Takbiran Idul Adha Dikumandangkan sampai Kapan? Beda dengan Idul Fitri

Pada Hari Raya Idul Adha umat Islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir, bahkan setelah selesai shalat Id.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 06 Jun 2023, 18:45 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2023, 18:45 WIB
Ilustrasi takbiran
Ilustrasi takbiran (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran agama Islam, kita mengenal ada dua hari raya, yakni Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal setiap tahunnya, sedangkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya.

Selain itu, ada banyak perbedaan antara Idul Fitri dan Idul Adha. Salah satu di antara banyaknya perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha adalah waktu disunnahkannya mengumandangkan takbir.

Berdasarkan kitab Fathul Qarib, mengumandangkan takbir pada hari raya disunnahkan. Bahkan sunnah mengumandangkan takbir berlaku bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, mukim ataupun musafir, sedang berada di rumah, masjid, ataupun di pasar.

Hanya saja ada sedikit perbedaan mengenai sampai kapan takbir mesti dikumandangkan. Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, umat Islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir mulai dari ketika matahari terbenam sampai dengan shalat Idul Fitri dimulai. Sedangkan menurut sebagian ulama, takbiran setelah shalat Idul Fitri tidak disunnahkan.

Lalu takbiran Idul Adha dikumandangkan sampai kapan? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (6/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Takbiran Idul Adha dikumandangkan sampai kapan?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di setiap hari raya, baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha. Sunnah tersebut adalah mengumandangkan takbir pada malam hari raya.

Bahkan, mengumandangkan takbir di malam hari raya disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, mukim ataupun musafir, sedang berada di rumah, masjid, ataupun di pasar.

Pada hari Raya Idul Fitri disunnahkan untuk mengumandangkan takbir mulai dari terbenamnya matahari hingga dimulainya shalat id. Namun berbeda dengan takbiran Idul Adha. Lalu Takbiran Idul Adha dikumandangkan sampai kapan?

Ketika Idul Adha, umat Islam tidak hanya disunnahkan untuk mengumandangkan hanya di malam hari raya sampai dimulainya shalat id saja, melainkan juga disunnahkan untuk mengumandangkan takbir setelah shalat id, setiap shalat fardhu selama hari Tasyrik, yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa takbiran Idul Adha disunnahkan untuk dikumandangkan hingga tanggal 13 Dzulhijjah.

Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (1/5/2022). Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran dimeriahkan 30 beduk yang ditabuh oleh sejumlah penabuh dari berbagai wilayah Kota Administrasi Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain dari waktu dikumandangkannya takbir, di mana takbir Idul Adha disunnahkan untuk dikumandangkan hingga tanggal 13 Dzulhijjah, perbedaan takbir Idul Fitri dan Idul Adha juga terletak pada bacaannya. Dijelaskan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib al-Mujib, bahwa takbir dalam id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.

Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardhu maupun sunnah. Takbir mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya. Waktu pelaksanaan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Id, meliputi Idul Fitri maupun Idul Adha.

Sedangkan takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah. Waktu pembacaannya adalah setelah shalat shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah).

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa takbir pada malam hari raya Idul Fitri dinamakan takbir mursal. Sedangkan takbir yang dilantunkan pada hari raya Idul Adha disebut takbir muqayyad. Takbir Idul Adha disebut dengan takbir muqayyad, karena jika mengacu bahwa takbir itu dilaksanakan usai salat dalam rentang waktu lima hari tersebut.

Sedangkan jika dilihat bahwa takbir itu dilaksanakan pada malam hari raya Id, takbir malam Idul Adha ini juga termasuk takbir mursal. Artinya, takbir pada Idul Adha menyandang dua istilah, mursal dan muqayyad.


Bacaan Takbir Idul Adha

Pawai Malam Takbir Sambut Idul Fitri
Warga RW 04 Kebon Melati saat menggelar pawai malam Idul Fitri di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Minggu (1/5/2020). Pawai yang diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa tersebut dalam rangka memeriahkan malam takbir yang sempat dilarang selama dua tahun akibat pandemi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Setelah memahami perbedaan antara takbir Idul Adha dan Idul Fitri, baik dari sisi pengertian dan waktu pelaksanaannya, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana bacaan takbir Idul Adha.

Setidaknya ada dua macam bacaan takbir Idul Adha, yakni bacaan takbir Idul Adha yang pendek dan yang panjang, yakni sebagai berikut:

1. Bacaan Takbir Idul Adha Pendek

اللهُ اكبَرْ، اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُو ِللهِ الحَمْد

Allahu Akbar, Allahu Akbar kabira, Laa ilaaha illallaahu wallahu Akbar, Allahu Akbar walillaa ilhamd

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”

2. Bacaan Takbir Idul Adha Panjang

اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ و ِللهِ الحَمْ

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu AkbarLaa ilaaha illallaahu wallahu Akbar Allahu Akbar wa lillaah ilhamd.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu AkbarAllahu Akbar kabiiraa, walhamdulillaahi katsira, wa subhaanallahi bukrataw-wa ashillaa.

Laa ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishina lahuddiin walau karihal kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun.

Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa a'azza jundahu, wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaha illallaahu wallahu Akbar. Allahu Akbar wa Lillaahil-hamd.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya.

Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafik, dan musyrik membencinya.

Tiada Tuhan selain Allah dengan ke-Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke-Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”


Sunnah Lain di Hari Raya Idul Adha

Pecalang Mengamankan Pelaksanaan Sholat Lebaran Idul Fitri 1444 H
Tidak hanya ketika Sholat id Idul Adha dan Idul Fitri, pengamanan juga dilakukan ketika ada jumatan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Mengumandangkan takbir merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan selama Hari Raya Idul Adha. Selain itu masih ada sunnah-sunnah lainnya yang bisa kita kerjakan di Hari Raya Idul Adha untuk menambah pahala. Adapun sunnah-sunnah di Hari Raya Idul Adha antara lain adalah sebagai berikut,

1. Mandi

Selain mengumandangkan takbir di malam hari raya Idul Adha, kita juga disunnahkan untuk mandi sebelum melaksanakan shalat id, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits bahwasannya Nabi Muhammad SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.

2. Mengenakan Pakaian Terbaik

Selain mengumandangkan takbir di malam hari raya hingga akhir hari Tasyrik, kita juga disunnahkan untuk mengenakan pakaian terbaik ketika melaksanakan shalat Id. Hal ini seperti yang disampaikan dalam sebuah hadist berikut,

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)

3. Menggunakan Wangi-wangian

Sunnah lain yang dianjurkan untuk dikerjakan di Hari raya Idul Adha adalah menggunakan wangi-wangian. Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam hadist berikut,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya dan memakai minyak wangi” (HR. Hakim)

5. Tidak Makan sebelum Shalat Id

Berbeda dengan sunnah sebelum shalat Idul Fitri di mana kita disunnahkan untuk makan terlebih dahulu, menjelang shalat Idul Adha justru kita disunnahkan melakukan yang sebaliknya, yakni tidak makan.

Baru setelah selesai shalat Idul Adha, kita disunnahkan untuk makan, sebagaimana diriwayatkan oleh Budairah bahwa Rasulullah SAW tidak berangkat pada hari Idul Fitri sebelum makan terlebih dahulu dan beliau tidak makan pada waktu Idul Adha kecuali setelah pulang dari sholat Idul Adha.

6. Pergi dan Pulang dengan Jalan yang Berbeda

Sunnah berikutnya yang dianjurkan ketika Hari Raya Idul Adha adalah pergi dan pulang mengambil jalan yang berbeda. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits disampaikan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“ (HR. Al Bukhari).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya