Liputan6.com, Jakarta Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan kapan tanggal puasa Ramadan atau 1 Ramadan 1443 H adalah pada hari Sabtu, 2 April 2022. Puasa berapa hari lagi ini didasarkan pada surat Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443.
Baca Juga
Advertisement
Puasa Ramadan sesuai metode hisab Muhammadiyah terhitung dari tanggal 13 Februari 2022, kurang 49 hari lagi atau H-49 menuju puasa Ramadan 2022.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan untuk menghitung puasa berapa hari lagi dengan rukyat (menentukan hilal dengan pandangan mata mengenai posisi bulan sabit baru), umumnya diamati pada hari ke-29 di bulan berjalan.
Puasa berapa hari lagi untuk hilal tidak terlihat adalah jatuh pada tanggal 3 April 2022, itu artinya puasa kurang 50 hari lagi atau H-50 menuju puasa Ramadan. Sementara puasa berapa hari lagi untuk hilal terlihat adalah jatuh pada tanggal 2 April 2022, itu artinya puasa kurang 49 hari lagi atau H-49 menuju puasa Ramadan.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang puasa berapa hari lagi sesuai metode hisab dan rukyat, Minggu (13/2/2022).
Puasa Berapa Hari Lagi dengan Metode Hisab
Pertanyaan tentang puasa berapa hari lagi bisa terjawab apabila sudah mengetahui kapan tanggal puasa Ramadan 2022 ditetapkan.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan kapan tanggal puasa Ramadan atau 1 Ramadan 1443 H adalah pada hari Sabtu, 2 April 2022. Ini bisa menjawab puasa berapa hari lagi.
Tanggal puasa Ramadan menurut Muhammadiyah dengan metode hisab (metode pemantauan hilal berdasarkan perhitungan matematik astronomi) didasarkan pada surat Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443.
"1 Ramadan 1443 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 2 April 2022 M," tulis Maklumat PP Muhammadiyah.
Puasa berapa hari lagi? Maka puasa Ramadan sesuai metode hisab Muhammadiyah terhitung dari tanggal 13 Februari 2022, kurang 49 hari lagi atau H-49 menuju puasa Ramadan 2022.
Menghitung puasa berapa hari lagi ke depannya, sesuaikan saja dengan tanggal penetapan 1 Ramadan, yakni 2 April 2022. Perhitungan puasa berapa hari lagi, baru bisa dihitung dengan metode hisab.
Dalam keterangannya, PP Muhammadiyah melakukan Ijtimak jelang Ramadan 1443 H pada 29 Syakban 1443 H atau 1 April 2022 pukul 13.27.13 WIB. Hasil pengamatan melalui tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta menunjukkan bahwa hilalsudah wujud, dan bulan berada di atas ufuk untuk seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam.
Â
Advertisement
Puasa Berapa Hari Lagi dengan Metode Rukyat
Sementara untuk menghitung puasa berapa hari lagi dengan rukyat (menentukan hilal dengan pandangan mata mengenai posisi bulan sabit baru), umumnya diamati pada hari ke-29 di bulan berjalan.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan hilal dengan pandangan mata bisa dilihat setelah terjadinya konjungsi di arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam penanggalan kalender Islam.
Memahami puasa berapa hari lagi sesuai pematauan rukyat, akan dilakukan oleh Kementerian Agama RI dengan menggelar sidang Isbat.
Apabila hilal tidak terlihat (versi 1) beberapa saat setelah magrib (qobla ghurub) maka petang hari ke-29 di bulan berjalan ditetapkan sudah memasuki 1 Syawal. Maka, puasa Ramadan akan berlangsung selama 29 hari (versi pemerintah).
Sebaliknya, apabila hilal disaksikan para perukyat (versi 2), hari ke-30 petang ditetapkan sebagai malam 30 Ramadan dan puasa Ramadan akan berlangsung selama 30 hari. Puasa berapa hari lagi terhitung dari tanggal 13 Februari 2022?
Puasa berapa hari lagi untuk versi 1 adalah jatuh pada tanggal 3 April 2022, itu artinya puasa kurang 50 hari lagi atau H-50 menuju puasa Ramadan. Sementara puasa berapa hari lagi untuk versi 2 adalah jatuh pada tanggal 2 April 2022, itu artinya puasa kurang 49 hari lagi atau H-49 menuju puasa Ramadan.
Pihak yang akan menghadiri sidang isbat adalah perwakilan Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Kemudian Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
Â