Liputan6.com, Jakarta - Pada puncak aksi demonstrasi "Indonesia Gelap" di Jakarta pada 20 Februari 2025, lagu "Darah Juang" kembali berkumandang. Lagu ini dinyanyikan bersama oleh ratusan mahasiswa dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang sejarah lagu tersebut dan maknanya bagi gerakan mahasiswa Indonesia. Mengapa lagu ini dipilih? Siapa yang menciptakannya? Lalu apa yang membuatnya tetap relevan hingga saat ini?
Pemahaman lagu "Darah Juang" penting bagi siapa saja yang tertarik pada sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia dan bagaimana lagu dapat menjadi simbol perlawanan dan tuntutan sosial-politik. Lagu ini bukan sekadar lagu biasa, melainkan representasi dari aspirasi dan semangat perjuangan mahasiswa yang terus bergelora, bahkan hingga kini. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Jumat (21/2/2025).
Mensesneg Nyanyikan Lagu Darah Juang di Puncak Aksi Indonesia Gelap
Melansir ANTARA, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi turut menyanyikan lagu "Darah Juang" bersama ratusan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas.
"Saya sudah lama tidak bernyanyi. Semoga masih hafal," kata Mensesneg Prasetyo Hadi di Jakarta, Kamis.
Hal ini terjadi setelah beliau berorasi di atas mobil komando. Mereka bernyanyi bersama dengan kepalan tangan terangkat tinggi, lantunan lagu perjuangan tersebut menggema.
"Mari kita diskusikan apa yang menjadi tuntutan adik-adik," katanya.
Sebelumnya, Mensesneg Prasetyo Hadi telah menemui para mahasiswa dan menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutus dirinya untuk berkomunikasi dengan mereka.
"Saya mewakili pemerintah untuk berkomunikasi dengan adik-adik," katanya.
Prasetyo Hadi menegaskan bahwa aksi mahasiswa di seluruh Indonesia didengar oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menghargai sikap kritis mahasiswa dan mencoba menjawab tuntutan mereka.
"Kami sudah membaca apa yang adik-adik tuntut," kata dia kepada para pendemo.
Selain itu, Mensesneg Prasetyo Hadi juga menandatangani sembilan poin tuntutan mahasiswa sebelum aksi diakhiri dengan menyanyikan lagu 'Darah Juang' bersama-sama. Informasi yang diterima Liputan6.com, bahwa Prasetyo Hadi mengapresiasi sikap kritis mahasiswa dan menyatakan bahwa pemerintah akan mempelajari tuntutan mereka.
Advertisement
Sejarah Lagu Darah Juang
Lagu "Darah Juang" diciptakan pada tahun 1991 oleh mahasiswa Universitas Gadah Mada (UGM), khususnya dari Fakultas Filsafat dan aktivis Keluarga Mahasiswa UGM, setelah melakukan aksi demonstrasi. Melodi diciptakan oleh Johnsony Tobing, sementara liriknya ditulis oleh Dadang Juliantara. Budiman Sudjatmiko memberikan masukan untuk revisi lirik, terutama terkait penggunaan kata 'Tuhan' yang diganti dengan 'Bunda'.
Awalnya, lagu ini digunakan dalam demonstrasi internal UGM, namun kemudian menyebar ke universitas lain dan menjadi lagu perjuangan mahasiswa secara luas. Lagu ini mencerminkan kondisi sosial politik saat itu, khususnya ketidakadilan dan penderitaan rakyat. Meskipun diciptakan di tahun 1991, lagu ini tetap relevan hingga saat ini karena tema-tema yang diangkat masih relevan dengan kondisi sosial dan politik Indonesia.
Pencipta lagu ini sering disebut sebagai 'NN' atau 'no name'. Lagu ini populer di kalangan aktivis mahasiswa, terutama di Yogyakarta, kemudian berkembang ke daerah-daerah lain. Kata 'darah' menunjukkan totalitas mahasiswa menghadapi risiko, sementara 'juang' merepresentasikan perjuangan itu sendiri.
Lagu "Darah Juang" menjadi pengobar semangat setiap aksi mahasiswa, ikut mewarnai tumbangnya Soeharto. Bahkan, ikut dinyanyikan saat peserta aksi menduduki gedung DPR/MPR di Jakarta pada Mei 1998. Puluhan tahun sudah lagu ini mewarnai pergerakan dan aksi mahasiswa yang memprotes ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dari penguasa.
Pada 23 September 2019, lagu ini kembali berkumandang dalam aksi "Gejayan Memanggil" di Yogyakarta. Lagu ini menjadi pengingat akan sejarah perjuangan mahasiswa dan relevansi isu-isu yang diangkat dalam lagu tersebut hingga saat ini.
Lirik dan Makna Lagu Darah Juang
Berikut lirik lagu Darah Juang:
Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuan…
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah ruah
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja…
Mereka dirampas haknya tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk membebaskan rakyat…
Mereka dirampas haknya tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti
Padamu kami mengabdi
Lirik lagu "Darah Juang" menggambarkan kondisi sosial-politik Indonesia yang penuh ketidakadilan. Bait-bait lagu tersebut melukiskan kesenjangan sosial, kemiskinan, dan penderitaan rakyat. Kata "Darah Juang" sendiri merepresentasikan kesediaan mahasiswa untuk berjuang dan berkorban demi perubahan.
Penggunaan kata "Bunda" sebagai pengganti "Tuhan" menunjukkan sikap yang inklusif dan menghindari konotasi agama tertentu. Makna lagu ini sangat universal, mengarahkan pada semangat perjuangan untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Relevansi lagu ini hingga kini menunjukkan bahwa perjuangan untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat masih terus berlanjut. Lagu ini menjadi pengingat akan pentingnya peran mahasiswa dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan mengupayakan perubahan yang lebih baik.
Lagu "Darah Juang" bukan hanya sebuah lagu, melainkan sebuah manifestasi dari semangat perjuangan mahasiswa yang terus berkibar untuk Indonesia yang lebih baik. Kehadirannya dalam aksi "Indonesia Gelap" 2025 menunjukkan bahwa tema-tema yang diangkat dalam lagu tersebut masih sangat relevan hingga saat ini.
Kesimpulannya, lagu "Darah Juang" yang dinyanyikan dalam aksi "Indonesia Gelap" 2025 memiliki sejarah yang kaya dan makna yang dalam bagi gerakan mahasiswa Indonesia. Lagu ini menjadi bukti bahwa semangat perjuangan untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat akan selalu ada, dan mahasiswa akan selalu menjadi bagian penting dalam proses perubahan tersebut.
Advertisement
