Ilmuwan Ciptakan Alat Deteksi Kanker Lewat Setetes Darah, Jadi Terobosan Baru

Alat pendeteksi kanker lewat darah

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 01 Mar 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 19:00 WIB
Alat deteksi kanker
Alat Deteksi Kanker Lewat Setetes Darah (Sumber; Ilustrasi Pexels, Edward Jenner, The Static Droplet Microfluidic device Majid Warkiani)

Liputan6.com, Jakarta Kanker menjadi musuh mematikan bagi manusia. Sudah banyak korban meninggal akibat kanker. Kebanyakan para penderita kanker sadar belakangan telah mengidap kanker dengan stadium yang sudah tinggi. Hal inilah yang membuat deteksi kanker dini berperan penting.

Biopsi merupakan cara paling umum dan akurat memeriksa seseorang menderita kanker. Hingga baru-baru ini ditemukan sebuah alat yang bisa mendeteksi sel kanker lewat satu tetes darah. Para peneliti di University of Technology (UTS) di Sydney, Australia tengah mengembangkan perangkat Static Droplet Microfluidic (SDM).

SDM dapat dengan cepat mendeteksi sel tumor yang bersirkulasi (CTC) yang telah terpisah dari sumber kanker untuk memasuki aliran darah. Para peneliti menyebutkan temuan alat ini bisa membuka jalan untuk deteksi, pemantauan, dan pengobatan kanker yang sangat dini.

Menariknya, para ilmuwan berambisi alat Static Droplet Microfluidic ini bakal bisa dijual bebas di pasaran. Mengingat cara pengoperasiannya yang mudah demi mendapatkan informasi penting perihal kanker. 

Lantas seperti apa cara kerja alat deteksi kanker lewat darah ini? Berikut Liputan6.com mengulasnya melansir dari Universitas Teknologi Sydney dan New Atlas, Rabu (3/1/2023).

Sel Kanker di Penderita Kanker

Alat deteksi kanker
Alat Deteksi Kanker Lewat Setetes Darah (Sumber: The Static Droplet Microfluidic device Majid Warkiani)

Mulanya para ilmuwan sadar mencari sel kanker di dalam sel darah sangat sulit, namun itu memungkinkan. Majid Warkiana, profesor dari Fakultas Teknik Biomedis UTS mengatakan, satu sel tumor dapat ditemukan di antara miliaran sel darah hanya dalam satu mililiter darah, membuatnya sangat sulit ditemukan. 

Pada tahun 1920-an, Otto Warburg menemukan bahwa sel kanker mengonsumsi banyak glukosa sehingga menghasilkan lebih banyak laktat. Perangkat SDM memantau sel tunggal untuk peningkatan laktat menggunakan pewarna fluoresen peka-pH yang mendeteksi pengasaman di sekitar sel.

Setelah SDM mendeteksi sel-sel yang bermasalah, alat ini dapat menjalani analisis genetik dan molekuler lebih lanjut untuk menentukan sumber dan menginformasikan pengobatan. Kemampuan perangkat untuk mendeteksi jumlah CTC yang sangat kecil dapat membuat keadaan jadi lebih baik untuk menyelamatkan nyawa.

Dikembangkan untuk Dijual Belikan

Alat deteksi kanker
Alat Deteksi Kanker Lewat Setetes Darah (Sumber; Ilustrasi Pexels, Edward Jenner)

Nantinya, perangkat ini juga dirancang untuk dioperasikan oleh staf medis, yang berarti integrasi yang mudah dan murah ke dalam klinik dan pengalaman yang jauh lebih sedikit melibatkan, invasif, dan berisiko bagi pasien.

“Menangani kanker melalui penilaian sel tumor dalam sampel darah jauh lebih tidak invasif dibandingkan melakukan biopsi jaringan,” kata Warkiani. “Ini memungkinkan dokter untuk melakukan tes ulang dan memantau respons pasien terhadap pengobatan.”

Mereka berharap untuk mengubahnya, dengan pengembangan biotek baru perangkat Static Droplet Microfluidic (SDM). Tim pengembangan sangat percaya diri dengan SDM sehingga mengajukan paten sementara dan berencana merilis perangkat secara komersial.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya