Liputan6.com, Jakarta Surat An-Nas tergolong surat Makkiyah. Surat pendek satu ini tentu sudah tidak asing lagi bagi setiap umat Islam, pasalnya kerap kali dibaca ketika sholat lima waktu. Surat An-Nas adalah surat penutup dalam Al-Quran.
Surat yang terdapat pada juz 30 atau juz amma ini sering kali disandingkan dengan surat pendek lainnya, yaitu Al-Falaq dan Al-Ikhlas. Surat An-Nas dan Al-Falaq bersama-sama disebut Al-Mu'awwidhatan yang artinya yaitu "Ayat Perlindungan".
Surat An-Nas tergolong surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di Makkah. Membaca surat An-Nas diyakini bisa memberi perlindungan dari gangguan setan dan hal-hal buruk lainnya. Oleh karena itu, penting untuk seorang muslim mengetahui makna surat An-Nas dan tafsirnya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/3/2023) tentang surat An-Nas tergolong surat.
Surat An-Nas Tergolong Surat Makkiyah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, surat An-Nas tergolong surat Makkiyah. Surat An-Nas tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di kota Makkah. Surat An-Nas terdiri dari 6 ayat, dan merupakan surat ke-114, surat terakhir dalam Al- Quran.
An-Nas artinya manusia. Surat An-Nas artinya berisi tentang penyebutan Allah SWT sebagai Tuhan atas semua manusia, Raja atas semua manusia, dan Tuhan atas semua manusia. Makna dari isi surat ini adalah anjuran supaya manusia memohon perlindungan kepada Allah terhadap pengaruh hasutan jahat setan yang menyelinap di dalam diri.
Surat An-Nas tergolong surat yang sangat penting dihafalkan seorang muslim. Pasalnya, surat ini disebut juga sebagai ayat perlindungan. Bahkan, surat An-Nas tergolong surat Makkiyah yang dibaca untuk meminta perlindungan Allah SWT dari setan jahat. Surat An-Nas artinya menyerukan setiap orang untuk berlindung kepada-Nya dari kejahatan pembisik, baik itu Setan atau teman yang buruk, yang membisikkan kejahatan di dada atau telinga orang.
Surat An-Nas tergolong surat yang dimulai dengan urutan yang indah, dari yang umum ke yang lebih khusus seperti yang mengatakan, "Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan semua orang, Raja semua orang, Tuhan semua orang". Dalam surat An-Nas artinya ada istilah Raja yang mengacu pada Allah SWT yang memiliki kebebasan mutlak dalam menangani ciptaan-Nya.
Advertisement
Manfaat Membaca Surat An-Nas
Surat An-Nas tergolong surat yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat. Berikut beberapa manfaat membaca surat An-Nas:
1. Menangkal Sihir
Surat An-Nas bermanfaat menangkal sihir yang menyerang seseorang muslim. Hal ini telah terbukti dengan apa yang dialami oleh Rasulullah SAW sendiri.
2. Melindungi Diri
Membaca surat An-Nas dapat menjauhkan umat islam dari godaan yang datang dari hasutan manusia, setan dan jin. Sebagaimana diriwayatkan dalam sbeuah hadis, “ telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang tidak semisal dengannya yaitu al Mu’awwidzataini (Surat annas dan surat al falaq).” (HR. Muslim, at Tirmidzi, An Nasai).
3. Mendapat Keamanan Saat Tidur
Setan dan jin dapat menggoda manusia dalam keadaan tidur. Maka dari itu sebainya membaca surat An-Nas sebagai banteng diri saat tidur.
Surat An-Nas 1-6 Beserta Arti dan Tafsirnya
Surat An-Nas tergolong surat yang diturunkan di Makkah, yang artinya manusia. Berikut surat An-Nas, artinya, dan tafsirnya:
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١
Qul a'uudzu birobbinnaas.
Artinya:
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
Tafsir:
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad termasuk pula di dalamnya seluruh umatnya agar memohon perlindungan kepada Tuhan yang menciptakan, menjaga, menumbuhkan, mengembangkan, dan menjaga kelangsungan hidup manusia dengan nikmat dan kasih sayang-Nya serta memberi peringatan kepada mereka dengan ancaman-ancaman-Nya.
مَلِكِ النَّاسِۙ ٢
Malikin naas.
Artinya:
Raja manusia,
Tafsir:
Allah menjelaskan bahwa Tuhan yang mendidik manusia itu adalah yang memiliki dan yang mengatur semua syariat, yang membuat undang-undang, peraturan-peraturan, dan hukum-hukum agama. Barang siapa yang mematuhinya akan berbahagia hidup di dunia dan di akhirat.
اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣
Ilaahin naas.
Artinya:
sembahan manusia,
Tafsir:
Allah menambah keterangan tentang Tuhan pendidik manusia ialah yang menguasai jiwa mereka dengan kebesaran-Nya. Mereka tidak mengetahui kekuasaan Allah itu secara keseluruhan, tetapi mereka tunduk kepada-Nya dengan sepenuh hati dan mereka tidak mengetahui bagaimana datangnya dorongan hati kepada mereka itu, sehingga dapat mempengaruhi seluruh jiwa raga mereka.
Ayat-ayat ini mendahulukan kata Rabb (pendidik) dari kata Malik dan Ilah karena pendidikan adalah nikmat Allah yang paling utama dan terbesar bagi manusia. Kemudian yang kedua diikuti dengan kata Malik (Raja) karena manusia harus tunduk kepada kerajaan Allah sesudah mereka dewasa dan berakal.
Kemudian diikuti dengan kata Ilah (sembahan), karena manusia sesudah berakal menyadari bahwa hanya kepada Allah mereka harus tunduk dan hanya Dia saja yang berhak untuk disembah. Allah menyatakan dalam ayat-ayat ini bahwa Dia Raja manusia. Pemilik manusia dan Tuhan manusia, bahkan Dia adalah Tuhan segala sesuatu.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ - ٤
Min syarril waswaasil khonnaas.
Artinya:
dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
Tafsir:
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan manusia agar berlindung kepada Allah Rabbul-'Alamin dari kejahatan bisikan setan yang senantiasa bersembunyi di dalam hati manusia. Bisikan dan was-was yang berasal dari godaan setan itu bila dihadapkan kepada akal yang sehat mesti kalah dan orang yang tergoda menjadi sadar kembali, karena semua bisikan dan was-was setan yang akan menyakiti manusia itu akan menjadi hampa bila jiwa sadar kembali kepada perintah-perintah agama.
Begitu pula bila seorang menggoda temannya yang lain untuk melakukan suatu kejahatan, tetapi temannya itu berpegang kuat dengan perintah-perintah agama niscaya akan berhenti menggoda dan merasa kecewa karena godaannya itu tidak berhasil namun ia tetap menunggu kesempatan yang lain.
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ - ٥
Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas.
Artinya:
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
Tafsir:
Allah menerangkan dalam ayat ini tentang godaan tersebut, yaitu bisikan setan yang tersembunyi yang ditiupkan ke dalam dada manusia, yang mungkin datangnya dari jin atau manusia. Setan-setan jin itu seringkali membisikkan suatu keraguan dengan cara yang sangat halus kepada manusia. Seringkali dia menampakkan dirinya sebagai penasihat yang ikhlas, tetapi bila engkau menghardiknya ia mundur dan bila diperhatikan bicaranya ia terus melanjutkan godaannya secara berlebih-lebihan.
Surat ini dimulai dengan kata pendidik, karena itu Tuhan sebagai pendidik manusia, berkuasa untuk menolak semua godaan setan dan bisikannya dari manusia. Allah memberi petunjuk dalam surat ini agar manusia memohon pertolongan hanya kepada Allah sebagaimana Dia telah memberi petunjuk yang serupa dalam surat al-Fatihah, bahwa dasar yang terpenting dalam agama adalah menghadapkan diri dengan penuh keikhlasan kepada Allah baik dalam ucapan, maupun perbuatan lainnya dan memohon perlindungan kepada-Nya dari segala godaan setan yang ia sendiri tidak mampu menolaknya.
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ - ٦
Minal jinnati wan naas.
Artinya:
dari (golongan) jin dan manusia.”
Allah menerangkan dalam ayat ini tentang godaan tersebut, yaitu bisikan setan yang tersembunyi yang ditiupkan ke dalam dada manusia, yang mungkin datangnya dari jin atau manusia. Setan-setan jin itu seringkali membisikkan suatu keraguan dengan cara yang sangat halus kepada manusia. Seringkali dia menampakkan dirinya sebagai penasihat yang ikhlas, tetapi bila engkau menghardiknya ia mundur dan bila diperhatikan bicaranya ia terus melanjutkan godaannya secara berlebih-lebihan.
Advertisement