Penyebab Stiff Person Syndrome, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit neurologis langka yang ditandai dengan kekakuan otot yang tidak terkendali, terutama pada bagian tubuh atas dan bawah.

oleh Husnul Abdi diperbarui 01 Feb 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2024, 15:30 WIB
Stiff Person Syndrome
Stiff Person Syndrome. (Foto: Freepik/8photo)

Liputan6.com, Jakarta Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit neurologis langka yang ditandai dengan kekakuan otot yang tidak terkendali, terutama pada bagian tubuh atas dan bawah. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, SPS diyakini terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan serangan otot yang tiba-tiba dan berkelanjutan. Gejala SPS dapat berupa kekakuan otot yang sangat menyakitkan, kejang, dan bahkan paralisis sementara.

Penyebab pasti dari Stiff Person Syndrome masih belum dapat dipastikan, namun faktor genetik dan lingkungan diyakini menjadi penyebab utamanya. Gangguan sistem kekebalan tubuh juga dianggap menjadi faktor risiko dalam perkembangan SPS. Gejala yang umum muncul pada penderita SPS antara lain kekakuan otot yang ekstrem, rasa sakit yang kuat, serta kesulitan bergerak.

Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan SPS, terapi dan pengobatan dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan penderita. Terapi fisik dan penggunaan obat-obatan tertentu dapat membantu mengurangi kekakuan otot dan mengontrol gejala SPS. Selain itu, konsultasi dengan dokter neurologi dan terapi psikologis juga diperlukan untuk membantu penderita dalam mengelola kondisi SPS secara holistik. Mengetahui gejala dan cara mengatasi SPS adalah langkah awal yang penting dalam membantu penderita menghadapi tantangan penyakit ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/2/2024) tentang penyebab Stiff Person Syndrome.

Mengenal Stiff Person Syndrome

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit langka yang mengakibatkan otot-otot seseorang menjadi tegang dan kaku secara berlebihan. Gejalanya dapat termasuk kekakuan otot yang ekstrem, nyeri otot yang persisten, dan sering kali disertai dengan kejang-kejang. SPS juga dapat menyebabkan gangguan gerakan dan postur tubuh yang tidak normal.

Meskipun penyebab pasti Stiff Person Syndrome belum diketahui, namun diyakini bahwa gangguan ini disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan kelebihan aktivitas otot. SPS biasanya didiagnosis pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada wanita.

Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan SPS, namun terapi pengendalian gejala dapat membantu mengurangi kekakuan otot dan mengontrol gejala lainnya. Terapi termasuk penggunaan obat-obatan, terapi fisik, dan terapi psikologis. Penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat dari tenaga medis yang berpengalaman dalam mengelola SPS. Semakin dini Stiff Person Syndrome dapat didiagnosis, semakin baik pula pengelolaan gejala yang dapat dilakukan.

Penyebab Stiff Person Syndrome

Mengenal Stiff Person Syndrome
Mengenal Stiff Person Syndrome (Image by gpointstudio on Freepik)

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit langka yang mengakibatkan otot-otot seseorang menjadi kaku dan tegang. Penyebab Stiff Person Syndrome masih belum diketahui dengan pasti, namun para ahli meyakini bahwa SPS terjadi akibat gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang menyerang saraf dan otot.

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena SPS meliputi faktor genetik, riwayat gangguan autoimun, serta faktor lingkungan. Wanita lebih rentan terkena Stiff Person Syndrome dibandingkan dengan pria.

Dalam beberapa kasus, penyebab Stiff Person Syndrome sering kali terkait dengan penyakit autoimun lainnya seperti diabetes tipe 1, gangguan tiroid, atau penyakit Addison. Kondisi stres atau kecemasan juga dapat memicu penyebab Stiff Person Syndrome pada penderitanya.

Meskipun penyebab Stiff Person Syndrome masih belum diketahui dengan pasti, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini dapat membantu dalam penanganan dan pengelolaan gejalanya.

Gejala Stiff Person Syndrome

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah kondisi neurologis langka yang ditandai oleh kekakuan otot yang menyakitkan dan spasme otot yang berlebihan. Berikut adalah beberapa gejala yang sering terjadi pada Stiff Person Syndrome:

  1. Kekakuan otot: Penderita SPS akan mengalami kekakuan yang persisten pada otot-otot tubuh, terutama pada bagian leher, punggung, dan kaki. Kekakuan ini bisa membuat penderitanya sulit untuk bergerak.
  2. Spasme otot: Selain kekakuan, penderita SPS juga sering mengalami spasme otot yang berlebihan, terutama saat mereka dalam situasi yang menimbulkan stres atau ketegangan.
  3. Sensitivitas terhadap suara atau sentuhan: Penderita SPS seringkali menjadi sangat sensitif terhadap suara atau sentuhan, yang dapat memicu kejadian kekakuan otot atau spasme otot yang lebih parah.
  4. Kesulitan berjalan: Karena kekakuan otot yang persisten, penderita SPS sering mengalami kesulitan dalam berjalan atau bergerak, bahkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  5. Gangguan tidur: Banyak penderita SPS mengalami gangguan tidur akibat kekakuan otot yang menyakitkan dan spasme otot yang terjadi pada malam hari.

Itulah beberapa gejala utama dari Stiff Person Syndrome yang perlu diwaspadai. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala tersebut.

Cara Mengatasi Stiff Person Syndrome

Cara Mengatasi Stiff Person Syndrome
Cara Mengatasi Stiff Person Syndrome. Credit: pexels.com/pixabay

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah kondisi langka yang ditandai oleh kekakuan otot yang ekstrem, kaku yang persisten, dan rasa sakit yang parah. Meskipun tidak ada obat yang diketahui untuk SPS, ada beberapa cara yang bisa membantu mengatasi gejalanya. Berikut adalah cara mengatasi Stiff Person Syndrome:

  1. Terapi fisik: Terapi fisik dapat membantu menjaga fleksibilitas otot dan mencegah kekakuan yang lebih parah.
  2. Obat-obatan: Kortikosteroid, obat anti-kejang, dan obat pereda nyeri dapat membantu mengurangi kekakuan otot dan mengurangi rasa sakit.
  3. Terapi psikologis: Dukungan psikologis dan terapi psikologis dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan yang sering terkait dengan SPS.
  4. Terapi relaksasi: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi kekakuan otot dan mengurangi rasa sakit.
  5. Konseling gizi: Makanan sehat dan pola makan yang seimbang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi gejala SPS.

Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang baik, sebagian besar penderita Stiff Person Syndrome dapat mengelola gejalanya dan menjalani kehidupan yang produktif.

Cara Mencegah Stiff Person Syndrome

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah sebuah gangguan neurologis langka yang menyebabkan otot-otot tubuh menjadi kaku secara tiba-tiba. Meskipun penyebab Stiff Person Syndrome tidak diketahui secara pasti, namun terdapat cara-cara mencegah SPS yang dapat dilakukan, antara lain:

  1. Rutin berolahraga: Aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga kelenturan otot dan mengurangi risiko terkena SPS.
  2. Konsumsi makanan sehat: Memperhatikan pola makan yang seimbang dan mengandung nutrisi yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan tubuh, termasuk otot-otot.
  3. Hindari stres: Stres dapat memicu berbagai gangguan kesehatan termasuk SPS, maka dari itu cobalah untuk mengurangi stres dan mencari cara untuk mengelolanya.
  4. Konsultasikan dengan dokter: Jika Anda memiliki riwayat keluarga yang menderita SPS atau memiliki gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan di atas, diharapkan dapat membantu mengurangi risiko terkena Stiff Person Syndrome. Semakin dini tindakan pencegahan dilakukan, semakin baik pula untuk menjaga kesehatan tubuh dari gangguan yang tidak diinginkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya