Liputan6.com, Jakarta Gunung Semeru meletus pada Sabtu (4/12/2021) sore. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Rapli Handoko kepada Liputan6.com melaporkan gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini melalui pesan singkat, Sabtu sore 4 Desember 2021.
Gatot menyampaikan, berdasarkan laporan yang diterimanya, Gunung Semeru meletus sekitar pukul 14.49 WIB. Akibat peristiwa itu, Pos Pantau Gunung Sawur melaporkan adanya informasi getaran banjir Pukul 14:47 WIB, mengarah ke Curah Kobokan.
Advertisement
Baca Juga
"Pukul 14.54 wib, Pos Pantau Gunung Sawur melaporkan adanya Awan Panas Guguran (APG) yang turun mengarah Curah Kobokan," kata Gatot.
Informasi terkini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat Gunung Semeru meletus mencapai 13 orang. Sementara 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang fakta terkini Gunung Semeru meletus, Minggu (5/12/2021).
1. Kronologi Gunung Semeru Meletus
Gunung Semeru yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur meletus pada Sabtu (4/12/2021). Meletusnya Gunung Semeru tentunya membuat semua pihak turun tangan untuk mengevakuasi masyarakat yang terdampak.
Koordinator Mitigasi Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto mengungkapkan kronologi meletusnya Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur, Sabtu 4 Desember 2021.
Menurut dia, Gunung Semeru terpantau mengeluarkan laharan pada pukul 13.30 WIB sebelum mengalami erupsi.
"Kejadian awalnya memang diawali oleh laharan, karena memang ada lahar, ada hujan. Lahar itu terjadi pada pukul 13.30 WIB," kata Kristianto saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu 4 Desember 2021.
Advertisement
2. Pukul 14.05 WIB Lahar Alami Peningkatan
Koordinator Mitigasi Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto kembalu menjelaskan bahwa guguran awan panas itu sempat tak terlihat karena tertutup oleh kabut. Barulah pada pukul 14.50 WIB, laharan mengalami peningkatan setelah terlihat dari seismograf.
"Awan panasnya sendiri ini kejadiannya tidak bisa kelihatan awalnya karena tertutup kabut. Kemudian, pada pukul diperkirakan dari seismograf jadi amplitudonya mulai meningkat sekitar pukul 14.50 WIB," katanya.
Kristianto menyebut Gunung Semeru memang kerap mengalami erupsi atau letusan. Hanya saja, letusan kali ini mengarah ke Besuk Kobokan Desa Supit Utang Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
"Semeru itu kan memang kalau erupsi kan letusan masih terus terjadi tiap hari, sering terjadi. Tapi ini yang terjadi tadi itu awan panas guguran, mengarahnya ke arah Besuk Kobokan," ujar dia.
Kristianto menyampaikan saat ini erupsi sudah mulai menurun. Namun, dia memastikan pihaknya akan terus memantau perkembangan di lapangan.
"Kalau dari kejadiannya sudah menurun kalau kita lihat dari amplitudo seismografnya," pungkas Kristianto.
3. Berpotensi Pengaruhi Aktivitas Penerbangan
Pejabat pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan abu vulkanik dari Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sangat berpotensi mempengaruhi aktivitas penerbangan.
"Potensi abu vulkanik pada malam hari bergerak ke arah barat laut pada ketinggian 0 sampai 30.000 kaki, kemudian hingga di atas 50.000 kaki bergerak ke arah barat," kata Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison Kurniawan di Jakarta, Sabtu (4/12/2021) malam.
Menurut Edison, pergerakan abu vulkanik teramati melalui pos pantau BMKG di Stasiun Meteorologi Juanda.
Aktivitas Gunung Semeru tersebut, kemungkinan akan berdampak pada aktivitas Bandara Yogyakarta International Airport, tapi berdasarkan hasil pantauan di lapangan saat ini belum terlihat pengaruh dari abu vulkanik yang masuk ke wilayah tersebut.
"Demikian juga untuk wilayah Bandara Adi Sumarmo dan juga di Malang, kami saat ini dari BMKG tetap terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru," katanya.
Advertisement
4. 13 Orang Meninggal dan 41 Orang Luka Bakar
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa 13 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru dan 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.
"Berdasarkan informasi langsung pukul 09.20 WIB dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang saat ini sedang menuju Lumajang, total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (5/12/2021).
Abdul Muhari menyebut, dari 13 jiwa meninggal, baru dua yang terindentifikasi. Dua korban meninggal teridentifikasi berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
"Sementara itu, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal di antaranya terdapat dua orang ibu hamil," kata dia.
5. 8 Desa Terdampak Abu Vulkanik
Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan bahwa untuk saat ini ada delapan kecamatan dan beberapa desa yang terdampak abu vulkanik, meliputi Kecamatan Ampelgading pada Desa Argoyuwono. Kecamatan Tirtoyudo pada Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari. Kecamatan Pagelaran pada Desam Clumprit.
Kemudian Kecamatan Wajak pada Desa Bambang. Kecamatan Kepanjen pada Desa Panggungrejo dan Mojosari. Kecamatan Dampit pada Kelurahan Dampit. Kecamatan Bantur pada Desa Bantur dan Rejosari, dan Kecamatan Turen pada Desa Talok.
Advertisement
6. Gunung Semeru Berstatus Level II Atau Waspada
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau status Gunung Semeru. Masyarakat diminta tetap waspada dan menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Selain itu juga tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan.
"Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau waspada," kata Abdul Muhari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan, adanya 902 warga mengungsi yang tersebar di beberapa titik kecamatan, antara lain 305 orang mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo dengan rincian, 409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro, 188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasirian.