Diabetes adalah Gula Darah Tinggi, Pahami Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Diabetes adalah kondisi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk masalah jantung, kerusakan saraf, masalah mata, kerusakan ginjal, dan lainnya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 01 Nov 2023, 17:15 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 17:15 WIB
Diabetes
Ilustrasi diabetes. Foto: Nataliya Vaitkevich-Pexels.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes adalah sebuah kondisi medis yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan hormon insulin dengan efektif. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

Diabetes adalah kondisi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk masalah jantung, kerusakan saraf, masalah mata, kerusakan ginjal, dan lainnya. Orang dengan kondisi ini perlu mengendalikan kadar gula darahnya melalui diet sehat, olahraga, obat-obatan, dan dalam beberapa kasus, suntikan insulin.

Seseorang yang mengidap diabetes dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatannya secara berkala untuk memantau kadar gula darah. Berikut ulasan tentang diabetes adalah kondisi kesehatan ketika kadar gula melebihi batas normal yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (1/11/2023).

Kadar Gula Darah Melebihi Batas Normal

Risiko Diabetes
Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/pixabay

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal dalam tubuh. Hal ini terjadi karena tubuh penderita diabetes tidak lagi mampu mengambil glukosa ke dalam sel dan menggunakannya sebagai sumber energi. Akibatnya, terjadi penumpukan gula ekstra dalam aliran darah.

Kondisi diabetes yang tidak terkontrol dapat memiliki konsekuensi serius, seperti kerusakan pada organ dan jaringan tubuh seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Diabetes tipe adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak lagi dapat memproduksi insulin, dan penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah mereka.

Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara normal. Faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2 meliputi obesitas, pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor genetik. Pengelolaan diabetes tipe 2 dapat melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan dalam beberapa kasus, suntikan insulin.

Keduanya merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis dan manajemen yang tepat untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Penyebab dan Faktor Resiko Diabetes Tipe 1

Mencegah Diabetes
Ilustrasi Alat Kesehatan Credit: pexels.com/Drise

Penyebab utama diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru menyerang dan merusak sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.

Hasilnya, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin, yang diperlukan untuk mengubah gula darah menjadi energi. Akibatnya, gula darah meningkat karena tidak dapat diserap oleh sel-sel.

Selain penyebab diabetes, ada pula faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami diabetes tipe 1, berikut diantaranya.

1. Riwayat Keluarga

Seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki diabetes tipe 1 memiliki resiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan yang sama. Ini berkaitan dengan faktor genetik.

2. Faktor Geografis

Beberapa daerah di dunia, terutama di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa dan memiliki sinar matahari yang terbatas, memiliki insiden lebih tinggi dari diabetes tipe 1. Ini dikaitkan dengan kurangnya paparan vitamin D dari sinar matahari, yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

3. Usia

Diabetes tipe 1 sering kali didiagnosis pada anak-anak dan remaja, tetapi dapat terjadi pada segala usia.

4. Pemicu Lainnya

Beberapa faktor pemicu yang dapat meningkatkan risiko termasuk konsumsi susu sapi pada usia dini, paparan air yang mengandung natrium nitrat, pola makan tertentu pada bayi, riwayat preeklampsia pada ibu, dan riwayat penyakit kuning saat lahir.

Penyebab dan Faktor Resiko Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 terkait dengan resistensi insulin. Tubuh masih mampu memproduksi insulin, tetapi sel-sel dalam tubuh tidak merespons insulin secara normal. Akibatnya, glukosa dalam darah tidak dapat memasuki sel dengan efisien.

Sama seperti diabetes tipe 1, terdapat beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap diabetes tipe 2, berikut diantaranya.

1. Berat Badan Berlebih

Obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.

2. Distribusi Lemak Perut Tinggi

Peningkatan lemak di sekitar perut (lemak perut) dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

3. Gaya Hidup Tidak Aktif

Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

4. Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2, risiko seseorang untuk mengidap kondisi ini juga meningkat.

5. Ras dan Etnisitas

Beberapa ras, seperti kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki risiko lebih tinggi untuk diabetes tipe 2 dibandingkan dengan ras kulit putih.

6. Usia

Risiko diabetes tipe 2 meningkat dengan usia, terutama setelah usia 45 tahun.

7. Kondisi Prediabetes

Kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal, tetapi belum mencapai tingkat diabetes, dikenal sebagai prediabetes, dan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

8. Riwayat Diabetes saat Hamil

Diabetes gestasional selama kehamilan dapat meningkatkan risiko untuk diabetes tipe 2 di kemudian hari.

9. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Wanita dengan PCOS memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki kondisi diabetes tipe 2 karena hubungannya dengan resistensi insulin.

Gejala Umum Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

  1. Sering merasa haus atau sangat lapar.
  2. Sering buang air kecil, terutama pada malam hari.
  3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  4. Penurunan massa otot.
  5. Pandangan kabur.
  6. Urine mengandung keton, yang dapat terjadi saat tubuh menggantikan glukosa yang hilang dengan pembakaran lemak.
  7. Tubuh mudah lelah dan lemas.
  8. Luka menjadi lebih sulit sembuh.
  9. Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Gejala Lain yang Dapat Terjadi pada Diabetes

  1. Mulut kering.
  2. Gatal-gatal di kulit atau muncul ruam.
  3. Disfungsi ereksi atau impotensi pada pria.
  4. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki (neuropati).
  5. Hipoglikemia reaktif, yang merupakan penurunan gula darah beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
  6. Akantosis nigrikans, yang merupakan munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, yang dapat menjadi tanda resistensi insulin.

Pengobatan Diabetes

ilustrasi Diabetes
ilustrasi Diabetes (sumber: iStockphoto)

Pengobatan diabetes akan disesuaikan dengan jenis penyakit gula yang seseorang alami, baik itu diabetes tipe 1 atau tipe 2. Berikut terapi pengobatan untuk diabetes.

1. Terapi Insulin

Terapi insulin merupakan pilihan pengobatan yang efektif untuk diabetes, terutama pada diabetes tipe 1 di mana tubuh tidak lagi mampu memproduksi insulin. Orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin secara teratur.

2. Transplantasi Pankreas

Pada kasus diabetes tipe 1 yang parah, transplantasi pankreas bisa menjadi pilihan untuk mengatasi kerusakan pankreas. Ini melibatkan pembedahan untuk mengganti pankreas yang rusak dengan pankreas sehat dari donor.

3. Obat-Obatan untuk Diabetes Tipe 2

Orang dengan diabetes tipe 2 biasanya akan menerima berbagai jenis obat-obatan untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Ini termasuk obat-obatan yang meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, yang merangsang pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin, dan obat-obatan lainnya.

Selain pengobatan medis, penting juga untuk mengadopsi perubahan gaya hidup yang sehat sebagai bagian dari pengelolaan diabetes. Mengatur pola makan yang sehat adalah kunci dalam mengelola diabetes. Ini meliputi konsumsi makanan rendah lemak, penuh serat, dan rendah gula. Memantau karbohidrat dan menghindari makanan tinggi gula serta lemak jenuh juga penting.

Berolahraga secara teratur membantu menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi. Kegiatan fisik seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda dapat membantu mengontrol diabetes.

Pencegahan Diabetes

Meskipun beberapa faktor risiko diabetes seperti riwayat keluarga dan ras tidak dapat diubah, ada faktor risiko lain yang dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup yang sehat. 

1. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Mengontrol berat badan dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan menjalani gaya hidup aktif dapat membantu mencegah diabetes tipe 2.

2. Makanan Tinggi Serat

Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

3. Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis

Menghindari atau mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula adalah langkah penting dalam pencegahan diabetes.

4. Olahraga Rutin

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan mengurangi waktu duduk yang terlalu lama dapat membantu menjaga berat badan dan mengendalikan kadar gula darah.

5. Berhenti Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, jadi berhenti merokok adalah tindakan pencegahan yang penting.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya