7 Makanan yang Memiliki Sifat Antibakteri Alami

Antibiotik sudah ditemukan selama berabad-abad lalu melalui sumber alami.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 17 Jun 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 09:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Berbagai macam bakteri bisa mengancam siapa pun dan di mana pun. Tubuh pastinya akan bekerja keras untuk melawan bakteri, kuman, dan virus yang tersebar melalui udara atau makanan. Banyak benyakit yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi kulit, sakit perut, atau flu.

Antibiotik menjadi solusi untuk masalah ini. Antibiotik digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Meski antibiotik diidentikan dengan obat kimia modern, nyatanya, antibiotik sudah ditemukan selama berabad-abad lalu melalui sumber alami.

Beberapa jenis makanan mengandung sifat antibakteri alami. Makanan ini membantuk kekebalan tubuh untuk melawan bakteri berbahaya secara alami. Ekstrak nabati tertentu, minyak esensial, dan bahkan makanan memiliki sifat antibiotik.

Berikut makanan yang mengandung sifat antibakteri alami, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (9/11/2019).

Bawang Putih

Ilustrasi Bawang Putih
Bawang putih. (iStockphoto)

Penelitian telah menemukan bahwa bawang putih dapat menjadi pengobatan yang efektif terhadap berbagai bentuk bakteri, termasuk Salmonella dan Escherichia coli (E. coli). Bawang putih umumnya aman untuk dikonsumsi. Dua siung per hari dianggap dosis yang dapat diterima.

Bawang putih juga merupakan anti bakteri kuat yang dapat melawan infeksi jamur. Bawang putih mengandung senyawa pelindung alami yang disebut allicin dan minyak volatil lainnya.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy, Diallyl sulfide, senyawa dalam bawang putih, 100 kali lebih efektif daripada dua antibiotik populer dalam memerangi bakteri Campylobacter. Bakteri Campylobacter adalah salah satu penyebab paling umum infeksi usus.

Madu

Madu
Ilustrasi Foto Madu (iStockphoto)

Madu adalah salah satu antibiotik tertua yang diketahui. Orang Mesir sering menggunakan madu sebagai antibiotik alami dan pelindung kulit.

Madu mengandung hidrogen peroksida, yang memiliki beberapa sifat antibakteri. Madu juga memiliki kandungan gula tinggi yang dapat membantu menghentikan pertumbuhan bakteri tertentu.

Selain itu, madu memiliki tingkat pH rendah. Ini berfungsi untuk menarik kelembaban dari bakteri, menyebabkan bakteri mengalami dehidrasi dan mati.

Untuk menggunakan madu sebagai antibiotik, oleskan langsung ke luka atau daerah yang terinfeksi. Madu juga dapat dikonsumsi untuk membantu pengobatan infeksi internal.

Jahe

Jahe
Ilustrasi jahe (iStockphoto)

Gingerol, zat bioaktif dalam jahe segar, dapat membantu menurunkan risiko infeksi bakteri. Bahkan, ekstrak jahe dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri. Jahe sangat efektif melawan bakteri mulut yang dihubungkan dengan penyakit radang pada gusi, seperti gingivitis dan periodontitis.

Jahe segar juga efektif melawan virus RSV, penyebab umum infeksi saluran pernapasan. Komunitas ilmiah juga mengakui jahe sebagai antibiotik alami.

Jahe adalah obat rumah yang efektif untuk infeksi tenggorokan. Jahe juga mengandung sekelompok senyawa kimia yang disebut sesquiterpene yang diketahui membunuh rhinovirus, agen yang menyebabkan flu.

Kunyit

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Curcumin adalah bahan aktif utama dalam kunyit. Ini memiliki efek anti-inflamasi yang kuat dan merupakan antioksidan yang sangat kuat.

Kurkumin dalam kunyit memiliki efek antibakteri yang kuat. Mereka dapat mengurangi pertumbuhan banyak bakteri penyebab penyakit. Kunyit selalu dikenal sebagai antiseptik hebat yang digunakan untuk menyembuhkan luka.

Kunyit juga merupakan anti bakteri yang luar biasa yang menjaga sistem internal tetap bersih. Kunyit juga dapat mengganggu membran sel jamur dan dapat digunakan bersamaan dengan pengobatan jamur untuk hasil yang lebih baik.

Cengkeh

Cengkeh
Cengkeh (sumber: Pixabay)

Cengkeh secara tradisional telah digunakan dalam prosedur perawatan gigi. Cengkeh telah terbukti memiliki sifat antimikroba.

Satu studi tabung menunjukkan bahwa minyak atsiri cengkeh efektif membunuh bakteri E. coli. Bakteri ini dikenal dapat menyebabkan kram, diare, kelelahan, dan bahkan kematian.

Terlebih lagi, sifat antibakteri cengkeh bahkan dapat membantu meningkatkan kesehatan mulut. Dalam kombinasi dengan menyikat gigi secara teratur dan kebersihan mulut yang tepat, efek antibakteri cengkeh dapat bermanfaat bagi kesehatan mulut.

Minyak Kelapa

Cara Mencerahkan Wajah Kusam dengan minyak kelapa
Minyak kelapa (sumber: istockphoto)

Sifat anti-bakteri dari minyak kelapa berasal dari keberadaan asam lemak rantai menengah yaitu asam laurat dan asam kaprilat. Penelitian telah menunjukkan bahwa ia dapat menonaktifkan beberapa jenis bakteri, jamur, ragi dan virus.

Asam laurat 12-karbon membentuk sekitar 50% dari asam lemak dalam minyak kelapa. Ketika asam laurat dicerna, ia juga membentuk zat yang disebut monolaurin. Baik asam laurat dan monolaurin dapat membunuh patogen berbahaya seperti bakteri, virus, dan jamur. Senyawa ini adalah obat yang bagus untuk melawan infeksi kulit.

Teh Hijau

Ilustrasi Teh Hijau
Ilustrasi Teh Hijau (iStockphoto)

Katekin dalam teh hijau dapat membunuh bakteri dan menghambat virus seperti virus influenza, berpotensi menurunkan risiko infeksi. Streptococcus mutans adalah bakteri berbahaya utama di mulut. Ini menyebabkan pembentukan plak dan merupakan kontributor utama untuk gigi berlubang dan kerusakan gigi.

Studi menunjukkan bahwa katekin dalam teh hijau dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Konsumsi teh hijau dikaitkan dengan peningkatan kesehatan gigi dan risiko karies yang lebih rendah. Teh hijau juga mengandung polifenol, agen antimikroba kunci yang mengganggu metabolisme bakteri, mencegahnya berkembang biak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya