Waktu Sholat Nisfu Syaban Jam Berapa dan Kapan? Ketahui Tata Cara dan Doanya

Waktu sholat Nisfu Syaban dapat dikerjakan setelah sholat Magrib maupun Isya.

oleh Laudia Tysara diperbarui 28 Feb 2024, 14:10 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 14:10 WIB
Warga Dubai Sholat Tahajud di Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar di Masjid Naif, Dubai (5/5/2021). 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud dan berzikir. (AFP/Karim Sahib)

Liputan6.com, Jakarta - Malam Nisfu Syaban menjadi momen istimewa dalam kalender Islam, di mana umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat Nisfu Syaban khusus sebagai bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Waktu sholat Nisfu Syaban dapat dikerjakan setelah sholat Magrib maupun Isya pada malam ke-15 bulan Syaban. 

Malam yang penuh berkah ini menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sholat Nisfu Syaban memiliki tata cara ibadah yang khusus, sesuai dengan ajaran Islam.

Selain tata cara, doa pada malam Nisfu Syaban juga memegang peranan penting. Umat Muslim dianjurkan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon ampunan dosa, rezeki, kesembuhan, dan perlindungan dari segala bahaya. Memanfaatkan momen istimewa ini, umat Muslim dapat merasakan keutamaan spiritual dan mendapatkan perhatian khusus dari Allah SWT.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam waktu sholat Nisfu Syaban jam berapa dan kapan, Rabu (28/2/2024).

Waktu Sholat Nisfu Syaban Setelah Maghrib atau Isya

Warga Dubai Sholat Tahajud di Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadhan di Masjid Naif di Dubai (5/5/2021). Malam Lailatul Qadar di mana Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad. (AFP/Karim Sahib)

Waktu sholat Nisfu Syaban jatuh pada malam setelah sholat Magrib atau Isya pada hari ke-15 bulan Syaban dalam tahun Hijriah, sesuai dengan penjelasan dalam buku "89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan" karya Abdurrahman Al-Mukaffi (2015).

Malam tersebut dianggap istimewa dalam agama Islam, dimana umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, berdoa, dan melakukan amalan kebaikan.

Imam Al-Ghazali dalam karyanya "Ihya' Ulumiddin" menjelaskan sholat khusus yang dikerjakan pada malam Nisfu Syaban. Sholat tersebut terdiri dari 100 rakaat, dengan setiap dua rakaat dilakukan salam. Jika tidak sanggup, seseorang dapat sholat sebanyak 10 rakaat. Dalam setiap rakaat, umat Muslim membaca surat qul huallahu ahad (Al-Ikhlash) sebanyak 11 kali.

Pendapat tersebut didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Al-Hasan, yang menyatakan bahwa Allah SWT akan memperhatikan dengan penuh rahmat setiap orang yang melaksanakan sholat pada malam Nisfu Syaban.

Selain penting memahami waktu sholat Nisfu Syaban soal jam dan tanggal yang tepat, ketahui juga sholat Nisfu Syaban memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri dalam Islam.

“Dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:

“Apabila tiba malam Nisfu Syaban, salatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: ‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? Niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? Niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? Niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengabul hajat hambanya yang memohon pada waktu itu)…. Adakah yang demikian…. sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam riwayatnya, orang yang menunaikan sholat pada malam Nisfu Syaban tersebut akan mendapatkan perhatian khusus dari Allah SWT. Setiap pandangan-Nya akan memenuhi tujuh puluh kebutuhan, termasuk di antaranya adalah ampunan dosa.

Ini menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban adalah kesempatan emas bagi umat Muslim untuk memperbaiki hubungan spiritual dengan Allah SWT dan memohon berbagai kebaikan serta ampunan.

Bagi umat Islam, pelaksanaan sholat Nisfu Syaban merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Selain meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, sholat ini juga menjadi sarana untuk memperoleh ampunan dan berbagai keberkahan dari Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memanfaatkan momen tersebut dengan sebaik-baiknya, baik dengan sholat, berdoa, maupun melakukan amalan kebaikan lainnya.

Keutamaan Menunaikan Sholat Nisfu Syaban

Malam 25 Ramadan, Ribuan Jamaah Khusyuk Menjemput Lailatul Qadar di Masjid Istiqlal
Mereka menghabiskan waktu dengan membaca Alquran, memanjatkan doa, dan melaksanakan sholat malam. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)

Keistimewaan dan keutamaan melakukan sholat Nisfu Syaban melibatkan aspek spiritual dan keberkahan dalam ajaran Islam. Berikut adalah beberapa keistimewaan dan keutamaan melakukan sholat Nisfu Syaban yang dimaksudkan:

1. Malam Istimewa dalam Islam

Malam Nisfu Syaban dianggap istimewa dalam agama Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, berdoa, dan melakukan amalan kebaikan. Malam ini merupakan momen yang penuh berkah dan rahmat dari Allah SWT.

“Apabila sudah sampai pertengahan bulan Syaban maka berdirilah shalat pada malam harinya dan berpuasa pada siang harinya. Sesungguhnya Allah turun pada pertengahan bulan tersebut saat tenggelam matahari ke langit dunia, lalu berfirman adakah yang meminta ampunan kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya, adakah yang sakit niscaya Aku akan menyembuhkannya dan sebaginya hingga terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah)

2. Peluang untuk Memohon Ampunan

Sholat Nisfu Syaban merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk memohon ampunan dosa kepada Allah SWT. Malam tersebut menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri, memohon maaf, dan berusaha memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.

Dari Aisyah RA, ia berkata:

“Saya kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam, lalu saya keluar rumah, ternyata beliau sedang berada di Kuburan Baqi, lalu beliau bersabda: Apakah kamu khawatir Allah dan Rasulmu menipumu?

Saya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mengira engkau sedang mendatangi sebagian istrimu, lalu beliau berkata: Sesungguhnya Allah SWT turun pada pertengahan bulan Syaban ke langit dunia kemudian Dia mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu domba bani Kalb.” (HR. Tirmidzi)

3. Doa-Doa Lebih Mudah Dikabulkan

Malam Nisfu Syaban merupakan waktu di mana doa-doa umat Muslim lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Umat Muslim dianjurkan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon berbagai kebaikan, rezeki, kesembuhan, dan perlindungan dari segala bahaya.

“Apabila tiba malam Nisfu Syaban, salatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: ‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? Niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? Niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? Niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengabul hajat hambanya yang memohon pada waktu itu)…. Adakah yang demikian…. sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah)

4. Perhatian Khusus dari Allah

Menurut hadits Rasulullah SAW, Allah SWT akan memperhatikan dengan penuh rahmat setiap orang yang melaksanakan sholat pada malam Nisfu Syaban. Setiap pandangan-Nya akan memenuhi tujuh puluh kebutuhan, termasuk di antaranya adalah ampunan dosa.

5. Kesempatan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah

Sholat Nisfu Syaban merupakan sarana bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui ibadah ini, umat Muslim dapat memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta, meningkatkan keimanan, dan ketaqwaan.

 

 

Doa Setelah Sholat Nisfu Syaban

Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar menjelaskan seperti ini bacaan doa setelah sholat Nisfu Syaban yang bisa dibaca:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya:

“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad saw. dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya