Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya

Dalam Surat Ali Imran Ayat 190-191 merupakan ayat yang mengandung pesan tentang keagungan ciptaan Allah dan pentingnya merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 05 Jul 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2024, 13:45 WIB
Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya
Ilustrasi Islami, muslim membaca Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Surat Ali Imran merupakan surat ketiga dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 200 ayat dan termasuk dalam kategori surat Madaniyah. Surat ini dinamakan Ali Imran karena di dalamnya terdapat kisah keluarga Imran, yang termasuk Nabi Isa dan ibunya, Maryam.

Dalam Surat Ali Imran Ayat 190-191 merupakan ayat yang mengandung pesan mendalam tentang keagungan ciptaan Allah dan pentingnya merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Ayat-ayat ini mengajak umat manusia untuk memperhatikan alam semesta, langit, dan bumi sebagai bukti nyata keberadaan dan kekuasaan Allah.

Agar lebih jelas, Berikut Liputan6.com ulas mengenai bacaan Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam bahasa Arab, Latin, terjemahan, dan kandungannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (5/7/2024).

Bacaan Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya

Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya
Ilustrasi kitab suci, Islam, Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Berikut ini bacaam Surat Ali Imran ayat 190 dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya, yakni:

اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ

Arab Latin: Inna fii khalqis samaawati wal ardi wakhtilaafil laili wannahaari la Aayaatil liulil albaab

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"

Sedangkan Surat Ali Imran ayat 191 dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya adalah sebagai berikut ini:

الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab Latin: Allaziina yazkuruunal laaha qiyaamaiw-wa qu'uudanw-wa 'alaa juno obihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardi Rabbanaa maa khalaqta haaza baatilan Subhaanak faqinaa 'azaaban Naar

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.'"

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191

Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya
Ilustrasi Al-Qur'an. (Foto oleh GR Stocks : https://www.pexels.com/id-id/foto/book-budaya-tradisi-iman-8522576/)

Isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 memberikan pesan mendalam mengenai tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat dilihat melalui penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang. Tanda-tanda ini hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki pemahaman mendalam, yaitu ulul albab. Ulul albab adalah orang-orang yang selalu berdzikir dan berpikir, mereka senantiasa mengingat Allah dalam segala kondisi dan menggunakan akalnya untuk merenungi penciptaan alam semesta.

Tafakkur, atau berpikir dengan benar, akan mengantarkan seseorang pada kesimpulan bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah tidak ada yang sia-sia, semuanya memiliki manfaat dan kebenaran yang hakiki. Dengan berpikir yang benar, seseorang akan menyadari betapa agungnya penciptaan Allah dan betapa pentingnya setiap elemen dalam alam semesta ini. Kesadaran ini tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga menambah rasa syukur dan ketakwaan kepada Sang Pencipta.

Melalui proses tafakkur yang mendalam, seseorang akan semakin dekat kepada Allah, memperbanyak dzikir dan doa kepada-Nya. Berpikir tentang keajaiban alam semesta membawa seseorang lebih dekat kepada Allah dan menumbuhkan rasa cinta serta ketundukan yang lebih besar kepada-Nya. Dengan demikian, tafakkur tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga melahirkan spiritualitas yang tinggi dan kedekatan yang lebih erat dengan Allah.

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 190-191

Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya
Al-Quran

Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Ulil albab yang diterjemahkan sebagai orang-orang berakal memiliki dua ciri utama yakni dzikir dan pikir.

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, melalui surat Ali Imran ayat 190, Allah SWT  mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hamba-Nya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah.

Orang yang mampu memahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, mereka itulah ulul albab. Yang menurut Ibnu Katsir, mereka adalah orang yang memiliki akal sempurna lagi memiliki kecerdasan. Sedangkan menurut Sayyid Qutb, mereka adalah orang-orang yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang benar.

Surat Ali Imran ayat 191 menjelaskan ciri-ciri ulul albab. Bahwa ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan berpikir. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring. Ia juga mentafakkuri (memikirkan) penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada Allah, memohon perlindungan dari siksa neraka.

Sedangkan menurut para ulama menafsirkan Surat Ali Imran ayat 190-191, yakni:

Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring. Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka pun berkata, “Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan makhluk yang sangat besar ini untuk bersenda gurau. Mahasuci Engkau dari senda gurau. Maka jauhkanlah kami dari azab Neraka, dengan cara Engkau bimbing kami kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan Engkau lindungi kami dari perbuatan-perbuatan yang buruk. (Tafsir al-Mukhtashar)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya