Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hamzah Haz dan Wakil Ketua PPP Suharso Monoarfa di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Memahami sempat terjadi konflik internal dalam partai berlambang Kabah itu, Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo mengaku telah memiliki sejumlah pertimbangan.
"Kalau ada partai yang masih ada masalah kan kami juga mikir ada apa sebenarnya?" ujar Tjahjo di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2014).
Namun, kata Tjahjo, PDIP tak ingin mencampuri urusan partai lain, termasuk PPP. Sebagai sesama partai, ia mengharapkan semua partai menjaga kekompakannya, agar tidak berdampak terhadap koalisi dengan partai lainnya.
"Kami tidak campur urusan rumah tangga orang lain. Tapi sebagai sesama parpol, kan kita ingin parpol itu solid. Jangan sampai nanti ke depan kalau ada komunikasi kami nggak salah," jelas Tjahjo.
Hamzah Haz yang menumpangi sedan hitam didampingi Waketum PPP Suharso Monoarfa itu tiba di kediaman Megawati sekitar pukul 13.15 WIB. Keduanya disambut langsung Wasekjen PDIP Tjahjo Kumolo di teras rumah, yang kemudian memasuki rumah Mega guna melakukan pertemuan tertutup.
Partai berlambang Kabah itu memang baru-baru ini mengalami konflik internal. Konflik itu buntut kedatangan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dalam kampanye Partai Gerindra yang berlangsung di Gelora Bung Karno Senayan 2 bulan lalu. Pria yang akrab disapa SDA itu dianggap melanggar aturan partai.
Konflik semakin memanas setelah petinggi PPP menggelar pertemuan di Sentul, Bogor, beberapa pekan lalu. Menanggapi hal itu, Suryadharma mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pemecatan 3 pengurus daerah dari kubu Sekjen PPP Romahurmuziy.
Advertisement
Konflik akhirnya mereda setelah diadakan islah atau perdamaian antara kubu SDA dan kubu Romahurmuziy -- atas fatwa Ketua Majelis Syariah Maimun Zubair. Kedua kubu berhasil damai pada hari kedua Mukernas III PPP di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis 24 April lalu.
Dalam islah tersebut, dengan mata berkaca-kaca SDA menyampaikan maaf dan menyatakan telah melanggar AD/ART partai. Ia juga mengaku bersalah karena telah melakukan manuver politik ke Partai Gerindra tanpa kesepakatan PPP.
(Shinta Sinaga)