Penyebab Hipotensi yang Perlu Kamu Waspadai dan Cara Pencegahannya

Beberapa penyebab hipotensi atau tekanan darah rendah beserta gejala dan cara pencegahannya

oleh Bimo Bagas Basworo diperbarui 25 Jul 2022, 15:15 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 15:15 WIB
Tekanan Darah Rendah
Ilustrasi tekanan darah rendah/credit: pexels.com/karolina

Liputan6.com, Jakarta Ada berbagai penyebab hipotensi yang harus kamu waspadai. Hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah dalam tubuh rendah atau yang dikenal sebagai tekanan darah rendah. Darah di dalam tubuh kita mengalir dan dipompa oleh pembuluh darah. Kekuatan dari aliran darah tersebutlah yang disebut sebagai tekanan darah.

Hipotensi atau tekanan darah rendah bisa menyebabkan berbagai organ di dalam tubuh kekurangan pasokan darah dan oksigen yang dibutuhkan oleh mereka untuk bekerja. Kurangnya pasokan ini bisa membuat tubuh merasa lemas dan lesu.

Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab hipotensi yang bisa menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi risiko terkena penyakit inii, seperti faktor usia dan kondisi cuaca.

Pada umumnya, hipotensi tidaklah berbahaya bila menyerang seseorang, khususnya pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat dan prima. Akan tetapi, penyakit ini bisa menimbulkan berbagai kondisi medis yang serius, khususnya pada orang-orang yang memiliki penyakit kronis yang lain. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui dan mewaspadai penyebab hipotensi beserta gejala-gejalanya.

Berikut ini berbagai penyebab hipotensi beserta gejala-gejalanya yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (25/7/2022)

Jenis Hipotensi

Pusing
Ilustrasi Demam dan Sakit Kepala Credit: pexels.com/pixabay

Sebelum membahas tentang penyebab hipotensi, ada baiknya kita membahas tentang jenis-jenis hipotensi. Mengutip dari situs Healthline, jenis tekanan darah rendah dibagi berdasarkan kapan itu terjadi dan juga penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa jenis hipotensi yang dikutip dari sumber tersebut:

1. Orthostatic

Jenis hipotensi yang satu ini adalah jenis yang paling sering terjadi. Hipotensi Orthostatic adalah tekanan darah rendah yang terjadi ketika seseorang berdiri dari posisi duduk ataupun rebahan. Saat kita merubah posisi, terkadang kita merasakan sedikit pusing. Hipotensi ini bisa terjadi pada siapa saja, meskipun faktor usia juga bisa berpengaruh untuk meningkatkan risikonya.

2. Postprandial

Hipotensi postprandial adalah merosotnya tekanan darah yang terjadi ketika seseorang selesai makan. Menurut artikel tahun 2010, tekanan darah rendah ini lebih banyak terjadi pada lansia serta orang-orang yang memiliki disfungsi otonom.

3. Neurally Mediated Hypotension

Tekanan darah rendah jenis ini umum terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Hipotensi ini bisa disebabkan karena seseorang terlalu lama berdiri ataupun emosi yang kuat.

4. Hipotensi Akut

Hipotensi akut adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang mendadak turun. Penyebab hipotensi ini salah satunya adalah syok yang terjadi ketika seseorang mengalami cedera atau infeksi yang serius. Saat tubuh mengalami syok, organ-organ tubuh seseorang tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang membantunya untuk bekerja dengan baik. Hipotensi akut bisa berbahaya bagi nyawa seseorang bila tidak segera diberi perawatan.

5. Jenis Lainnya

Ada berbagai jenis hipotensi lainnya. Hipotensi-hipotensi tersebut terjadi karena berbagai hal seperti pengobatan atau kondisi medis tertentu.

Penyebab Hipotensi

ilustrasi dehidrasi penyebab pusing/pexels
ilustrasi dehidrasi penyebab pusing/pexels

Ada berbagai faktor penyebab hipotensi. Mengutip dari situs Mayo Clinic, umumnya, tekanan darah akan bervariasi sepanjang harinya. Ada berbagai hal yang bisa mempengaruhi tekanan darah seseorang setiap hari yang meliputi:

- Posisi badan

- Pernafasan

- Makanan dan minuman

- Obat-obatan

- Kondisi fisik

- Stres

- Waktu

Tekanan darah umumnya mencapai titik terendah pada malam hari dan naik secara drastis ketika kita bangun tidur. Ada berbagai kondisi medis dan efek samping obat-obatan yang bisa menjadi penyebab hipotensi. Berbagai kondisi medis yang bisa menyebabkan hipotensi meliputi:

- Kehamilan. Perubahan saat kehamilan menyebabkan pembuluh darah seseorang membesar dengan cepat yang bisa menyebabkan turunnya tekanan darah. Biasanya, tekan darah rendah terjadi pada 24 minggu pertama pada masa kehamilan.

- Kondisi jantung dan katup jantung. Berbagai penyakit jantung seperti serangan jantung dan gagal jantung bisa menyebabkan turunnya tekanan darah pada seseorang.

- Penyakit terkait hormon. Kondisi yang mempengaruhi kelenjar paratiroid atau adrenal, seperti penyakit Addison, dapat menyebabkan tekanan darah turun. Gula darah rendah (hipoglikemia) dan, terkadang, diabetes juga dapat menurunkan tekanan darah.

- Dehidrasi. Ketika seseorang kekurangan cairan, jumlah darah yang ada di dalam tubuh menurun dan menyebabkan tekanan darah menjadi turun.

- Kehilangan darah. Kehilangan darah akibat pendarahan bisa menurunkan jumlah darah yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan tekanan darah menurun secara drastis.

- Infeksi parah. Ketika infeksi dalam tubuh memasuki aliran darah, itu dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang mengancam jiwa yang disebut syok septik.

- Reaksi alergi parah. Salah satu gejala dari reaksi alergi yang parah adalah menurunnya tekanan darah secara drastis.

- Kurangnya nutrisi pada makanan. Rendahnya kadar vitamin B-12, folat dan zat besi dapat mencegah tubuh memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang mencukupi, yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

Selain kondisi-kondisi medis di atas, hipotensi juga bisa disebabkan oleh konsumsi-obat-obatan. Ada berbagai obat-obatan yang bisa menyebabkan efek samping berupa penurunan tekanan darah ketika dikonsumsi, di antaranya adalah obat-obatan untuk penyakit Parkinson, obat-obatan untuk disfungsi ereksi, dan juga beberapa jenis anti-depresan tertentu.

Setidaknya ada 3 faktor yang mempengaruhi risiko terkena hipotensi yang meliputi:

- Usia

- Konsumsi obat-obatan

- Penyakit tertentu.

Gejala Hipotensi

ilustrasi pusing/freepik
ilustrasi pusing/freepik

Ada berbagai gejala yang menunjukkan hipotensi atau tekanan darah rendah. Gejala-gejala tersebut meliputi:

- Pandangan yang kabur

- Pusing

- Pingsan

- Perasaan lelah

- Kesulitan untu berkonsentrasi

- Mual

- Depresi

- Kulit yang terasa lembab atau keringatan ketika disentuh

Turunnya tekanan darah secara drastis dapat menyebabkan syok pada tubuh. Ada berbagai gejala yang menjadi tanda terjadinya syok, yang meliputi:

- Kebingungan, terutama terjadi pada orang tua atau lansia

- Kulit yang dingin dan lembab

- Warna kulit yang pucat

- Nafas yang pendek dan cepat

- Detak jantung atau pembuluh darah yang lemah dan cepat.

Cara Mencegah Hipotensi

Mendadak Pusing Hingga Menyebabkan Pingsan
Ilustrasi Pusing dan Sakit Kepala Credit: pexels.com/pixabay

Salah satu penyebab hipotensi yang paling banyak terjadi ialah gaya hidup. Oleh sebab itu, kita juga bisa mencegah tekanan darah rendah dengan mengubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mecegah hipotensi atau tekanan darah yang bisa kamu terapkan di rumah yang dikutip dari sumber yang sama:

- Minum lebih banyak air, kurangi alkohol. Alkohol menyebabkan dehidrasi dan dapat menurunkan tekanan darah, meskipun hanya meminumnya dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mengkonsumsi air dapat meningkatkan jumlah darah dalam tubuh dan mencegah dehidrasi.

- Perhatikan posisi tubuh. Gantilah posisimu secara perlahan dari berbaring datar atau jongkok ke posisi berdiri. Jangan duduk dengan kaki disilangkan. Jika gejala tekanan darah rendah dimulai saat berdiri, silangkan paha seperti gunting dan remaslah. Atau letakkan satu kaki di kursi dan condongkan tubuhmu sejauh mungkin ke depan. Gerakan ini mendorong aliran darah dari kaki ke jantung.

- Makanlah dalam porsi kecil dan konsumsi makanan yang rendah karbohidrat. Untuk membantu mencegah tekanan darah turun tajam setelah makan, makanlah dalam porsi kecil beberapa kali sehari. Batasi makanan tinggi karbohidrat seperti kentang, nasi, pasta, dan roti.

- Penyedia layanan kesehatan juga mungkin merekomendasikan minum satu atau dua cangkir kopi atau teh berkafein kuat saat sarapan. Kafein dapat menyebabkan dehidrasi, jadi pastikan untuk minum banyak air dan cairan lain yang tidak mengandung kafein.

- Berolahraga secara teratur. Sebagai tujuan umum, lakukan setidaknya 30 menit aktivitas fisik setiap harinya. Hindari berolahraga dalam kondisi panas dan lembab.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya