11 Pemimpin Dunia yang Meninggal Saat Masih Menjabat, Terbaru Wakil Presiden Malawi

Dengan resiko yang ada, tidak mengherankan jika setiap pemimpin negara-negara di dunia dilindungi dengan sistem keamanan ekstra ketat.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 16 Jun 2024, 10:40 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 10:40 WIB
[Bintang] Akhir Tragis Para Pemimpin Dunia
Mahatma Gandhi | via: countercurrents.org

Liputan6.com, Jakarta Para pemimpin dunia sering menghadapi berbagai risiko besar selama masa jabatan mereka, termasuk ancaman terhadap keselamatan pribadi mereka. Banyak pemimpin yang tewas saat menjabat. Peristiwa ini menggambarkan betapa rentannya posisi seorang pemimpin dunia terhadap serangan mendadak dan terencana.

Kematian seorang pemimpin dunia seringkali membawa dampak besar bagi negara yang mereka pimpin. Selain kehilangan figur kepala negara, tragedi semacam itu dapat memicu ketidakstabilan politik, kekacauan sosial, dan perubahan drastis dalam kebijakan pemerintahan. 

Dengan resiko yang ada, tidak mengherankan jika setiap pemimpin negara-negara di dunia dilindungi dengan sistem keamanan ekstra ketat. Namun, sejarah membuktikan bahwa bahkan langkah-langkah keamanan yang paling canggih sekalipun tidak selalu mampu mencegah tragedi. Berikut deretan pemimpin dunia yang meninggal saat masih menjabat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (16/6/2024).

1. John F. Kennedy

6 Tokoh yang Berzodiak Gemini
John Fitzgerald Kennedy (JFK) adalah Presiden ke 35 Amerika Serikat Ia lahir 29 Mei 1917. Ia menjadi orang Katolik pertama yang menjadi Persiden AS (Istimewa)

John F. Kennedy adalah salah satu Presiden Amerika Serikat yang paling dikenal dan dihormati dalam sejarah AS. Kematian tragisnya pada 22 November 1963 di Dallas, Texas, mengguncang bangsa dan dunia. Saat sedang berada dalam konvoi mobil terbuka bersama istrinya, Jacqueline Kennedy, Kennedy ditembak oleh Lee Harvey Oswald. Insiden ini merupakan salah satu peristiwa paling mengejutkan dan memicu berbagai teori konspirasi yang berlangsung hingga saat ini.

2. Raja Faisal

Raja Faisal dari Arab Saudi adalah seorang pemimpin yang dianggap bijaksana dan modernis. Namun, pada 25 Maret 1975, ia menjadi korban pembunuhan yang tragis. Ditembak oleh Faisal bin Musaid, keponakannya sendiri, Faisal meninggal dunia saat dalam perawatan medis akibat luka-luka yang dideritanya. Kematian Raja Faisal menyoroti tantangan politik yang kompleks di wilayah tersebut, di mana perubahan politik sering kali disertai dengan risiko yang tinggi.

3. Mahatma Gandhi

Mahatma Gandhi adalah ikon perjuangan non-kekerasan dan pemimpin gerakan kemerdekaan India yang sangat dihormati. Namun, pada 30 Januari 1948, Gandhi tewas tertembak oleh Nathuram Godse, seorang ekstremis Hindu yang menentang prinsip-prinsip Gandhi terhadap toleransi antar-agama. Kejadian ini terjadi saat Gandhi sedang menghadiri sebuah upacara doa di New Delhi. Kematian Gandhi tidak hanya mengguncang India, tetapi juga mengirimkan gelombang kejut di seluruh dunia, menyoroti kompleksitas perjuangan politik dan ketegangan sosial saat itu.

4. Martin Luther King Jr.

Martin Luther King Jr. adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Kematian tragisnya pada 4 April 1968, akibat ditembak mati di Memphis, Tennessee, mengguncang bangsa dan dunia. Sebagai pendukung non-kekerasan, King telah menjadi target berbagai ancaman pembunuhan sebelumnya. Pembunuhan King memicu reaksi luas dari masyarakat, memperdalam komitmen banyak orang terhadap perjuangan hak-hak sipil, sambil juga menyoroti ketegangan sosial yang ada.

5. Dedan Kimathi

Dedan Kimathi
Dedan Kimathi (Sumber: wikipedia.org)

Yitzhak Rabin adalah Perdana Menteri Israel yang berupaya keras untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Namun, upayanya itu digagalkan oleh tindakan pembunuhan pada 4 November 1995 oleh Yigal Amir, seorang ekstremis Yahudi yang menentang kebijakan perdamaian Rabin. Kematian Rabin tidak hanya mengguncang Israel, tetapi juga menciptakan dampak besar terhadap proses perdamaian di Timur Tengah.

6. Benazir Bhutto

Benazir Bhutto adalah simbol perjuangan untuk demokrasi dan hak-hak perempuan di Pakistan. Sebagai wanita pertama yang memimpin negara Muslim modern, Bhutto menjadi target serangan teror yang tragis. Kematian Bhutto dalam serangan bom bunuh diri pada 27 Desember 2007 di Rawalpindi mengguncang Pakistan dan mengakhiri karier politiknya yang cemerlang. Setelah kematiannya, kepemimpinan partainya diwarisi oleh suaminya, Asif Ali Zardari.

7. Patrice Lumumba

Patrice Lumumba adalah simbol perjuangan kemerdekaan Kongo dari penjajahan Belgia. Sebagai Perdana Menteri pertama Kongo, ia berjuang keras melawan kolonialisme, tetapi masa jabatannya singkat karena terhalang oleh kekerasan politik. Kematian tragisnya pada 17 Januari 1961, di bawah pengawasan Belgia, menyoroti konflik antikolonialisme yang terus membara di Afrika pasca-kemerdekaan.

8. Anwar Sadat

Anwar Sadat adalah pemimpin Mesir yang diakui secara internasional karena upayanya untuk mencapai perdamaian dengan Israel melalui perjanjian Camp David. Namun, keputusannya untuk berdamai dengan Israel membuatnya menjadi target kelompok ekstremis dalam negeri. Pembunuhan Sadat pada 6 Oktober 1981 selama parade militer mengguncang Mesir dan memicu perubahan besar dalam dinamika politik regional.

9. Muammar Gaddafi

Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima.
Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima. (Dok. AFP)

Muammar Gaddafi adalah salah satu pemimpin terkontroversial dalam sejarah Libya dan dunia. Ia memegang kekuasaan sebagai pemimpin otoriter di Libya selama lebih dari empat dekade. Pada tahun 2011, selama gelombang revolusi Arab, Gaddafi berada di bawah tekanan yang luar biasa dari pemberontak dan komunitas internasional. 

Kematian tragisnya terjadi setelah penangkapannya oleh pasukan pemberontak, di mana dia ditembak dan dibunuh. Kematian Gaddafi menandai akhir dari era panjang kekuasaannya yang penuh kontroversi, serta dimulainya periode ketidakstabilan politik dan konflik di Libya.

10. Salvador Allende

Salvador Allende adalah seorang politisi Chili yang menjadi Presiden pertama yang terpilih secara demokratis dengan platform Marxis di Amerika Latin. Masa jabatannya dipenuhi dengan ketegangan politik dan ekonomi, terutama terkait dengan hubungan dengan Amerika Serikat yang kritis terhadap kebijakannya. 

Pada 11 September 1973, Chili mengalami kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet, yang berujung pada kematian Allende di Istana Moneda. Meskipun keadaan kematian Allende masih diperdebatkan, peristiwa tersebut menandai awal dari rezim otoriter yang berlangsung lama di Chili.

11. Saulos Klaus Chilima

Saulos Klaus Chilima adalah seorang politikus Malawi yang menjabat sebagai Wakil Presiden negara tersebut. Kecelakaan tragis yang mengakibatkan kematiannya adalah suatu kejadian yang mengguncang dan menyayat hati banyak orang di Malawi dan di luar negeri. 

Sebelum kematiannya, Chilima dikenal sebagai pemimpin yang berdedikasi untuk memperbaiki ekonomi, mengurangi korupsi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Kehadirannya dalam politik Malawi telah meninggalkan dampak yang positif dalam pembangunan negara, sehingga kehilangannya dirasakan secara mendalam oleh banyak orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya