Gunakan Teknologi Deepfake, Penipu Ini Bikin Rugi Perusahaan Rp 371 Milliar

CFO deepfake menciptakan tantangan tambahan dalam mengidentifikasi keaslian seseorang dalam konteks digital.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 10 Feb 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2024, 10:00 WIB
Bikin Rugi Perusahaan Rp 371 Milliar, Pelaku Gunakan Teknologi Deepfake
CFO deepfake menciptakan tantangan tambahan dalam mengidentifikasi keaslian seseorang dalam konteks digital. Sumber: Odditycentral

Liputan6.com, Jakarta Penipuan deepfake umumnya melibatkan penggunaan teknologi canggih, untuk membuat citra atau suara palsu yang sangat meyakinkan, bahkan sulit untuk dibedakan dari citra atau suara yang asli. Tipe kecerdasan buatan (AI) ini membuat rekaman video yang menampilkan wajah dan gerakan orang sungguhan, meskipun sebenarnya itu adalah manipulasi digital.

Seperti halnya yang terjadi baru-baru ini dan menjadi viral. Di sebuah konferensi video, seseorang menyusup sebagai CFO di perusahaan multinasional Hong Kong. Ia berhasil memanipulasi pekerja keuangan, agar melakukan transfer dana kisaran $25 juta atau setara Rp 371 miliar rupiah. 

Meski sempat curiga, sekelompok orang yang muncul dan tergabung dalam konferensi video, menunjukan kesan kepada korban bahwa mereka sedang berbicara dengan manajemen perusahaan yang sebenarnya. Dengan memanfaatkan ketidakcurigaan korban, penipu berhasil menyulut pekerja keuangan tersebut untuk mentransfer dana besar ke rekening yang dikendalikan oleh para penjahat.

Berikut ini kisah teknologi yang merugikan perusahaan dirangkum dari Odditycentral, Sabtu (9/2/2024). 

 

 

Karyawan di sebuah perusahaan multinasional China, jadi korban penipuan

Bikin Rugi Perusahaan Rp 371 Milliar, Pelaku Gunakan Teknologi Deepfake
CFO deepfake menciptakan tantangan tambahan dalam mengidentifikasi keaslian seseorang dalam konteks digital. Sumber: Odditycentral // Photo: Riki32/Pixabay

Seorang pekerja di bidang keuangan di Hong Kong yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional, menjadi korban penipuan senilai $25 juta atau setara RP 371 miliar, setelah dihasut oleh penjahat menggunakan teknologi deepfake. Kejadian ini terjadi dalam konteks konferensi video, di mana seorang pekerja tersebut diajak berbicara oleh seseorang yang mengaku sebagai CFO perusahaan.

Bersama beberapa rekan kerja yang juga menggunakan teknologi deepfake, penipu berhasil mengelabui pekerja keuangan tersebut. Polisi Hong Kong saat ini sedang menyelidiki kasus penipuan yang melibatkan sekelompok pelaku kejahatan.

Awalnya, penipu mengirimkan email phishing ke seorang pekerja keuangan perusahaan, meniru CFO perusahaan yang berbasis di Inggris. Meskipun pekerja tersebut awalnya curiga terhadap email tersebut. Namun, keraguan itu sirna ketika dia diundang ke konferensi video bersama CFO dan rekan-rekan yang dikenalinya.

 

Bikin rugi sekitar Rp 371 miliar, pelaku gunakan teknologi deepfake

Bikin Rugi Perusahaan Rp 371 Milliar, Pelaku Gunakan Teknologi Deepfake
CFO deepfake menciptakan tantangan tambahan dalam mengidentifikasi keaslian seseorang dalam konteks digital. Sumber: Odditycentral //Photo: Pixabay

Akan tetapi tanpa sepengetahuan pekerja tersebut, wajah dan suara semua peserta dalam panggilan video tersebut sebenarnya adalah hasil dari teknologi deepfake. Filter palsu ini diciptakan untuk membuat orang asing terlihat dan terdengar seperti staf perusahaan yang dikenal. Dalam tindakan yang dilakukan atas permintaan palsu dari CFO, pekerja keuangan tersebut mentransfer lebih dari $25,6 juta ke rekening penipu, yang menyebabkan kerugian signifikan bagi perusahaan.

Pengawas senior Baron Chan Shun-ching mengungkapkan, bahwa kejadian ini menjadi sorotan karena merupakan kasus pertama di Hong Kong, di mana korban ditipu melalui "konferensi video multi-orang". Karyawan yang menjadi korban menyatakan bahwa orang-orang yang meneleponnya terlihat dan terdengar seperti individu sungguhan.

Tetapi pada pemikiran lebih lanjut, mereka memberikan instruksi sebelum konferensi berakhir tiba-tiba, tanpa benar-benar berinteraksi dengannya. Penipuan ini baru terungkap, saat karyawan tersebut menanyakan transaksi tersebut ke kantor pusat dan menyadari bahwa tidak ada yang mengetahui apapun tentang transaksi tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya