Liputan6.com, Jakarta Memiliki perut yang buncit memang lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Tak hanya masalah kesehatan, tetapi secara visual pun sangat mengganggu penampilan. Untuk itu penting mengetahui penyebab perut buncit ini.
Mengetahui penyebab perut buncit akan memudahkan seseorang memiliki ukuran perut ideal. Tak sekadar mengetahui, praktik untuk menghindari kebiasaan buruk ini juga wajib dilakukan setelahnya. Berhenti makan banyak, mulai berolahraga, dan lain sebagainya.
Advertisement
Baca Juga
Selain kebiasaan buruk, sebenarnya masih ada penyebab perut buncit yang jarang diketahui. Terutama terkait dengan perut buncit yang dialami wanita. Berbagai macam masalah reproduksi bisa menjadi alasannya.
Berikut Liputan6.com ulas penyebab perut buncit dari berbagai sumber, Rabu (16/9/2020).
Lemak Visceral dan Bakteri Firmicutes
Lemak Visceral
Lemak visceral bisa menjadi penyebab perut buncit pada pria dan wanita. Lemak ini disebut juga lemak intra abdomen, lemak yang tertimbun di bawah otot dan mengelilingi organ vital. Lemak ini tentu saja kerap muncul di bagian perut. Lemak ini akan dimetabolisme di hati dan akan diubah menjadi kolesterol darah.
Jika terus dibiarkan, penumpukan lemak viseral bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Jumlahnya yang berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan hormonal. Seperti saat seseorang kekurangan produksi hormon testosteron. Kondisi inilah yang membuat terjadinya penumpukan lemak di area perut.
Tak hanya penumpukan lemak, tetapi kondisi ini juga bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Terutama ketika ada produksi zat kimia yang dinamakan sitokin. Dampaknya buruknya lagi akan ada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Penurunan sensitivitas insulin, tekanan darah, dan pembekuan darah.
Bakteri Firmicutes
Menurut penelitian di dalam usus manusia terdapat ribuan bakteri. Dari semua bakteri dalam usus, ada yang menguntungkan dan merugikan. Bakteri merugikan inilah yang nantinya bisa menjadi penyebab perut buncit. Salah satunya bakteri firmicutes ini.
Beberapa penelitian menunjukkan bakteri firmicutes bisa meningkatkan jumlah kalori yang diserap tubuh. Tentu saja produksi lemak berlebihan di perut bisa terjadi. Hingga menyebabkan perut menjadi buncit.
Menurut sebuah penelitian, orang yang bertubuh gemuk cenderung mempunyai bakteri firmicutes lebih banyak. Jumlahnya sangat berbeda dengan orang yang memiliki berat badan normal. Meski begitu, bukan tak ada kemungkinan orang memiliki berat badan normal atau kurus tak memiliki bakteri firmicutes.
Advertisement
Kurang Tidur dan Gangguan Makan
Kurang Tidur
Menurut peneliti Wake Forest, seseorang yang tidur lima jam atau kurang berpotensi memiliki lemak perut dua setengah kali lebih banyak dibanding yang tidur lebih dari delapan jam. National Sleep Foundation menyarankan tujuh hingga delapan jam tidur untuk sebagian besar orang dewasa.
Saran ini bukan tanpa alasan, tetapi ketika seseorang kurang tidur risiko memiliki perut buncit semakin besar. Penyebab perut buncit ini pun sangat sulit dihindari. Kondisinya juga bisa menjadi semakin parah ketika seseorang sering menonton tv dan bermain ponsel sebelum tidur.
Sebuah studi oleh Lighting Research Center di Rensselaer Polytechnic Institute menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan dari gadget teknologi sebenarnya menekan produksi melatonin di otak. Ini adalah hormon tidur utama bagi tubuh, jadi ketika tubuh tidak cukup memproduksi hormon ini, komplikasi tidur bisa terjadi.
Gangguan Makan
Tak hanya gangguan tidur, tetapi gangguan makan juga bisa menjadi penyebab perut buncit. Seperti makan dengan bermain ponsel atau makan sambil menonton televisi.
Satu studi Cornell menemukan bahwa ketika diberi pilihan, 98.6 persen individu dengan berat badan berlebih akan memilih piring yang lebih besar. Piring besar ini akan memuat lebih banyak makanan, lebih banyak kalori, dan lebih banyak lemak perut.
Selain itu, makan sambil bermain ponsel, nonton tv, atau sambil bekerja hanya akan membuat konsentrasi terganggu. Untuk bisa mengontrolnya, lebih baik pilih piring saji dengan porsi lebih kecil. Usahakan juga menghindari berbagai gangguannya. Seperti ponsel, televisi, dan pekerjaan lainnya.
Makan Cepat dan Makan Tengah Malam
Makan Cepat
Memiliki kebiasaan makan terlalu lama memang tak baik bagi kesehatan. Meski begitu, makan terlalu cepat juga tak jauh berbeda. Makan cepat justru bisa menjadi penyebab perut buncit.
Tubuh manusia paling tidak membutuhkan waktu 20 menit untuk merasa kenyang. Otak akan memberikan respon kenyang pada perut pada durasi waktu itu. Studi dalam Journal of American Dietetic Association menemukan bahwa makan dengan perlahan dapat mengonsumsi 66 kalori lebih sedikit setiap makan.
Selain itu, makan terlalu cepat akan membuat makanan yang masuk dalam tubuh lebih banyak. Parahnya, penumpukan lemak di perut lebih berisiko terjadi. Solusinya lebih baik makan secara perlahan, porsi pas, dan dengan waktu yang ideal.
Makanlah secara perlahan, sebuah studi dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics menemukan bahwa makan secara perlahan seperti mengunyah dengan benar sebelum menelan akan makan 15 persen lebih sedikit dan memperoleh 112 kalori lebih sedikit selama makan.
Makan Tengah Malam
Makan tengah malam termasuk penyebab perut buncit yang kerap diabaikan. Padahal makan tengah malam apalagi sebelum tidur ini kebiasaan yang sangat buruk. Kebiasaan ini hanya akan membuat tubuh tak dapat mencerna kalori dengan maksimal.
Penelitian yang dipublikasikan di Obesity Society menunjukkan bahwa makan malam lebih awal dapat membantu menurunkan berat badan karena Anda memiliki lebih banyak waktu untuk membakar kalori.
Konsisten dan jadwalkan waktu makan malam. Jika harus makan tengah malam, pertimbangkan untuk berjalan-jalan. Bisa juga melakukan olahraga kecil sesudahnya untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
Advertisement
Usia dan Menopause
Usia
Usia juga bisa menjadi salah satu penyebab perut buncit. Terutama ketika pertambahan usia membuat seseorang kehilangan massa ototnya. Begitu juga bagi yang tak pernah melakukan olahraga dan lebih sering melakukan pekerjaan dengan duduk saja.
Kondisi seperti ini sangat mungkin membuat massa otot menurunkan metabolisme tubuh dalam mengolah kalori. Hingga kemampuan sel lemak di beberapa organ tubuh mengalami penurunan fungsi. Teruatam fungsi untuk menyimpan lemak.
Wajar saja jika kemudian ketika seseorang kelebihan lemak, maka lemak akan langsung terkumpul ke bagian perut. Lemak yang terkumpul ini pada akhirnya akan membuat perut menjadi buncit. Hal inilah yang kemudian membuat olahraga penting dilakukan seiring dengan pertambahan usia.
Menopause
Penyebab perut buncit pada wanita yang sulit dihindarkan adalah menopause. Kondisi ini berisiko terjadi tepat satu tahun setelah wanita memiliki periode menstruasi terakhirnya. Hal ini dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen.
Pada waktu tersebut, kadar estrogen turun drastis dan menyebabkan lemak disimpan di perut. Lemak ini awalnya disimpan pada pinggul dan paha. Satu studi menemukan wanita yang menopause dini cenderung mendapatkan lemak perut tambahan.
Sama seperti pertambahan usia, menopause pun tidak bisa dihindari. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah rutin berolahraga. Kemudian mengonsumsi buah dan sayuran. Menghindari konsumsi karbohidrat berlebih, lemak, dan kalori.
PCOS dan Stres
PCOS
PCOS (polycystic ovary syndrome) disebut juga sindrom ovarium polikistik. PCOS bisa menjadi salah satu penyebab perut buncit pada wanita. Kondisi ketika terjadi gangguan pada fungsi ovarium wanita yang berada di usia subur. Penyebab utamanya adalah kadar hormon kewanitaan yang tak seimbang.
PCOS membuat wanita memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi. Hingga tak heran pula jika kenaikan berat badan terjadi dan muncul banyak lemak di sekitar perut. Ketidakseimbangan penderita PCOS berupa kadar hormon pria lebih tinggi dari normalnya dalam tubuh wanita.
Hal ini menyebabkan penderita tidak mengalami menstruasi dan sulit untuk hamil atau infertilitas. Penderita PCOS memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi prematur, keguguran, hipertensi, dan diabetes kehamilan. Untuk jangka lama, PCOS dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker endometrium, dan depresi.
Stres
Stres dan mengalami depresi pun bisa menjadi penyebab perut buncit. Tak terkecuali bagi pria dan wanita, keduanya sangat berisiko mengalaminya. Banyak orang yang mengalami stres dan memiliki nafsu makan lebih tinggi. Hal ini kemudian membuat konsumsi makanan manis dan tinggi lemak lebih diminati.
Selain konsumsi makanan manis dan tinggi lemak, hormon kortisol atau hormon stres pun bisa meningkatkan jumlah lemak. Kondisi inilah yang kemudian membuat ukuran sel lemak lebih lebar.
Kondisinya pun akan semakin parah saat orang mempunyai kebiasaan makan untuk menghilangkan stres. Apalagi jika yang dikonsumsi adalah makanan serba manis. Tentu hal ini akan semakin memberikan peluang besar penimbunan lemak. Terutama di sekitar perut yang bisa membuat perut buncit.
Advertisement
Bungkuk dan Kurang Olahraga
Bungkuk
Memiliki kebiasaan duduk terlalu lama sudah berisiko membuat perut buncit. Apalagi jika duduknya disertai dengan bungkuk. Bungkuk ini bisa menjadi penyebab perut buncit. Posisi yang bungkuk akan membuat perut terlihat lebih besar.
Berbeda bagi yang berdiri dengan posisi tegak, maka perut akan terlihat lebih kecil. Hal ini dipengaruhi posisi berdiri maupun duduk dengan posisi tegak membuat otot-otot perut tertarik ke atas. Hingga membuat perut akan nampak lebih kecil.
Kurang Olahraga
Konon, olahraga bisa membuat tubuh memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Tak heran jika kurang melakukan olahraga bisa menjadi penyebab perut buncit. Seseorang yang kurang melakukan pergerakan, akan berisiko memiliki penumpukan lemak.
Penumpukan lemak perut dapat disebabkan oleh kurang bergerak tiap harinya. Orang yang kurang olahraga berisiko mengalami obesitas lebih besar. Tak perlu melakukan olahraga berat di pusat kebugaran. Menaiki tangga alih-alih menggunakan lift adalah cara sederhana.
Menurut University of New Mexico Health Sciences Center, Seseorang dengan berat 68 kg bisa kehilangan sekitar 3 kg per tahun hanya dengan menaiki dua tangga setiap hari. Dengan menggunakan tangga untuk naik ke lantai 2 atau 3 tiap harinya, artinya Anda sudah cukup banyak mengurangi risiko perut yang membuncit.