Tata Cara Puasa Arafah, Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya

Tata cara dan niat puasa Arafah dan hukum puasa Arafah, serta keutamaannya.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 07 Jun 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur. (Photo by Michael Burrows from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Dalam penanggalan Islam, bulan Dzulhijjah memiliki makna yang sangat besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Di antara tanggal-tanggal penting di bulan ini, hari Arafah menjadi tangga yang menonjol. Pada hari yang baik ini, jutaan peziarah berkumpul di dataran Arafah sebagai bagian penting dari ibadah haji mereka. Namun, bagi mereka yang tidak menunaikan haji, menjalankan puasa Arafah memiliki pahala dan berkah yang sangat besar.

Puasa Arafah jatuh pada hari ke-9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum meriahnya perayaan Idul Adha. Ini adalah tindakan ibadah sukarela, yang dikenal sebagai Sunnah Muakkadah, sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak berpartisipasi dalam ibadah haji. Puasa ini memiliki makna yang luar biasa, mulai untuk mencari pengampunan-Nya, menghapus dosa-dosa masa lalu, dan mendapatkan berkah untuk tahun yang akan datang.

Puasa Arafah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk meneladani amal ibadah yang dilakukan para jamaah di dataran Arafah. Sementara jamaah haji terlibat dalam doa yang intens, mencari pengampunan dan rahmat dari Allah, mereka yang menjalankan puasa Arafah dapat bergabung dengan mereka dalam semangat, terlibat dalam peningkatan ibadah, membaca Alquran, dan doa yang tulus.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tata cara dan niat puasa Arafah dan hukum puasa Arafah, serta keutamaannya, Rabu (7/6/2023).

Bacaan Niat Puasa Arafah

Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa. (Photo by RODNAE Productions from Pexels)

Puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum perayaan Idul Adha. Puasa ini sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. Dalam puasa Arafah, kita berpuasa satu hari penuh mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.

Niat puasa Arafah adalah sebagai berikut:

"أُصِيْمُ نَوَافِلَ يَوْمِ عَرَفَةَ سَنَةَ التَّمَتُّعِ لِلَّهِ تَعَالَى"

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Arafah sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala."

Harap diingat bahwa niat puasa sebaiknya diucapkan dalam hati, namun jika ingin mengucapkannya dengan lisan, Anda bisa melakukannya. Semoga puasa Arafah Anda diterima oleh Allah SWT dan memberikan banyak keberkahan.

Puasa Arafah berfungsi sebagai pengingat persatuan dan kesetaraan yang menandakan haji. Muslim dari semua lapisan masyarakat, terlepas dari ras, kebangsaan, atau status sosial, berdiri berdampingan dalam pakaian sederhana yang sama, menunjukkan kesetaraan dan persaudaraan yang dipupuk Islam.

Hukum Puasa Arafah dan dalilnya

Hukum puasa Arafah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ"

Artinya: "Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa tahun yang telah lalu dan tahun yang akan datang."

Dalil tersebut menunjukkan keutamaan besar dari puasa Arafah, yaitu dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang bersemangat untuk berpuasa pada hari tersebut.

Namun, penting untuk dicatat bahwa puasa Arafah tidak diwajibkan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji. Bagi jamaah haji, lebih baik untuk tidak berpuasa pada hari Arafah, karena hari itu adalah salah satu dari wajibnya pelaksanaan ibadah haji.

Jadi, secara keseluruhan, hukum puasa Arafah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, dan memiliki keutamaan besar dalam penghapusan dosa-dosa.

 

Tata cara Puasa Arafah

Berikut adalah tata cara puasa Arafah:

1. Niat

Pada malam sebelum puasa Arafah atau sebelum fajar pada hari Arafah, niatkan dalam hati untuk berpuasa Arafah. Niat puasa Arafah sebaiknya dilakukan sebelum fajar, namun jika Anda lupa atau terlewatkan, puasa Anda tetap sah selama Anda belum makan atau minum setelah fajar.

2. Sahur

Sebelum fajar, disarankan untuk melakukan sahur atau makan untuk menguatkan diri sebelum berpuasa. Sunnah Rasulullah SAW adalah untuk mengkonsumsi makanan sahur sebelum fajar menyingsing.

3. Puasa

Puasa Arafah dimulai sejak terbit fajar pada hari Arafah dan berakhir pada saat matahari terbenam pada hari tersebut. Selama periode ini, Anda harus menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas yang membatalkan puasa.

4. Ibadah dan Doa

Selain menahan diri dari makan dan minum, disarankan untuk memperbanyak ibadah selama hari Arafah. Bacalah Al-Qur'an, lakukan dzikir, shalat sunnah, dan berdoa kepada Allah SWT. Hari Arafah adalah waktu yang sangat diberkahi, dan amalan-amalan yang dilakukan pada hari ini memiliki keutamaan yang besar.

5. Buka Puasa

Setelah matahari terbenam, Anda dapat mengakhiri puasa Arafah dengan memakan makanan berbuka seperti biasa. Disarankan untuk mengakhirkan berbuka puasa pada hari Arafah agar mendapatkan pahala yang lebih besar.

6. Sedekah

Disarankan untuk memberikan sedekah atau amalan kebaikan lainnya pada hari Arafah. Sedekah pada hari ini memiliki keutamaan yang besar dan dapat membantu menghapus dosa-dosa.

Itulah tata cara puasa Arafah. Harap diingat bahwa puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum perayaan Idul Adha. Semoga puasa Anda diterima oleh Allah SWT dan memberikan banyak keberkahan.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar dalam agama Islam. Beberapa keutamaan puasa Arafah antara lain:

1. Menghapus dosa

Rasulullah SAW bersabda, "Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa tahun yang telah lalu dan tahun yang akan datang." (HR. Muslim) Dengan berpuasa Arafah, diharapkan dosa-dosa yang telah lalu dapat diampuni oleh Allah SWT.

2. Mendekatkan diri kepada Allah

Puasa Arafah adalah amalan ibadah yang sangat dianjurkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Melalui puasa ini, umat Muslim menunjukkan ketaatan dan kesungguhan dalam beribadah kepada-Nya.

3. Kesempatan untuk memperoleh pahala besar

Puasa Arafah termasuk dalam amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Amalan sunnah memiliki pahala yang besar, dan pada hari Arafah pahala tersebut lebih berlipat ganda.

4. Meniru ibadah haji

Puasa Arafah memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak dapat melaksanakan ibadah haji untuk merasakan keutamaan dan keberkahan hari Arafah. Puasa Arafah adalah salah satu cara untuk meniru ibadah yang dilakukan oleh jamaah haji di Arafah.

5. Penyerupaan dengan para Nabi

Puasa Arafah juga memiliki keutamaan karena merupakan amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, serta juga dilakukan oleh Nabi-nabi sebelumnya. Dengan melaksanakan puasa Arafah, umat Muslim meneladani keutamaan-keutamaan yang telah dilakukan oleh para Nabi.

Mengingat keutamaan-keutamaan tersebut, banyak umat Muslim yang bersemangat untuk berpuasa pada hari Arafah. Namun, penting untuk diingat bahwa puasa Arafah tidak diwajibkan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji. Bagi jamaah haji, lebih baik untuk tidak berpuasa pada hari Arafah, karena hari itu adalah salah satu dari wajibnya pelaksanaan ibadah haji.

Puasa Arafah memiliki tempat yang disayangi di hati umat Islam sebagai hari penebusan dan pembaharuan spiritual. Ini adalah tindakan ibadah sunnah dengan pahala dan berkah yang luar biasa, menawarkan kesempatan untuk mencari pengampunan dan membersihkan jiwa. Saat jutaan peziarah berkumpul di dataran Arafah, mari kita bergabung dengan mereka dalam semangat, menjalankan puasa yang diberkati ini dan merangkul ajaran dan kebajikan yang diwakili hari ini. Semoga puasa kita diterima, dan semoga kita muncul dari hari ini dengan iman dan pengabdian yang diperbarui.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya