Liputan6.com, Jakarta - Setiap Muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan perlu memahami dan mengamalkan doa mau puasa ganti. Doa ini merupakan niat yang wajib dibaca sebelum melaksanakan puasa qadha atau puasa pengganti untuk membayar utang puasa di bulan Ramadhan yang tertinggal karena uzur syar'i.
Membaca doa ini, insyaallah puasa ganti Ramadhan yang dilakukan akan sah dan diterima oleh Allah SWT.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Melansir buku "Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari" oleh Muh Hambali (2021), doa mau puasa ganti Ramadhan berbunyi "Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa" yang artinya "Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadhan karena Allah Ta'ala."
Bacaan niat ini harus diucapkan dengan lisan dan diresapi dalam hati pada malam hari sebelum fajar, sebagaimana niat puasa Ramadhan pada umumnya.
Membaca doa mau puasa ganti Ramadhan menjadi penting karena merupakan perintah langsung dari Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 184. Ayat ini menegaskan kewajiban untuk mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena uzur seperti sakit atau bepergian.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Senin (4/11/2024).
Doa Mau Puasa Ganti Ramadhan
Doa mau puasa ganti Ramadhan adalah bacaan niat yang wajib diucapkan sebelum melaksanakan puasa qadha. Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti atau membayar utang puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena uzur syar'i seperti sakit, bepergian, haid, nifas, dan sebagainya. Tanpa membaca doa atau niat ini, puasa ganti yang dilakukan tidak akan sah dan utang puasa pun belum terbayarkan.
Bacaan doa mau puasa ganti Ramadhan sebagaimana dijelaskan dalam buku "Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq" oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi (2020) adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadhan karena Allah Ta'ala."
Doa mau puasa ganti Ramadhan ini harus dibaca pada malam hari sebelum fajar, sebagaimana niat puasa Ramadhan pada umumnya. Setelah terbit fajar, doa atau niat ini tidak lagi boleh diucapkan dan puasa ganti yang dilakukan tanpa niat menjadi tidak sah. Oleh karena itu, biasakan untuk membaca doa ini segera setelah selesai makan sahur dan pastikan sudah dibaca sebelum masuk waktu imsak.
Kewajiban membaca doa mau puasa ganti Ramadhan ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 185:
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
"...Maka barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain..." (QS. Al-Baqarah: 185)
Ayat ini dengan tegas memerintahkan setiap Muslim yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur syar'i untuk mengganti puasa tersebut di hari-hari lain di luar Ramadhan. Penggantian puasa ini tentu harus dilakukan dengan cara yang sesuai syariat, termasuk membaca doa atau niat puasa qadha.
Advertisement
Tata Cara Puasa Ganti Ramadhan
Selain membaca doa mau puasa ganti Ramadhan, umat Muslim juga perlu memahami tata cara melaksanakan puasa qadha yang benar agar utang puasanya bisa terbayarkan dengan sempurna. Dikutip dari buku "Buku Pintar Agama Islam" oleh Abu Aunillah Al-Baijury (2015), berikut tata cara puasa ganti Ramadhan:
- Membaca niat puasa qadha atau doa mau puasa ganti Ramadhan pada malam hari sebelum fajar.
- Menyegerakan pelaksanaan puasa qadha setelah Ramadhan berakhir hingga bulan Sya'ban berikutnya. Jangan menunda-nunda agar tidak semakin menumpuk utang puasanya.
- Puasa qadha boleh dilakukan secara berturut-turut atau dipisah di hari-hari yang berbeda. Tidak harus langsung puasa sebanyak hari yang ditinggalkan, tapi bisa dicicil sesuai kemampuan.
- Jika sampai bulan Ramadhan berikutnya tiba seseorang belum juga mengganti puasa padahal mampu, maka ia berdosa. Namun jika memang tidak mampu, ia tidak berdosa tapi harus segera menggantinya di waktu lain.
- Orang yang meninggal dunia dan masih memiliki utang puasa, maka ahli warisnya wajib membayarkan fidyah sejumlah hari puasa yang ditinggalkan. Jika ahli waris juga tidak mampu, maka utang tersebut gugur.
Agar lebih mudah menunaikan puasa qadha, ada beberapa tips praktis yang bisa dilakukan:
- Catat dan ingat-ingat berapa hari utang puasa Ramadhan yang dimiliki agar tidak ada yang terlewat.
- Tentukan hari-hari tertentu untuk mengerjakan puasa qadha secara rutin, misalnya setiap Senin dan Kamis hingga utang puasanya lunas.
- Lakukan puasa qadha di hari-hari yang ringan kegiatannya agar tidak terlalu memberatkan, misalnya di akhir pekan atau hari libur.
- Perbanyak doa, dzikir, dan ibadah lainnya saat menunaikan puasa qadha agar puasanya lebih berkualitas dan diterima Allah SWT.
- Jangan menunda-nunda niat untuk segera membayar utang puasa. Semakin cepat semakin baik, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput.
Memahami tata cara puasa ganti Ramadhan dan mengamalkannya sesuai tuntunan, insyaallah bisa terbebas dari utang puasa dan meraih pahala setimpal puasa Ramadhan. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kemudahan dan kekuatan untuk selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.