Liputan6.com, Jakarta Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa. berbeda dengan novel, cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa yang ringkas. Contoh cerpen singkat biasanya diterbitkan di surat kabar atau majalah. Selain itu, contoh cerpen singkat juga dapat ditemukan dalam sebuah buku kumpulan cerpen.
Sebagai salah satu karya sastra berbentuk prosa, cerpen kadang melibatkan dialog dan monolog dalam ceritanya, selain menggunakan narasi. Namun karena bentuknya yang ringkas dan singkat, dialog dan monolog bisa dikesampingkan dalam penulisan cerpen.
Advertisement
Baca Juga
Dari segi cerita, cerpen kurang lebih sama dengan novel. Namun, karena bentuknya yang singkat, cerpen biasanya hanya menceritakan satu kejadian saja.
Ada banyak sekali contoh cerpen singkat yang cukup terkenal di Indonesia, misalnya saja cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A. Navis, atau cerpen "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo.
Di artikel ini akan ditunjukkan salah satu contoh cerpen singkat lain, yang bisa menjadi referensi dalam menulis cerpen. Namun sebelum itu, berikut adalah pembahasan mengenai pengertian cerpen dan strukturnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (9/12/2022).
Pengertian Cerpen
Cerpen merupakan akronim dari cerita pendek, yang mengacu pada karya fiksi singkat, biasanya ditulis dalam bentuk prosa. Isi dari cerpen biasanya padat dan langsung kepada inti cerita.
Menurut American Literature, cerpen adalah sebuah cerita dengan tema yang dikembangkan sepenuhnya tetapi secara signifikan lebih pendek dan kurang rumit daripada sebuah novel. Cerpen adalah sebuah karya fiksi yang dikategorikan berdasarkan panjangnya. Secara historis, cerita pendek biasanya antara 1.000 dan 20.000 kata dan dapat dibaca dalam sekali duduk.
Melansir Masterclass, cerpen adalah karya fiksi prosa mandiri yang fungsinya untuk menyampaikan pesan moral, mengabadikan momen, atau membangkitkan suasana hati tertentu. Cerpen seringkali lebih terfokus, karena semua elemen di dalamnya—plot, karakter, tempo, struktur cerita, dan sebagainya—harus bekerja sama menuju tujuan bersama ini.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa singkat, dengan cerita yang lebih sederhana daripada novel, karena hanya fokus pada kejadian tertentu.
Ada beberapa hal yang membedakan cerpen dengan karya prosa lain seperti novel. Perbedaan cerpen dengan karya sastra lain, dapat dilihat dari ciri-cirinya, antara lain sebagai berikut:
1. Panjang cerpen
Sebuah cerpen adalah karya fiksi prosa yang bisa dibaca dalam sekali duduk, biasanya antara 20 menit sampai satu jam. Tidak ada panjang maksimum dari cerpen, tetapi rata-rata panjang cerita pendek adalah seribu hingga 10 ribu kata.
2. Alur sederhana
Cerpen tidak memiliki alur cerita yang rumit. Kejadian, alur dan penempatan cerita umumnya hanya satu. Plot tunggal yang mudah diisi adalah salah satu ciri khas cerita pendek dan membantu membentuk karakteristik lainnya.Penokohan terbatas Cerpen juga biasanya hanya memiliki jumlah tokoh yang terbatas serta waktu penceritaan yang singkat.
3. Setting padat dan jelas
Paragraf pembuka cerita pendek harus dengan cepat menggambarkan latar cerita. Pembaca harus tahu kapan dan di mana cerita itu berlangsung.
4. Bagian akhir
Bagian akhir dari cerita pendek merupakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang telah terjadi di dalam cerita serta penyampaian pesan moral.
5. Gaya bahasa sederhana
Pada cerpen, diksi dan gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu rumit. Ini membuat cerpen lebih mudah dan cepat dipahami pembaca.
6. Pesan moral
Di akhir cerpen, biasanya akan ditemukan pesan moral yang terkandung. Pesan moral ini bisa berupa pesan tersurat maupun tersirat.
7. Subjek
Cerita pendek biasanya berfokus pada satu subjek atau tema. Subjek atau tema bisa berkisar dari sesuatu yang biasa-biasa saja seperti tugas sehari-hari atau yang mendebarkan seperti dongeng hantu.
8. Suasana hati atau perasaan yang terdefinisi dengan jelas
Ini bisa berupa genre (humor, romansa, horor); sebuah ide (zina, melahirkan, pelajaran hidup); atau emosi (kehilangan, kesedihan, kegembiraan).
9. Sudut pandang kuat
Cerpen memiliki sudut pandang yang kuat. Pesan dan tujuan yang ingin disampaikan sudah bisa dikenali sejak awal.
Advertisement
Unsur-Unsur Cerpen
Secara umum, cerpen terbentuk atas dua unsur penting, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen itu sendiri, tema tokoh, alur, latar, dan sebagainya.
Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah cerpen yang berasal dari luar cerpen itu sendiri, misalnya penulis, keberpihakan penulis, faktor sosiologis, dan sebagainya.
Unsur Intrinsik Cerpen
1. Tema
Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Tema merupakan sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa. Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut.
2. Tokoh
Tokoh merupakan unsur intrinsik cerpen yang penting. Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terdapat di dalam cerita. Selain tokoh, penokohan juga jadi bagian dari unsur intrinsik. Penokohan merupakan penentuan watak atau karakter dari tokoh tersebut. Penokohan ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan saat menyelesaikan suatu masalah.
3. Alur
Alur dalam cerpen adalah jalan cerita. Prosa seperti cerpen memiliki alur yang jelas. Alur bisa memiliki tahapan mulai dari perkenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian. Alur yang digunakan oleh penulis ada 2 macam, yaitu alur maju yang menggambarkan cerita urut dari perkenalan tokoh, hingga penyelesaian konflik. Sedangkan alur mundur adalah alur cerita yang jalan ceritanya tidak runtut.
4. Latar
Unsur intrinsik cerpen lainnya dalam cerpen adalah latar. Unsur ini mengacu pada latur waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita. Latar ini bisa membuat pembaca cerpen lebih paham tentang kapan, dimana dan sedang apa tokoh yang diceritakan.
5. Sudut pandang
Unsur intrinsik cerpen yang tak kalah penting pada cerpen adalah sudut pandang. Sudut pandang merupakan arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita.
6 Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam unsur intrinsik merupakan ciri khas dari penulis saat menuliskan cerita. Gaya bahasa ini bisa dibedakan dari penggunaan majas, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya.
7. Amanat
Amanat pada cerpen adalah pesan moral yang ditulis oleh penulis cerita, yang bisa dipetik oleh pembacanya, setelah membaca karya tersebut. Amanat atau pesan moral, biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Selain unsur intrinsik cerpen, kamu juga perlu mengenali unsur ekstrinsiknya. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi struktur dari cerpen. Unsur ekstrinsik pada cerpen meliputi:
1. Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi, sosial, moral)
2. Latar belakang kehidupan pengarang
3. Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
4. Sikap pengarang
5. Psikologi pengarang dan pembaca
6. Latar belakang pengarang
7. Keadaan di lingkungan pengarang
Contoh Cerpen Singkat
Ada banyak sekali contoh cerpen singkat yang bisa kita temukan di berbagai media, mulai dari surat kabar, majalah, internet, maupun buku yang berisi kumpulan cerpen. Salah satu cerpen singkat yang paling terkenal adalah "Robohnya Surau Kami" karya A.A. Navis, atau cerpen "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo.
Namun di artikel ini akan ditunjukkan contoh cerpen singkat lain, yang lebih singkat, sebagai referensi sebagai bahan untuk dipelajari.
Mimpi Sang Dara
Pagi menjelang saat seorang gadis yang biasa dipanggil dengan nama Dara mulai menjerang air untuk membuat segelas teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam sebuah rumah berdinding tinggi.
Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut.
Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa tidak ada yang bisa diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara kakaknya mungkin saja malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara.
Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran buruknya yang menyesali keadaannya.
Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada seorangpun di dalam rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut membuat Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi rodanya ke arah taman kompleks, berniat menenangkan diri.
Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh seorang gadis seusianya dengan kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara dan mulai menyebutkan namanya, yaitu Hana. mereka berdua mudah sekali akrab, mungkin karena keduanya saling mengerti kondisi masing-masing.
Tiba-tiba Hana Berkata, “ Dara, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang terlahir sia-sia. Mungkin kita tidak bisa berdiri tegak layaknya manusia lain. Tapi, kita masih punya hak untuk merasakan bahagia. Cobalah untuk menerima dirimu sendiri, Dara.” lalu, akhirnya gadis itu berpamitan pada Dara.
Semenjak pertemuannya di taman dengan Hana, Dara mulai merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Dara berpikir bagaimana ia bisa seutuhnya menerima dirinya ketika orang di dekatnya tidak mendukungnya sama sekali.
Dara mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan, meskipun seringkali ia menangis ketika teringat kenyataan bahwa ia hanyalah seorang gadis yang diacuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.
Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di dalam pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya adalah rajin membuat lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara untuk tidak memikirkan mengenai dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai memahami perkataan Hana.
Perlahan mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia sering memposting lukisannya melalui media sosial. Hingga suatu hari ada seseorang datang ke rumah Dara untuk menemui gadis itu guna mengajaknya untuk bergabung di dalam sebuah pameran lukisan.
Kedua orang tua Dara terperangah mendengar ucapan pria tersebut, sebab tidak menyangka bahwa Dara si gadis kursi roda bisa menghasilkan karya lukisan yang indah. Dara hanya tersenyum melihat respon kedua orang tuanya dan memilih menerima tawaran pameran tersebut.
Berbagai lukisan indah dipajang dalam pameran yang diberi tema Mimpi Sang Dara. Orang tua Dara menghadiri pameran tersebut dan merasa terharu atas pencapaian putri yang selama ini diacuhkannya. Sementara Dara merasa lega bisa menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkan apa yang dimiliki.
Advertisement
Teman yang Baik
Rina dan Dini dikenal sebagai sahabat baik yang populer di sekolah. Meskipun berbeda kelas, tapi mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak ada yang meragukan eratnya persahabatan di antara mereka.
Meski berbeda karakter, tetap tidak menghalangi kedekatan mereka. Rina merupakan seorang siswi pendiam yang tidak akan populer jika tidak bersama Dini. Sedangkan Dini cenderung seperti seorang pembual yang hobi memamerkan barang-barang milik Rina.
Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal.
Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia kemudian melihat voucher yang tersisa.
Melihat nominal pada voucher yang tinggal dua pilihan, ia memilih voucher belanja dengan nominal paling rendah kemudian berbalik dan tersenyum pada ibu dan empat anaknya. Hal ini membuat Dini terkejut dan menganggapnya bodoh.
Dini kemudian mencoba menguji Rina dengan uang yang ia bawa. Ia meminta Rina untuk mengambil salah satu uang yang ia sodorkan. Sedikit bingung, Rina mengambil uang dengan nominal paling rendah.
Keesokan harinya Dini bercerita kepada teman-temannya tentang kebodohan Rina. Untuk membuktikannya, Dini memanggil Rina ke hadapan teman-teman kelasnya.
“Hai, Rin, aku ada uang nganggur nih. Kamu pilih yang mana? Aku kasih buat kamu.” Dini menyodorkan uang sejumlah Rp10.000 dan Rp20.000 kepada Rina.
Rina pun mengambil Rp10.000 dari Dini. Dini dan teman-temannya tertawa dan mengatakan bahwa Rina bodoh. Peristiwa ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Beberapa teman Dini juga ikut-ikutan melakukan hal itu.
Rina tetap diam dipermalukan seperti itu. Dan setiap kali dipaksa untuk memilih, ia selalu bersikap tenang dan memilih uang dengan nominal yang paling rendah. Ia juga ikut tertawa ketika orang-orang menertawakannya.
Hingga suatu hari ketika Dini memamerkan kebodohan Rina pada salah seorang kakak kelas terpopuler bernama Rifki dihadapan teman-teman kelasnya. Dini kembali menyodorkan uang, kali ini bernominal Rp50.000 dan Rp100.000, kepada Rina dan memintanya memilih.
Lagi-lagi Rina memilih uang dengan nominal terendah. Semua orang tertawa, menertawakan Rina yang hanya tertunduk, kecuali Rifki. Ia tertegun mengamati siapa sebenarnya yang sedang membodohi siapa.
“Lihat, Kak. Teman baikku yang satu ini unik kan?” kata Dini kembali mulai mempermalukan Rina.
“Ya, dia memang unik dan cerdas. Jika saja ia memilih uang dengan nominal tertinggi dari awal, maka kalian tidak akan mau bermain dengannya bukan? Cobalah kalian hitung berapa ratus ribu yang sudah kalian keluarkan cuma-cuma,” kata Rifki.
Dia pintar, memilih bersabar untuk mengambil keuntungan lebih. Jadi, sebenarnya siapa yang sedang membodohi siapa?” lanjut Rifki tertawa.
Semua orang terdiam mendengar penjelasan dari Kak Rifki. Seketika mereka merasa telah melakukan hal bodoh yang sia-sia. Sedangkan Rina tersenyum memandang Kak Rifki yang berbalik menertawakan Dini dan teman-temannya.
Pada akhirnya, bagi Rina teman yang baik itu selalu ada memberikan tambahan penghasilan tak terduga meski harus dibayar dengan kesabarannya. Tapi tidak apa-apa, setiap perbuatan pasti ada bayarannya dan perbuatan Dini dibayar dengan uang serta rasa malu.
Mahasiswa Teknik
Andi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah satu Perguruan Tinggi favorit di Jogjakarta. Setiap hari ia bertemu dengan aku di kampus. Suatu hari, dia bercerita kepadaku tentang masalah hidupnya. Dia berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka terlihat seperti orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya, Andi merasa tidak terlalu suka saat melihat temannya tersenyum bahagia.
“Haikal, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa kehidupan orang lain selalu baik-baik aja bahkan kelihatan seperti tidak punya masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya kayak punya banyak beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia.” Kata Andi waktu itu.
Pada waktu itu juga aku mengatakan kepada Andi bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang ditanggung di pundaknya. Tentunya masing-masing beban hidup yang dialami setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban hidupmu selalu dibandingkan dengan orang lain maka percayalah bahwa semua itu akan semakin berat.
Yang selama ini dipikirkan Andi tentang orang lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bagaimana kondisi orang lain yang menurutnya selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan orang-orang untuk menenangkan dirinya sendiri. Bisa saja mereka telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.
Setelah itu, dia hanya terdiam merenungi perkataanku. Dia memikirkan apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang menasehati orang lain tidak semudah menasehati diri sendiri. Terkadang aku sendiri masih suka membanding- bandingkan diri dengan orang lain.
Waktu dulu aku juga pernah merasakan seperti di posisi Andi saat ini. Saat itu juga ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang merasa dibebani ada juga yang tidak.
“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi jangan ditanyakan ya, karena kita tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.
Mulai saat itu aku mulai introspeksi perihal diriku sendiri. Aku berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa menjadi pelajaran dalam hidupku. Karena selalu ada hikmah yang bisa aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat aku selalu yakin adalah setiap permasalahan ini datang dan dirancang oleh-Nya.
Advertisement