Mujahadah Berasal dari Bahasa Arab yaitu dari Kata Jahada yang Artinya Bersungguh-sungguh

Arti Mujahadah, dalam bahasa Arab, diartikan sebagai berjuang dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan perintah agama dan menahan diri dari segala larangan-Nya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 24 Apr 2024, 10:55 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 10:55 WIB
Ilustrasi santri, Islam
Ilustrasi santri, Islam. (Photo by Irgi Nur Fadil on Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta Arti Mujahadah, dalam bahasa Arab, diartikan sebagai berjuang dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan perintah agama dan menahan diri dari segala larangan-Nya. Dalam Islam, mujahadah merupakan upaya individu untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mujahadah mengajarkan pentingnya melawan hawa nafsu dan mengendalikan diri. Ini melibatkan usaha pribadi untuk mengatasi godaan duniawi dan memerangi kecenderungan negatif dalam diri. Melalui mujahadah, seseorang belajar menguasai hawa nafsu dan menghiasi peribadahannya dengan kemurnian hati dan niat yang ikhlas.

Mujahadah juga melibatkan pengembangan karakter yang kuat dan pemahaman mendalam tentang ajaran agama. Artinya, mujahadah melibatkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman muslim tentang Islam, sehingga dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Dengan pemahaman yang baik terhadap ajaran agama, seseorang dapat menjalankan mujahadah dalam segala aspek kehidupannya dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Mujahadah juga menekankan pentingnya berusaha dengan sungguh-sungguh dalam meraih kesuksesan duniawi dan ukhrawi. Dalam menjalankan mujahadah, seseorang dituntut untuk bekerja keras, berupaya semaksimal mungkin, dan tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan berjuang dengan sungguh-sungguh, seseorang akan mengembangkan ketekunan dan keberanian untuk menghadapi segala rintangan dan mencapai kesuksesan.

Dengan memahami arti mujahadah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mujahadah mengajarkan kamu untuk menjadi pribadi yang lebih baik sekaligus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Dalam perjalanan kehidupan ini, menjalankan mujahadah menjadi sebuah tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan bagi setiap individu Muslim.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (15/4/2024) tentang mujahadah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sungguh.

Mujahadah Berasal dari Bahasa Arab

Ilustrasi Muslim - Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay
Ilustrasi Muslim - Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay

Mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh. Secara etimologis,mujahadah berasal dari akar kata "ja ha da" yang artinya bersungguh-sungguh, berperang melawan segala keinginan hawa nafsu, sebagai bentuk latihan taqorrub ila Allah.

Mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh adalah bentuk mashdar dari kata jahada yang berarti mencurahkan segala kemampuan atau bersungguh-sungguh.

Sementara itu, secara istilah mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh untuk memerangi hawa nafsu dengan cara berdzikir atau mengingat Allah yaitu hati ingat, lisan menyebut, dan sikap selalu berbuat yang baik.

Apabila seseorang ingin mencapai sesuatu, terutama dalam hal kebaikan, maka dia perlu berjuang dengan sungguh-sungguh. Jika dalam hal yang terkait duniawi saja kamu juga perlu bersungguh-sungguh, maka untuk mencapai puncak ketakwaan pun kamu juga harus bersungguh-sungguh. Hal inilah yang terkandung dalam kata mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh.

Jadi, mujahadah artinya berjuang dengan sungguh-sungguh, dengan mengerahkan segala daya dan upaya untuk mengharapkan ridho Allah SWT. Mujahadah dapat ditunjukkan dengan senantiasa menjalankan amal perbuatan baik seperti berdizikir, wirid, dan membaca Al-Qur'an agar terhidar dari perbuatan yang tidak disukai Allah.

Mengenal Mujahadah An Nafs

Mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh. Hal ini kerap juga dikaitkan dengan mujahadah an nafs. Hal ini berkaitan dengan upaya sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, atau yang lebih dikenal dengan mujahadah an nafs.

Mujahadah An Nafs sendiri merupakan sebuah istilah yang terdiri dari dua kata, yakni mujahadah dan an nafs. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh., sedangkan an nafs artinya nafsu.

Jadi mujahadah an-nafs adalah perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu dan menghindari perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Jenis Nafsu yang Harus Dikendalikan Umat Islam

Ilustrasi muslim berdoa
Ilustrasi muslim berdoa. (Photo created by 8photo on www.freepik.com)

Mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sunguh. Dalam konteks mujahadah an nafs, setidaknya ada tiga jenis nafsu yang perlu dikendalikan menurut Al-Quran, yakni nafsu ammarah, nafsu nafsu lawwamah, dan nafsu muthmainnah.

1. Nafsu Ammarah

Nafsu ammarah adalah jenis nafsu yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan buruk seperti pelanggaran aturan atau syariat dan kejahatan. Perwujudan dari nafsu ammarah adalah sifat-sifat tercela pada manusia seperti dengki, bodoh, sombong, marah, cinta yang berlebihan, serta senang melakukan perkara jelek atau hina.

Allah Swt berfirman:

“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf [12]: 53)

2. Nafsu Lawwamah

Nafsu Lawwamah adalah jenis nafsu yang membuat manusia terjebak dalam perasaan bersalah yang mendalam. Nafsu lawwamah adalah nafsu yang mengingatkan manusia tentang kesalahan dan perbuatan dosa yang telah dilakukan.

Jika manusia terlalu menuruti hawa nafsu ini, mereka akan terjebak dalam rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam. Akibatnya, manusia akan sulit merasa bahagia dan menikmati rahmat dari Allah SWT.

Nafsu lawwamah terwujud dalam sifat-sifat tercela manusia seperti menyesal, mengikuti kesenangan, menipu, menggunjing, riya, zalim, lupa, dan ujub.

Allah Swt berfirman:

“Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).” (QS. Al-Qiyamah [75]: 2)

3. Nafsu Muthmainnah

Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenang dan tentram. Nafsu ini yang mendorong manusia pada kebaikan. Nafsu muthmainnah terwujud dalam sifat-sifat manusia seperti dermawan, tawakal, ikhlas, bersyukur, serta ridha dengan segala ketetapan Allah SWT.

Allah Swt berfirman:

“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr [89]: 27-28)

Penting untuk menjadi catatan, meski nafsu ammarah dan nafsu lawwamah memiliki kecenderungan untuk mendorong manusia untuk melakukan perbuatan buruk, tak lantas nafsu tersebut dapat hilang sepenuhnya. Inti dari Mujahadah An Nafs adalah untuk mengendalikan diri agar tidak dikendalikan hawa nafsu. Nafsu sendiri sebenarnya juga punya peran untuk mendorong manusia pada kemajuan, termasuk meningkatkan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya