Doa Puasa Syawal Arab, Latin, dan Artinya, Bacaan Niat untuk Memantapkan Hati

Ketahui niat, tata cara, dan keutamaan puasa Syawal yang dianjurkan bagi umat muslim setelah Ramadhan, lengkap dengan bacaan doa dan penjelasannya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 24 Mar 2025, 08:29 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 07:30 WIB
Tata Cara Puasa Syawal
Doa Puasa Syawal / Sumber: iStockphoto... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan dengan puasa sunah di bulan Syawal. Puasa ini memiliki keutamaan besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi, bahwa siapa yang berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, maka pahalanya setara dengan berpuasa selama satu tahun penuh.

Dalam menjalankan puasa Syawal, niat memegang peranan penting karena menjadi syarat sahnya ibadah, meskipun melafalkan niat puasa hukumnya sunah. Niat harus tertanam dalam hati dengan kesadaran penuh untuk menjalankan puasa semata-mata karena Allah SWT. Meski niat cukup di dalam hati, para ulama juga menganjurkan untuk melafalkannya agar lebih mantap.

Puasa Syawal dapat dilakukan mulai tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idul Fitri, dengan tata cara yang sama seperti puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Menariknya, dalam puasa sunah, niat tidak harus dilakukan sejak malam hari seperti puasa wajib, tetapi boleh diniatkan pada pagi atau siang hari selama belum makan dan minum sejak subuh. 

Berikut niat atau doa puasa syawal yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (23/3/2025).

Promosi 1

Bacaan Niat Puasa Syawal Malam Hari

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadinan adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah.”

Bacaan Niat Puasa Syawal Siang Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumian adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah."

Kapan Puasa Syawal Dikerjakan?

Puasa Syawal adalah puasa sunah yang dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri. Menurut Ustadz Alhafiz Kurniawan, waktu yang paling ideal untuk melaksanakan puasa Syawal adalah mulai tanggal 2 hingga 7 Syawal, yakni langsung setelah hari raya. Namun, seseorang tetap bisa mendapatkan keutamaan puasa Syawal meskipun melaksanakannya di luar tanggal tersebut selama bulan Syawal, bahkan jika tidak dilakukan secara berurutan.

Menariknya, seseorang yang menjalankan puasa qadha (mengganti puasa Ramadhan yang tertinggal) atau puasa nazar di bulan Syawal juga tetap berhak mendapatkan keutamaan seperti mereka yang berpuasa Syawal secara khusus. Hal ini menunjukkan betapa besar keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal, sehingga para ulama bahkan menganjurkan bagi mereka yang berhalangan melaksanakannya di bulan Syawal untuk mengqadhanya di bulan lain agar tetap mendapatkan pahala dan keberkahan dari amalan ini.

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal merupakan salah satu ibadah sunah yang memiliki keutamaan besar bagi umat Islam. Karena keistimewaannya, banyak Muslim yang berusaha menjalankannya setelah menyelesaikan puasa Ramadhan. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan bahwa ada empat keutamaan utama dari puasa Syawal, berikut di antaranya.

1. Menjadikan pahala puasa setara dengan setahun penuh

Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh (HR Muslim). Ini karena dalam Islam, setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat.

2. Menyempurnakan puasa Ramadhan

Puasa Syawal dapat dianggap sebagai penyempurna dari puasa Ramadhan, sebagaimana amalan sunah yang melengkapi ibadah wajib. Hal ini serupa dengan ibadah shalat sunah yang menjadi pelengkap bagi shalat wajib.

3. Sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT

Setelah memperoleh berkah dan ampunan di bulan Ramadhan, melanjutkan puasa di bulan Syawal menjadi salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan, termasuk kesempatan untuk menyempurnakan ibadah.

4. Menjaga kesinambungan ibadah setelah Ramadhan

Puasa Syawal juga berfungsi sebagai bentuk kesinambungan ibadah agar semangat beramal tidak terhenti setelah Ramadhan berlalu. Dengan berpuasa di bulan Syawal, seseorang tetap terbiasa dalam menjalankan ibadah, sehingga keistiqamahan dalam berbuat baik dapat terjaga.

Keutamaan-keutamaan ini menjadikan puasa Syawal sebagai salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Dengan niat yang tulus dan keikhlasan dalam menjalankannya, diharapkan seorang Muslim dapat meraih pahala yang berlipat serta keberkahan dalam hidupnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya