Kisah Inspiratif Getuk Take, Bermula Usaha Kecil Kini Ekspor ke Hongkong dan Macau

Keberhasilan Edy Blangkon dan Getuk Take menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda di Indonesia.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 30 Mei 2023, 19:46 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 19:45 WIB
Getuk Take
Getuk take (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Makanan tradisional Indonesia, getuk, telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Getuk, yang biasanya dikenal sebagai makanan desa, kini telah menembus batas negara dan membawa kesuksesan bagi para pelaku usaha di bidangnya.

Salah satu kisah inspiratif usaha di bidang kuliner, dilakoni Edy Susanto, yang lebih dikenal dengan sebutan Edy Blangkon, dalam mengembangkan bisnisnya. 

Edy Blangkon memulai usahanya dengan membuat getuk secara manual dan menjualnya dengan cara promosi dari mulut ke mulut. Pada tahun 2015, ia mendirikan usaha Getuk Take dengan menggunakan hanya 10 kilogram bahan baku singkong Jalak Towo. Namun, kini usahanya telah berkembang pesat dengan mengemas getuk dalam bentuk makanan beku atau frozen food yang dapat disimpan dalam freezer dan dijual kembali.

 

getuk take
Getuk take (istimewa)

Pengemasan getuk dalam bentuk makanan beku memberikan keuntungan praktis, karena produk tersebut dapat dijual dalam waktu yang cukup lama. Dengan pendekatan pemasaran yang tepat, Edy Blangkon berhasil membawa merek Getuk Take keluar dari Indonesia dan mulai melakukan ekspor ke Hongkong dan Macau. Meskipun kapasitas ekspornya masih terbatas, yaitu sekitar 500 kotak per bulan, prestasi ini sangat membanggakan mengingat Getuk Take telah dikenal di luar negeri.

Selain ekspor, Getuk Take juga telah merambah pasar regional di kota-kota besar, seperti Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Pemasaran produk getuk beku ini juga telah mencapai sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.

Edy Blangkon menyampaikan rasa syukurnya atas perkembangan Getuk Take yang pesat. Dari awalnya hanya sebuah usaha kecil, kini Getuk Take mampu memproduksi 5-6 kilogram bahan baku per hari. Singkong Jalak Towo yang digunakan sebagai bahan dasar Getuk Take merupakan salah satu keunggulan produk ini.

“Kami bersyukur dengan melesatnya perjalanan Getuk Take ini dari semula usaha kecil kini sudah berkapasitas produksi sebanyak 5-6 kilogram per hari untuk bahan baku Getuk Take yakni dari singkong Jalak Towo,” ungkap Edy Blangkon,  Sabtu (27/5/2023).

Keberhasilan Edy Blangkon dan Getuk Take menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda di Indonesia. Kisah sukses mereka membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan pemasaran yang tepat, makanan tradisional Indonesia seperti getuk dapat dikenal dan meraih kesuksesan di pasar internasional.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya