Apa yang Dimaksud Menghardik Anak Yatim? Kenali Pengertian dan Dampak Negatifnya

Menghardik anak yatim dapat mencakup berbagai tindakan negatif seperti penolakan, pengucilan, pelecehan fisik atau seksual hingga intimidasi.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 07 Jun 2023, 16:40 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 16:40 WIB
Ilustrasi Anak Yatim
ilustrasi anak yatim. (Gambar oleh Pexels dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Apa yang dimaksud menghardik anak yatim? Menghardik anak yatim adalah tindakan yang melibatkan perlakuan kasar, pengabaian, pelecehan, atau penghinaan yang ditujukan secara sengaja kepada anak-anak yatim. Tindakan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara fisik, emosional, atau verbal.

Apa yang dimaksud menghardik anak yatim? Menghardik anak yatim mencakup perilaku yang merugikan, secara psikologis, sosial, dan sering kali melanggar hak-hak mereka sebagai individu yang rentan. Dalam konteks ini, "anak yatim" merujuk kepada anak-anak yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka. Mereka mungkin menjadi yatim karena kematian orang tua, terlantar, diabaikan, atau ditinggalkan. 

Apa yang dimaksud menghardik anak yatim? Menghardik anak yatim dapat mencakup berbagai tindakan negatif, tidak hanya penolakan, pengucilan, pelecehan fisik atau seksual, namun juga perlakuan tidak adil. Hal ini bisa terjadi di berbagai lingkungan, termasuk dalam lembaga perawatan anak yatim, sekolah, lingkungan masyarakat, atau bahkan di dalam keluarga.

Berikut ini dampak menghardik anak yatim yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/6/2023). 

Mengenal Anak Yatim

[Bintang] Ilustrasi Anak Yatim
Ilustrasi Anak Yatim

Secara bahasa kata “yatim” memiliki arti infirad atau sendiri. Melansir dari laman Yatim Mandiri, di dalam bahasa Arab semua yang sendiri disebut yatim, sebagai contohnya adalah makna dari al-yatimah yang memiliki arti janda yang hidup sendiri. (Muhammad Abu Manshur al-Harawi w. 370 H, Tahdzib al-Lughat, h. 14/ 242)

Kata yatim digunakan untuk manusia, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ali bin Muhammad al-Jurjani (w. 816 H) di dalam kitabnya bernama at-Ta’rifat. Yang di dalamnya menuturkan bahwa anak yatim adalah seseorang anak yang bapaknya telah meninggal, sedangkan pada hewan adalah hewan yang induknya telah mati.” (Ali bin Muhammad al-Jurjani (w. 816 H), at-Ta’rifat, h. 258)

Jadi, menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan seorang anak yatim adalah seorang anak belum baligh yang ditinggal mati oleh bapaknya. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika seorang anak tersebut telah memasuki usia baligh dan dewasa. Golongan anak yang telah ditinggal wafat ayahnya ini tercatat dalam beberapa ayat di Al-Qur’an, sehingga bisa disimpulkan bahwa perhatian dan kedudukannya pun besar dalam sudut pandang Agama Islam.

Dari berbagai keterangan di dalam ayat Al-Qur’an dan sunnah dari Rasulullah SAW, bisa disimpulkan bahwa mereka adalah anak-anak istimewa yang harus diperlakukan dengan baik. Dalam Al-Qur’an juga telah menjelaskan perintah dan kewajiban para umat muslim, dalam menyantuni dan memelihara mereka dengan kasih sayang yang tulus dan ikhlas. 

Dampak Negatif Menghardik Anak Yatim

Liburan Seru Anak Yatim Piatu Covid-19 Cek Pospam HIngga Belanja di Mall
Liburan Seru Anak Yatim Piatu Covid-19 Cek Pospam HIngga Belanja di Mall (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Gangguan emosional dan psikologis

Menghardik anak yatim dapat menyebabkan gangguan emosional dan psikologis yang berkepanjangan. Mereka mungkin mengalami tingkat stres yang tinggi, kecemasan kronis, depresi, dan bahkan mengalami gangguan stres pascatrauma. Tindakan-tindakan yang kasar dan penghinaan yang mereka alami dapat mengganggu stabilitas emosional mereka dan merusak kesehatan mental secara keseluruhan.

Rendahnya harga diri

Perlakuan kasar dan penghinaan pada anak yatim, dapat menyebabkan rendahnya harga diri. Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak dihargai, atau merasa bahwa mereka pantas mendapatkan perlakuan buruk. Hal ini dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri dan menghalangi mereka untuk meraih potensi mereka secara penuh.

Gangguan perkembangan sosial

Menghardik anak yatim juga dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan sosial mereka. Anak-anak ini mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat, dan mempercayai orang lain. Penghinaan, intimidasi, dan penolakan dapat membuat mereka merasa terisolasi, tidak termasuk, dan sulit beradaptasi dalam lingkungan sosial.

Masalah perilaku

Dampak menghardik anak yatim dapat terlihat dalam perubahan perilaku mereka. Mereka mungkin menunjukkan sikap agresif, sulit mengendalikan emosi, atau mengalami masalah perilaku lainnya sebagai respons terhadap perlakuan kasar yang mereka alami. Hal ini dapat berdampak negatif pada prestasi sekolah, hubungan dengan teman sebaya, dan keterampilan sosial mereka.

Rendahnya prestasi akademik

Menghardik anak yatim juga dapat berdampak pada rendahnya prestasi akademik mereka. Stres dan ketidakstabilan emosional yang disebabkan oleh penghardikan, dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berkonsentrasi, belajar, dan berpartisipasi secara aktif dalam pendidikan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja akademik, dan kesulitan dalam mencapai potensi akademik mereka.

Penurunan kesejahteraan fisik

Dampak menghardik anak yatim tidak hanya terbatas pada aspek emosional dan mental, tetapi juga dapat berdampak pada kesejahteraan fisik mereka. Stres kronis dan ketidakstabilan emosional dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, penurunan nafsu makan, penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan pertumbuhan.

Dampak Jangka Panjang

Berbagi Kebahagiaan Santuni 1.000 Anak Yatim Piatu
Anak-anak yatim piatu belajar membuat kaligrafi di sela acara Pepsodent Sahur Amal di Masjid Istiqlal, Jakarta (Liputan6.com) 

Menghardik anak yatim dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada kehidupan mereka. Dampak negatif yang mereka alami selama masa kanak-kanak, dapat berlanjut hingga masa dewasa dan mempengaruhi kehidupan mereka secara keseluruhan. Beberapa dampak jangka panjang yang mungkin terjadi meliputi:

  1. Anak yatim yang mengalami penghardikan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan kesehatan mental di masa dewasa, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. Pengalaman traumatis yang mereka alami selama masa kanak-kanak dapat membentuk pola pikir dan perilaku yang rentan terhadap masalah kesehatan mental di kemudian hari.
  2. Anak yatim yang mengalami penghardikan, mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat di masa dewasa. Mereka mungkin mengalami kepercayaan yang rusak terhadap orang lain, kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang mendalam, atau memiliki pola hubungan yang tidak sehat.
  3. Menghardik anak yatim dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka dan peluang karir di masa dewasa. Pengalaman negatif yang mereka alami dapat menghambat motivasi belajar, mempengaruhi keterampilan sosial yang diperlukan di tempat kerja, dan menghambat perkembangan profesional mereka.
  4. Anak yatim yang mengalami penghardikan mungkin mengalami kesulitan, dalam mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk hidup mandiri. Mereka mungkin mengalami ketergantungan yang berlebihan pada orang lain, kesulitan dalam mengambil keputusan, atau merasa tidak mampu menghadapi tantangan hidup.
  5. Menghardik anak yatim dapat menghasilkan siklus penghardikan yang berlanjut. Jika anak yatim tersebut tidak mendapatkan dukungan dan pemulihan yang tepat, mereka mungkin mengulangi pola penghardikan pada anak-anak lain di masa depan. Ini dapat menyebabkan perpetuasi siklus kekerasan dan penghardikan yang merugikan.

Mengapa Menghardik Anak Yatim Harus Dihindari

Perlindungan terhadap kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi

Anak yatim adalah individu yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka. Mereka berada dalam kondisi yang rentan dan membutuhkan perlindungan ekstra. Menghardik anak yatim merupakan bentuk kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi yang melanggar hak-hak asasi mereka. Setiap anak, termasuk anak yatim, berhak tumbuh dan hidup dengan aman, tanpa rasa takut atau ketidakadilan.

Dampak negatif terhadap kesejahteraan mereka

Menghardik anak yatim dapat memiliki dampak yang serius terhadap kesejahteraan mereka. Perlakuan kasar, penghinaan, dan pelecehan dapat menyebabkan trauma psikologis yang berkepanjangan. Anak yatim yang mengalami penghardikan seringkali mengalami gangguan emosional, kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Dampak ini dapat berlangsung hingga masa dewasa dan menghambat perkembangan potensi mereka.

Penghambatan perkembangan personal dan sosial

Anak yatim membutuhkan dukungan dan lingkungan yang positif, untuk berkembang secara personal dan sosial. Menghardik anak yatim dapat mengganggu proses perkembangan mereka. Rendahnya harga diri, ketidakpercayaan terhadap orang lain, dan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat adalah beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, belajar, dan mencapai potensi mereka secara penuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya