat untuk tak segan melaporkan ke Polsek atau babinsa.