Liputan6.com, Jakarta Shalat dhuha adalah salah satu amalan salat sunah yang mungkin cukup akrab di telinga umat Islam. Pasalnya, shalat dhuha merupakan ibadah sunah yang istimewa. Shalat dhuha merupakan amalan yang sangat dianjurkan karena memiliki berbagai keutamaan.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang disebutkan dalam HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, yang artinya:
"Siapa yang membiasakan shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Selain diampuni dosanya, seorang muslim yang mengerjakan shalat dhuha juga akan dicukupkan rezekinya, berpahala seperti orang pergi haji dan umrah, termasuk bagian dari sedekah, serta dibangunkan sebuah rumah di surga.
Shalat dhuha perlu kamu kenali tata cara, niat, dan juga doanya. Selain itu, agar ibadahmu lebih bermakna, kamu juga perlu memahami hukum mengerjakan shalat dhuha, waktu terbaik mengerjakannya, dan keutamaannya dalam hadis.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (19/2/2023) tentang shalat dhuha.
Hukum dan Waktu Mengerjakan Shalat Dhuha
Hukum Mengerjakan Shalat Dhuha
Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah sunah muakkad. Ini artinya hukum sunnah yang sangat dianjurkan, sebab Rasulullah SAW melakukannya dan menjadikannya sebagai suatu wasiat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang berkata,
"Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.” (Muttafaqun ‘Alaih, Al-Bukhari No. 1981, Muslim No. 721)
Waktu Mengerjakan Shalat Dhuha
Waktu shalat dhuha sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu awal waktu dan akhir waktu. Untuk awal waktu shalat dhuha ini dimulai 20 menit setelah Matahari terbit. Ini sesuai dengan keterangan hadis yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin ‘Abasah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Kerjakanlah shalat subuh kemudian tinggalkanlah shalat hingga matahari terbit, sampai matahari naik. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud (menyembah Matahari).” (HR. Muslim)
Sementara itu, akhir waktu shalat dhuha adalah 15 menit sebelum masuk waktu shalat zuhur. Namun waktu terbaik atau utama mengerjakan saolat dhuha adalah di waktu yang akhir atau seperempat siang, yaitu dalam keadaan yang semakin panas. Itu sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam. Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat dhuha (di awal pagi). Dia berkata,
“Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin (taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’.” (HR. Muslim)
Advertisement
Tata Cara Shalat Dhuha
Berikut tata cara sholat dhuha:
1. Membaca niat shalat dhuha
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat shalat sunah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul Ihram dan membaca “Allaahu akbar”
3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
4. Membaca Surah Al-Fatihah
5. Membaca Surah Ad-Dhuha
6. Ruku’ dengan tuma’ninah
7. I’tidal dengan tuma’ninah
8. Sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
10. Sujud kedua dengan tuma’ninah
11. Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
12. Salam
13. Membaca doa shalat dhuha
Doa Shalat Dhuha
Berikut doa yang bisa dipanjatkan setelah selesai melakukan shalat dhuha:
“Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata 'ismatuka.
Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahrirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin.”
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.
Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh."
Advertisement
Keutamaan Shalat Dhuha
Ajaran Rasulullah
Sholat dhuha merupakan ajaran khusus dari Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang berkata,
"Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.” (Muttafaqun ‘Alaih. Al-Bukhari no. 1981. Muslim no. 721)
Dijanjikan Surga
Mereka yang rajin mengerjakan sholat dhuha maka akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini sesuai dengan isi hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barang siapa yang shalat dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami’ No. 634).
Sama Seperti Pergi Haji atau Umrah
Keutamaan shalat dhuha yang sebelumnya telah didahului shalat subuh berjamaah dan dzikir hingga terbit Matahari adalah seperti mendapat pahala seperti orang pergi haji dan umroh. Diriwayatkan Anas bin Malik ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa melaksanakan shalat subuh berjama’ah kemudian ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga terbit Matahari, lalu ia mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahalanya haji dan umroh.” (HR. Tirmidzi No. 586)
Termasuk Shalat Awwabin
Sholat dhuha termasuk dalam shalat awwabin, yaitu sholatnya orang-orang yang taat. Rutin mengerjakan shalat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat. Abu Hurairah ra meriwayatkan hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tidaklah seseorang menjaga shalat sunnah dhuha melainkan ia adalah awwab (orang yang kembali taat). Sholat dhuha ini adalah shalat awwabin." (HR. Ibnu Khuzaimah).
Termasuk Bagian dari Sedekah
HR. Muslim menjelaskan:
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no. 720).
Kebutuhan Tercukupi
HR Daud, Ahmad, Tirmidz:
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Wahai Anak Adam, jangan sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (sholat duha), nanti akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari).” (HR Daud, Ahmad, Tirmidz).
Diselamatkan pada Hari Tersebut
HR. At-Thabrani
“Barangsiapa yang sholat duha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).