Jelang Pemilu, Teror di Makassar Marak

Menjelang Pemilu 9 April 2014, sejumlah teror kembali marak di Kota Makassar.

oleh Eky Hendrawan diperbarui 23 Mar 2014, 19:27 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2014, 19:27 WIB
Anggota Dalmas Samapta Polwiltabes Surabaya, menemukan beberapa botol untuk molotov, saat membantu mengevakuasi lapak sayur milik pedagang, di Pasar Keputran Surabaya, Selasa (11/5) malam. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Pemilu 9 April 2014, sejumlah teror kembali marak di Kota Makassar. Kasus demi kasus yang dianggap sebagai ancama masyarakat terus terjadi, seperti bom molotov, aksi geng motor, dan peluru nyasar.

Kali ini, pos polisi lalu lintas (lantas) di depan Pasar Terong, Jalan Mesjid Raya, Kecamatan Bontoala, dibakar orang tak dikenal, Minggu (23/3/2014) sekitar pukul 01.50 Wita.

Menurut informasi yang himpun, pelakunya berjumlah 2 orang. Mereka mengendarai sepeda motor jenis matik warna biru. Sempat terdengar suara ledakan kecil satu kali. Diduga pelaku membakar pos tersebut dengan melemparkan bom molotov.

Kepala Polsek Bontoala, Kompol Nawu Thayeb membenarkan peristiwa tersebut. Hanya saja, dia membantah jika pelaku menggunakan bom molotov. Pasalnya, tidak ditemukan barang bukti yang kuat.

"Iya memang pos lantas itu sengaja dibakar orang tak dikenal, tapi bukan pakai bom molotov. Jadi pelakunya menyiramkan bensin kemudian dibakar. Menurut saksi pelakunya dua orang mengedarai sepeda motor," ujar Nawu.

Ia juga mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan penyelidikan dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan memeriksa beberapa saksi yang melihat kejadian tersebut.

"Sudah ada beberapa saksi yang kami mintai keterangan. Barang bukti yang kami amankan berupa satu botol plastik bekas yang digunakan pelaku untuk menyiram bensin," katanya.

Aksi tersebut terbilang cukup nekat. Pasalnya, jarak antara pos lantas yang menjadi targenya sangat dekat dari Polsek Bontoala yang berjarak hanya sekitar 100 meter.

Beruntung kedekatan lokasi ini membuat anggota Polsek Bontoala cepat turun memadamkan api, sehingga api tidak membakar seluruh pos lantas tersebut. "Motifnya belum belum diketahui pasti. Kami akan bekerja kerjas untuk ungkap siapa pelakunya," tegas perwira berpangkat 1 bunga itu.

Sebelumnya, aksi teror peluru nyasar menimpah Ibrahim (47), warga Jalan Kandea 3, Lorong 3, Kecamatan Bontoala, Selasa, 18 Maret lalu. Dia terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit lantaran punggung belakangnya tertembus peluru saat duduk di teras rumahnya. Dan hingga saat ini belum diketahui siapa pemilik proyektil berkaliber 9 milimeter, dengan panjang 1,5 centimeter tersebut.

Di hari yang sama, proyektil yang nyaris sama persis juga menembus rumah kontrakan milik Septroni, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea. Beruntung tidak ada korban.

Selasa, 4 Maret lalu, sekitar pukul 03.00 dini hari, posko salah satu caleg dari Partai Demokrat Aliyah Mustika, yang merupakan istri Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, di Jalan Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar, dilempari bom molotov.

Dua hari berselang, pelakunya berhasil ditangkap. Mereka masing-masing Sulkarnaen (18), warga Jalan Veteran Selatan, dan Yogi Pranata (16), warga jalan Santaria Jalahong, Makassar.

Kamis 20 Maret, sekitar pukul 23.30 Wita lalu, Suprianto (17), salah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SAMN) di Makassar, menjadi korban penganiayaan dan perampasan di Jalan Buruh, Kecamatan Wajo, yang dilakukan dua orang tak dikenal mengendarai sepeda motor.

Korban yang merupakan warga Jalan Ujung, Kelurahan Paranglayang, Kecamatan Bontoala itu, terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena terkena anak panah (busur) yang dilesatkan pelaku. Tak hanya itu, barang korban berupa smartphone warna putih juga dirampas pelaku.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya