Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, ramai diperbincangkan mengenai monkey pox atau mpox. Sebenarnya, apa itu mpox? Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus.
Penyakit ini memiliki kemiripan dengan cacar, namun umumnya menunjukkan gejala yang lebih ringan. Mpox dapat menimbulkan gejala mirip flu seperti demam dan menggigil, serta ruam yang bisa memakan waktu beberapa minggu untuk sembuh.
Baca Juga
Awalnya, mpox banyak ditemukan di daerah Afrika, tetapi belakangan ini diketahui telah menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Penyakit ini menular melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, termasuk kontak kulit ke kulit, mulut ke mulut, atau melalui lingkungan yang terkontaminasi.
Advertisement
Selain itu, virus ini juga dapat ditularkan dari hewan ke manusia, menjadikannya sebagai penyakit zoonosis. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penyebab, gejala, dan cara mengatasi mpox yang telah dilansir oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (10/09/2024).
1. Penyebab Monkeypox atau Mpox
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mpox disebabkan oleh infeksi virus monkeypox yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia, terutama melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, seperti primata atau hewan pengerat. Penularan dapat terjadi melalui gigitan, goresan, atau aktivitas seperti berburu, memasak, atau mengolah daging hewan yang terinfeksi.
Selain itu, mpox juga dapat menyebar antar manusia melalui kontak langsung dengan luka, ruam, atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Percikan air liur saat berbicara, batuk, atau bersin juga bisa menjadi media penularan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga jarak dan menghindari kontak dekat dengan individu yang terkonfirmasi atau dicurigai terinfeksi mpox.
Meskipun virus ini awalnya ditemukan pada monyet, sumber pasti dari penyakit ini masih belum sepenuhnya diketahui, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami reservoir hewan dari virus monkeypox.
Advertisement
2. Gejala Monkeypox atau Mpox
1. Fase prodromal
Fase ini biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 hari dan ditandai dengan gejala awal yang mirip flu, seperti demam dengan intensitas bervariasi dan sakit kepala yang bisa cukup parah.
Selain itu, fase prodromal juga sering disertai dengan nyeri di seluruh tubuh, yang membuat penderita merasa lelah dan mengalami sakit di punggung bagian bawah. Kelenjar getah bening, terutama di leher, ketiak, atau selangkangan, juga dapat membengkak, yang menjadi salah satu ciri khas mpox. Penderita mungkin akan merasa lemas dan kekurangan energi.
2. Fase erupsi
Setelah fase prodromal, biasanya dalam waktu 1 hingga 3 hari, fase erupsi dimulai dengan munculnya ruam atau lesi pada kulit. Proses perkembangan ruam ini dimulai dari wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sekitar 95% dari lesi muncul di wajah, yang membedakan mpox dari cacar air.
Ruam ini berkembang melalui beberapa tahap. Lesi awal muncul sebagai bintik merah datar (makulopapula). Bintik-bintik ini kemudian berubah menjadi lepuh berisi cairan bening. Lepuh tersebut dapat terisi nanah sebelum akhirnya mengering dan mengeras, membentuk kerak yang kemudian rontok.
Ruam ini dapat berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Meskipun gejala ini tampak menakutkan, mpox biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan medis khusus.
3. Durasi dan penyembuhan
Gejala mpox umumnya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu, dan sebagian besar pasien akan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi. Namun, dalam beberapa kasus, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, gejala dapat lebih parah dan memerlukan perhatian medis. Jika Anda mengalami gejala yang mirip dengan mpox, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
3. Cara Mengatasi Monkeypox atau Mpox
Mengatasi mpox (monkeypox) memerlukan beberapa langkah penting, baik untuk mencegah penularan maupun merawat individu yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa cara efektif yang bisa dilakukan!
1. Isolasi dan hindari kontak langsung
Orang yang terkonfirmasi atau dicurigai terinfeksi mpox harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus. Ini termasuk menghindari kontak dekat dengan orang lain, hewan peliharaan, dan hewan liar yang mungkin terinfeksi. Isolasi harus dilakukan sampai semua lesi atau ruam telah berkeropeng dan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.
2. Perawatan medis
Walaupun tidak ada pengobatan khusus untuk mpox, perawatan suportif dapat membantu meredakan gejalanya. Ini termasuk penggunaan obat pereda nyeri dan penurun demam seperti parasetamol. Selain itu, jaga kebersihan area yang terkena dan gunakan salep atau krim untuk mengurangi iritasi pada kulit. Pastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik, terutama jika mengalami demam atau kehilangan cairan.
3. Vaksinasi
Vaksin cacar yang sebelumnya digunakan untuk mencegah cacar juga dapat memberikan perlindungan terhadap mpox. Vaksin ini biasanya diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi, seperti tenaga kesehatan yang merawat pasien mpox atau orang yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
4. Terapkan kebersihan dan pencegahan
Menjaga kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran virus. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol. Semprotkan disinfektan pada permukaan yang mungkin terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur, dan peralatan pribadi. Hindari kontak dengan hewan liar atau hewan peliharaan yang mungkin terinfeksi, terutama di daerah yang diketahui memiliki kasus mpox.
5. Edukasi dan kesadaran
Meningkatkan kesadaran tentang mpox dan cara penularannya sangat penting. Masyarakat perlu diberi informasi tentang gejala, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyebaran.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, diharapkan penyebaran mpox dapat diminimalkan dan orang yang terinfeksi dapat mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk pemulihan. Oleh karena itu, jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Advertisement