TBC Disebabkan oleh Bakteri, Kenali Faktor Risiko, Gejala, dan Pencegahannya

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan.

oleh Husnul Abdi diperbarui 20 Okt 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi Tuberkulosis
Ilustrasi Tuberkulosis Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Bakteri ini dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi TB paru (paru-paru) yang melepaskan Mtb ke udara melalui batuk, bersin, atau meludah.

TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit menular paling mematikan di dunia. Sejak 1980-an, jumlah kasus TBC meningkat secara dramatis karena penyebaran HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Infeksi dengan HIV menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga sulit bagi tubuh untuk mengendalikan bakteri TB. Akibatnya, orang dengan HIV jauh lebih sering terkena TB dan berkembang dari penyakit laten menjadi aktif dibandingkan orang yang tidak HIV positif.

TBC disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat dicegah dengan berbagai tindakan, salah satunya pola hidup sehat. Meskipun tuberkulosis menular, penyakit ini tak lantas mudah menular begitu saja. Mengenali penyebab serta pencegahan yang tepat bisa membuatmu terhindar dari penyakit ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/10/2023) tentang TBC.

TBC Disebabkan oleh Bakteri

Ilustrasi Tuberkulosis
Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab TBC ini terkadang bisa tetap hidup di udara selama beberapa jam, terutama di tempat-tempat kecil tanpa udara segar. Udara segar dan sinar matahari mempersulit bakteri untuk tetap hidup. Udara segar menaburkan bakteri dan sinar matahari membunuh mereka. Seseorang yang tinggal atau bekerja bersama penderita TBC jauh lebih tinggi berisiko daripada penularan dari orang asing.

Sebenarnya, tidak semua orang yang menghirup bakteri menjadi sakit. Pada banyak orang sehat, sistem kekebalan tubuhnya mampu menghancurkan bakteri penyebab TBC. Siapa saja bisa terkena TBC, tetapi faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko penularan. TBC disebabkan oleh beberapa faktor risiko, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem kekebalan tubuh melemah

TBC disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu sistem kekebalan tubuh yang melemah. Sistem kekebalan tubuh yang sehat sering berhasil melawan bakteri TBC. Tetapi tubuh tidak dapat melakukan pertahanan yang efektif jika daya tahan tubuh rendah. Sejumlah penyakit, kondisi, dan obat-obatan dapat melemahkan sistem kekebalan.

TBC disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh melemah ini biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal berat, kanker tertentu, kemoterapi, obat untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan, beberapa obat digunakan untuk mengobati (rheumatoid arthritis, penyakit crohn dan psoriasis), malnutrisi, dan usia yang sangat muda atau lanjut.

2. Bepergian atau tinggal di daerah tertentu

TBC disebabkan oleh seseorang bepergian atau tinggal di daerah tertentu. Menurut MayoClinic, Risiko tertular TBC lebih tinggi bagi orang yang tinggal di atau bepergian ke daerah yang memiliki tingkat TBC yang tinggi dan TBC yang resistan terhadap obat.

TBC memengaruhi semua kelompok umur dan semua bagian dunia. Namun, penyakit ini kebanyakan menyerang orang dewasa muda dan orang yang tinggal di negara berkembang, seperti negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Asia, Rusia, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia.

Jenis TBC

TBC disebabkan oleh berbagai macam faktor, oleh karena itu, kamu mungkin juga perlu mengenali jenis-jenisnya. Dokter membuat perbedaan antara dua jenis infeksi TBC yaitu laten dan aktif.

1. TB laten

Dalam beberapa kasus, bakteri menginfeksi tubuh orang tersebut tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun. Ini dikenal sebagai TB laten. Bakteri tetap berada dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Mereka tidak menyebabkan gejala dan tidak menular, tetapi mereka dapat menjadi aktif.

2. TB aktif

Bakteri pada TB Laten kemudian setelah periode berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, mulai menyebabkan gejala TB. Ini dikenal sebagai TB aktif.

Sekitar sepertiga populasi dunia diyakini memiliki TB laten. Ada kemungkinan 10 persen TB laten menjadi aktif, tetapi risiko ini jauh lebih tinggi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang terganggu, yaitu orang yang hidup dengan HIV atau kekurangan gizi, atau orang yang merokok.

Gejala Tuberkulosis

Ilustrasi Batuk.
Ilustrasi Batuk. Photo by 8photo on Unsplash

Pada tuberkulosis laten, seseorang memiliki infeksi tuberkulosis, namun bakteri menetap di dalam tubuh pada kondisi yang inaktif dan tidak mengalami gejala. Pada tuberkulosis aktif, individu menunjukkan tanda dan gejala serta dapat menularkan kuman yang ada di dalam tubuhnya. Kondisi ini dapat terjadi setelah beberapa minggu terinfeksi oleh bakteri tuberkulosis, maupun bertahun-tahun setelahnya.

Tanda dan gejala tuberkulosis aktif yaitu sebagai berikut:

  1. Batuk-batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih
  2. Batuk darah
  3. Nyeri dada, atau nyeri yang timbul saat bernapas atau batuk
  4. Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  5. Kelelahan
  6. Demam
  7. Keringat malam
  8. Menggigil
  9. Penurunan nafsu makan

Tuberkulosis juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya, termasuk ginjal, tulang belakang, atau otak. Saat tuberkulosis terjadi di paru-paru, tanda dan gejala dapat bervariasi sesuai dengan organ yang terlibat. Misalnya, tuberkulosis yang terjadi pada tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung, dan tuberkulosis yang terjadi pada ginjal dapat menyebabkan terdapatnya darah pada urine.

Cara Mencegah TBC

Cegah Penyebaran Tuberkulosis Lewat Vlog
Cegah Penyebaran Tuberkulosis Lewat Vlog

TBC disebabkan oleh berbagai macam faktor yang perlu kamu hindari. Meskipun menjadi penyakit yang serius, bukan berarti TBC tidak dapat dihindari. Kamu bisa melakukan pencegahan sebagai berikut:

1. Ketahui apakah kamu berisiko

Kalau kamu termasuk berisiko, maka harus lebih waspada terhadap penyakit TBC. Orang-orang yang berisiko terkena TBC di antaranya orang dengan HIV/AID, pencandu narkoba dan alkohol, orang yang tinggal di daerah padat penduduk dan panti jompo, orang yang sering berkontak dengan penderita TBC, tenaga medis, atau turis yang datang ke Negara dengan angka kasus TBC yang tinggi.

2. Waspada dengan Pengidap TBC di Sekitar Kamu

Memiliki keluarga atau tetangga yang menderita TBC bukan berarti harus dijauhi. Hal yang terpenting adalah mengetahui sumber penularan dan menghindarinya. Ini karena TBC menular melalui udara, penderita sebaiknya menggunakan masker, membuang dahak di tempat yang dapat langsung dilaliri air, menutup mulut ketika batuk atau bersin, serta tidak berganti-ganti alat makan dengan orang yang sehat.

3. Kenali Gejala TBC

Kamu perlu mengenali gejala TBC, maka kamu akan lebih sadar terhadap diri sendiri. Artinya, saat menemukan gejala yang mirip, kamu bisa segera memeriksakan diri ke dokter sehingga dapat ditangani dengan cepat. Selain itu, kamu dapat lebih waspada terhadap mereka yang kamu curigai menderita TBC.

4. Lakukan Vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG)

Vaksin BCG dapat melindungi anak-anak maupun orang dewasa dari tuberculosis, dan telah masuk dalam imunisasi wajib oleh pemerintah. Untuk anak-anak, lakukan imunisasi sesuai jadwal untuk mencegah TBC pada kemudian hari.

5. Lakukan Tes Lebih Dini

Kalau kamu merasa mengalami gejala TBC, jangan ragu untuk melakukan tes agar dapat terdiagnosis secara dini. Hal ini akan membantu tenaga medis untuk mengobati kamu dengan hasil yang lebih efektif. Tes yang dimaksud adalah tes dahak, tes kulit tuberculin, dan tes rontgen paru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya