Bulan Muharram adalah Istimewa dalam Islam, Ini Amalan yang Dianjurkan

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah.

oleh Laudia Tysara diperbarui 17 Apr 2023, 09:45 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2023, 09:45 WIB
Aktivitas Muslim Kashmir di Bulan Suci Ramadan
Muslim Kashmir sedang berdoa selama bulan ramadan di sebuah tempat suci di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, 7 Mei 2019. Saat ini umat Islam di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu mulai fajar hingga senja. (AP/Mukhtar Khan)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam yang memiliki banyak keistimewaan. Bulan Muharram memiliki nilai sejarah dan keagamaan yang tinggi.

Di bulan Muharram seluruh amal kebaikan dilipatgandakan, begitu catatan dosa yang dilakukan pada bulan haram ini. Dalam buku berjudul Mengenal Nama Bulan dalam kalender Hijriyah (2012) oleh Ida Fitri Shohibah, membahas mengenai bulan Muharram sebagai nama bulan Islam pertama dalam kalender Hijriyah.

Dari Abu Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 belas bulan. Di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, di mana tindakan yang diharamkan dianjurkan untuk dihindari. Ini bulan yang tepat untuk merenungkan dan memperbaiki diri.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bulan Muharram dan keistimewaannya, Senin (17/4/2023).

Sejarah Bulan Muharram

Suasana Hari Raya Idul Fitri 1443 H di Berbagai Negara
Umat ​​Muslim berfoto di depan masjid Kubah Batu setelah sholat Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadhan, di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem Lama pada 2 Mei 2022. (AFP/Ahmad Gharabli)

Ida Fitri Shohibah menjelaskan bulan Muharram memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim, karena selain menjadi awal tahun baru dalam kalender Islam, bulan Muharram juga memiliki nilai historis dan keagamaan yang tinggi.

Menurut penjelasan dalam buku tersebut, penentuan Muharram sebagai bulan Islam pertama dalam tahun Hijriyah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab, salah satu pemimpin Muslim pada masa awal Islam.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan tuntunan dari Nabi Muhammad SAW, yang memandang Muharram sebagai bulan yang mulia dan memiliki makna khusus dalam sejarah Islam. Bulan Muharram juga menjadi waktu di mana umat Muslim selesai melaksanakan ibadah haji, salah satu kewajiban dalam agama Islam.

Selain itu, dalam buku berjudul Kumpulan Kultum Setahun oleh Fuad bin Abdul Aziz, dijelaskan bahwa bulan Muharram adalah memiliki aturan khusus yang mengharamkan tindakan-tindakan tertentu. Sebaliknya, amal kebaikan yang dilakukan di bulan Muharram akan dilipatgandakan pahalanya.

Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang menjadikan bulan Muharram sebagai waktu yang istimewa untuk beribadah, berbuat kebaikan, dan meningkatkan amal shalih.

Keistimewaan Bulan Muharram

Warga Dubai Sholat Tahajud di Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadhan di Masjid Naif di Dubai (5/5/2021). Malam Lailatul Qadar di mana Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad. (AFP/Karim Sahib)

Penting untuk diketahui bahwa di bulan Muharram adalah bulan terdapat berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Seperti, peristiwa Nabi Adam yang bertaubat kepada Allah SWT, berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, Nabi Ibrahim yang selamat dari kobaran api, Nabi Yusuf yang dilepaskan dari penjara di Mesir, Nabi Yunus yang keluar dari perut ikan dengan selamat, Nabi Musa yang selamat dari kejaran Fir'aun, dan Hijrahnya Rasulullah SAW.

Peristiwa-peristiwa ini menjadi bagian dari sejarah dan warisan agama Islam yang diingat dan diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia, khususnya dalam bulan Muharram.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW juga pernah menyebutkan mengenai kedudukan bulan Muharram dalam kalender Hijriyah. Beliau menjelaskan bahwa satu tahun dalam kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan, di antaranya terdapat 4 bulan haram atau suci. Ketiga bulan haram tersebut adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram yang berurutan, serta bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya'ban.

Dari Abu Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 belas bulan. Di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa bulan Muharram memiliki kedudukan istimewa sebagai salah satu dari empat bulan haram atau suci dalam kalender Hijriyah. Dalam bulan-bulan haram ini, tindakan-tindakan yang dilarang dalam agama Islam seperti berperang dan berbuat kekerasan dilarang dilakukan, sedangkan amal kebaikan dan ibadah dianjurkan untuk ditingkatkan.

Amalan Bulan Muharram

FOTO: Perayaan Hari Raya Idul Adha dari Berbagai Belahan Dunia
Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jama, New Delhi, India, 10 Juli 2022. Umat muslim seluruh dunia merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban untuk memperingati kesediaan Nabi Ibrahim mengorbankan putranya. (AP Photo/Manish Swarup)

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam yang memiliki beberapa keistimewaan dalam agama Islam. Ini rangkuman keistimewaan bulan Muharram yang dimaksudkan:

Pertama

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, bersama dengan Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Artinya, dalam bulan Muharram, umat Muslim dianjurkan untuk menjauhi tindakan yang diharamkan, meningkatkan kebaikan, dan memperbanyak amal ibadah.

"Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatkan kalian." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua

Bulan Muharram juga dianggap sebagai bulan suci yang dosanya dilipatgandakan. Rasulullah SAW bersabda bahwa amal ibadah yang dilakukan dalam bulan Muharram memiliki nilai pahala yang lebih besar daripada dalam bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berusaha memperbanyak amal ibadah, seperti shalat, puasa, dan bersedekah, dalam bulan Muharram untuk meraih pahala yang berlipat ganda.

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus…” (QS. at-Taubah ayat 36)

Ketiga

Bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan di mana puasa Asyura dilakukan. Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa tahun sebelumnya. Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk ibadah dan penghapusan dosa.

"Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baik sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam." (HR. Muslim)

Keempat

Bulan Muharram juga memiliki peristiwa sejarah penting dalam Islam, seperti penyelamatan Nabi Musa a.s. dan Bani Israel dari Firaun pada hari Asyura. Hal ini membuat Muharram menjadi waktu yang dihormati dan diingat dalam sejarah Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk merenungkan peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah dalam bulan Muharram.

Kelima

Bulan Muharram juga menjadi waktu untuk merenungkan dan memperbaiki diri sebagai bentuk persiapan untuk tahun baru hijriyah. Bulan Muharram menjadi awal dari tahun baru hijriyah dalam kalender Islam, dan banyak umat Muslim yang merasa diinspirasi untuk merenungkan tahun yang telah berlalu, merencanakan tujuan di tahun baru, dan meningkatkan kualitas hidup sebagai seorang Muslim.

Ibnu Abbas ra. Ia berkata: "Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para Sahabatnya juga berpuasa, maka mereka berkata: Wahai Rasulullah SAW, hari Asyura itu hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah SAW bersabda: Kalau demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa pada hari yang kesembilan." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya