Liputan6.com, Jakarta Tren fashion dengan penggunaan kain sedang naik daun dan digemari oleh berbagai kelompok, mulai dari kalangan muda hingga dewasa. Penggunaannya tidak terbatas pada acara resmi saja, kini banyak anak muda yang mengenakan kain di berbagai kesempatan. Mulai dari pakaian sehari-hari, busana untuk ke kampus, bekerja, hingga saat berkencan.
Salah satu jenis kain yang sangat populer adalah batik, yang kini tidak hanya tersedia dalam bentuk kain tradisional tetapi juga telah menjadi pakaian siap pakai. Namun, apakah kamu tahu bahwa pada awalnya batik bukanlah pakaian jadi?
Baca Juga
Batik dulunya hanya berupa kain yang digunakan dengan cara diikat, dililit, atau dilipat sesuai kebutuhan. Mari telusuri fakta menarik tentang tren fashion berkain dan sejarah batik yang sebenarnya berawal dari kain dan bukan pakaian ready to wear, sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (11/10/2024).
Advertisement
1. Sejarah Batik: Dari Kain hingga Pakaian Modern
Batik pada mulanya adalah selembar kain yang dihiasi dengan pola yang dihasilkan melalui teknik pewarnaan khusus menggunakan lilin. Kain ini sering digunakan dalam berbagai upacara tradisional, acara resmi, atau sebagai tanda status sosial. Sebelum memasuki era modern, batik tidak dijahit menjadi pakaian seperti saat ini. Sebaliknya, kain batik biasanya dililit sebagai sarung, selendang, atau kain panjang yang dikenakan dengan cara tertentu.
Hanya pada awal abad ke-20, batik mulai dijahit menjadi pakaian siap pakai, terutama setelah adanya pengaruh Barat yang memperkenalkan konsep busana modern. Kini, pakaian batik seperti blus, gaun, hingga outerwear menjadi salah satu item fashion yang digemari, karena menggabungkan nilai budaya dengan desain yang modern.
Advertisement
2. Berkain Memberikan Kebebasan dalam Berkreasi
Salah satu daya tarik utama dari berkain adalah fleksibilitasnya yang luar biasa. Dengan selembar kain, kamu bisa berkreasi menciptakan beragam busana, mulai dari rok lilit, outer, hingga gaun, hanya dengan mengandalkan teknik-teknik sederhana dan sedikit sentuhan kreativitas.
Tidak seperti pakaian jadi, berkain memberikan kebebasan untuk menyesuaikan gaya sesuai dengan suasana hati dan jenis acara yang dihadiri.
3. Berkain untuk Semua Kalangan: Dari Generasi Tua hingga Gen Z
Walaupun batik dan kain tradisional sering dianggap kuno, tren fashion kain terus mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan selera generasi muda. Kini, banyak Gen Z yang tertarik memadukan kain rok lilit dengan atasan formal.
Saat diminta mengenakan batik, banyak yang menjadikan kain sebagai pilihan utama. Fenomena ini menunjukkan bahwa kain tradisional tidak hanya diminati oleh generasi tua, tetapi juga tetap relevan bagi Gen Z.
Advertisement
4. Menjawab Tantangan Fast Fashion: Tren Berkain yang Lebih Berkelanjutan
Memilih fashion berkain dapat menjadi solusi dalam menghadapi tren fast fashion yang merugikan lingkungan. Kain tradisional biasanya diproduksi dengan metode yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan pewarna alami dan pengerjaan manual oleh pengrajin.
Dengan memilih berkain, kamu turut mendukung slow fashion yang lebih mengutamakan kualitas, keberlanjutan, dan etika dalam produksi.